Media Bawean, 15 Desember 2011
Distribusi pasokan bahan bakar minyak ke Pulau Bawean, hingga kini belum bisa dipastikan aman. Penyebabnya, PT Pertamina tidak memiliki depo bongkar muat minyak yang secara khusus melayani pengiriman premium dan solar ke Bawean.
Selama ini, pengiriman BBM dilakukan dari pelabuhan Brondong. Namun, sejak kasus terbakarnya kapal pengangkut BBM, otoritas pelabuhan Brondong melarang pengiriman BBM dari pelabuhan setempat. Dalam Surat NomorUK.112/I/16/KUPP.- BRG-2011, enam kapal yang selama ini mengangkut BBM ke Bawean tidak diperbolehkan melakukan bongkar muat di Brondong Lamongan. PT Pertamina maupun Pemkab Gresik sebenarnya sudah memilih alternatif di Pelabuhan Gresik, namun pilihan itu ditolak Administrator Pelabuhan Gresik.
“Sangat riskan kalau bongkar muat dilakukan di pelabuhan umum Gresik. Karena, pelabuhan Gresik terdapat ratusan kapal dan rawan terjadinya kebakaran,”kata Nanang Afandi, Kasie Kepalabuhanan Adpel Gresik.
Mendapat penolakan demikian, Pemkab Gresik akhirnya mencari jalan keluar sementara. Salah satunya, menggunakan pelabuhan perikanan di Desa Campurrejo Kecamatan Panceng.
“Di sana, nanti BBM yang dikirim melalui truk tangki Pertamina langsung dikirim ke Bawean melalui kapal pengangkut yang disediakan oleh dua agen pemasaran Pertamina,” terang Sentot Supriyohadi, Kabag Sumber Daya Alam Pemkab Gresik.
Disebutkan Sentot, karena bersifat sementara, pihaknya akan mencari alternatif lain untuk mengirimkan BBM sebanyak 334 kiloliter (kl) per bulan ke Bawean. Saat ini, kebutuhan BBM di Bawean sebanyak 334 kl dipasok oleh enam kapal layar motor (KLM). Masing-masing yaitu Agen Husen Kadir menggunakan KLM Dharma Fery, KLM Cinta Kembar, KLM Wahyu Sejati, KLM Sinar Bahari, dan KLM Aji.
Kelima KLM tersebut mengangkut 184 kl premium, 200 kl solar per bulan. Sementara, Agen Solahudin mengoperasikan KLM Putra Pelita dengan kapasitas angkut 150 kl premium dan 44 kl solar.
“Seluruh BBM itu dipasok PT Patra Niaga, anak perusahaan Pertamina ke Bawean,” jelas Sentot.
Belum adanya kepastian pelabuhan bongkar muat ini, disesalkan oleh Sekretaris FKB DPRD Gresik, Ahmad Muhajir. Politisi asal Bawean ini meminta Pemkab Gresik untuk meminta bantuan ke PT Pelindo III Cabang Gresik, agar diizinkan melakukan bongkar muat BBM. Pelabuhan Campurerjo, Panceng dianggap kurang memadai digunakan sebagai tempat bongkar muat BBM.
“Selain kapasitasnya kecil, lokasinya cukup jauh dan tidak bisa optimal untuk melakukan bongkar karena tidak tersedia depo penyimpanan minyak,” kata Muhajir.
Kondisi itu, lanjut Muhajir, dikhawatirkan berdampak pada gangguan pasokan ke Bawean. Pada akhirnya, hal itu akan mengganggu ketersediaan BBM di Pulau Bawean.
“Ujung-ujungnya, BBM di Bawean akan langka, harganya naik, dan masyarakat yang kena getahnya,” pungkas Anggota Komisi C DPRD Gresik ini. (ris/rie/kin)
Sumber : KORAN RADAR SURABAYA