Media Bawean, 29 Oktober 2012
Kapal Express Bahari milik PT. Pelayaran Sakti Inti Makmur (SIM) sampai saat ini belum beroperasi melayani pelayaran jurusan Gresik - Bawean. Sementara calon penumpangnya masih banyak menunggu sampai kapal cepat dengan waktu tempuh 3 jam kembali beroperasi melayani Gresik - Bawean. Diantaranya KH. Bajuri Yusuf, LC. sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Hasan Jufri Lebak, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur.
Ditemui Media Bawean (sabtu, 27/10/2012), KH. Bajuri Yusuf mengharap kepada Pemerintah Kabupaten Gresik untuk memberikan izin beroperasinya kapal cepat Express Bahari melayani pelayaran Gresik - Bawean.
"Saya sangat setuju bila Pemerintah Daerah membeli kapal yang layak, setidaknya kapal cepat seperti kapal Express Bahari,"katanya
"Tapi sebelum memiliki kapal sendiri, semestinya pemerintah tetap memberikan izin kepada pihak perusahaan kapal cepat untuk melayani pelayaran Gresik - Bawean. Demi pelayanan terbaik kepada masyarakat, serta kebutuhan warganya masih tinggi untuk menggunakan kapal cepat,"ujarnya.
"Bila pemerintah
sudah memiliki kapal sendiri yang layak untuk beroperasi Gresik -
Bawean, silahkan dievaluasi pelayaran milik non pemerintah agar pelayanan
yang dimiliki sendiri lebih maksimal,"paparnya
.
"Semestinya
tatanan yang sudah baik seperti dahulu, tidak dirusak dengan memasukkan
kapal baru sehingga berdampak seperti sekarang ini,"pungkasnya.
Menurut KH. Bajuri Yusuf, beroperasinya kapal cepat milik PT. Pelayaran SIM bersama kapal dharma kartika milik PT. Dharma Luatan Utama seperti dahulu sudah cukup stabil dan baik untuk melayani Gresik - Bawean.
"Berapa banyak dampak akibat beroperasi kapal cepat dihentikan, diantaranya banyak warga untuk segera dirujuk ke daratan mengalami kendala sampai meninggal dunia,"tuturnya.
"Termasuk peristiwa calon penumpang bermalam di Pelabuhan Gresik, akibat ketidakjelasan jadwal kapal Gresik - Bawean. Seperti KH. Hazin sebagai tokoh di Pulau Bawean menyatakan masyakkat termasuk penyiksaan terhadap warga Pulau Bawean,"ungkapnya.
"Terusterang, saya sendiri masih ada keperluan untuk segera berlayar bertujuan memeriksakan kesehatan, tapi kondisi pelayaran tidak tetap membuat malas untuk berlayar,"terangnya.
KH. Bajuri Yusuf meminta kepada pemerintah untuk mengevaluasi harga tiket kapal PT. Dharma Lautan Utama. Yaitu jurusan Gresik - Bawean seharga Rp.130ribu tanpa jatah makan, sedangkan jurusan Surabaya - Kumai seharga Rp.160ribu dengan memperoleh jatah makan. (bst)