Media Bawean, 10 Okbtober 2012
Oleh : Abdul Basit Karim
Persoalan transportasi laut Gresik - Bawean dari dahulu hingga sekarang belum kunjung selesai dibahas, hampir setiap saat topik ini menjadi perbincangan hangat. Perbandingan kecepatan kapal, sampai jenis kapal, termasuk persoalan perizinan. Dampaknya calon penumpang sebagai korban akibat persoalan klasik belum terselesaikan.
Solusi paling tepat bila ingin lebih cepat, semestinya bandara pesawat terbang di Tanjungori segera dioperasikan. Tentunya lebih cepat dari kapal laut, kendala penerbangan sangatlah sedikit bila dibandingkan transportasi laut. Kendala ketinggian gelombang laut masih menunggu sampai berhari-hari, sedangkan kabut tebal hanya menunggu hitungan detik atau menit saja.
Pembangunan lapangan terbang (lapter) di desa Tanjungori, dimulai tahun 2004 sampai sekarang tahun 2012 belum terselesaikan. Alasannya, pembebasan lahan milik warga menjadi kendala utama sehingga pembangunan tak kunjung selesai. Menghadapi persoalan pembebasan lahan yang rumit, tentunya pemerintah mempunyai kemampuan untuk mengatasi dalam waktu singkat tidak sampai molor dalam hitungan mendekati 10 tahun lamanya.
Janganlah membuat
janji tapi kenyataannya belum terealisasi, buktinya lapter akan selesai
tahun 2010, berubah tahun 2011, selanjutnya akan beroperasi tahun 2012,
lalu berlanjut tahun 2013 akan dioperasikan. Kapan selesai dan
beroperasinya?
Warga Pulau Bawean dimanapun berada, termasuk di luar negeri seperti di Malaysia dan Singapura, termasuk wisatawan dari luar Pulau Bawean masih menunggu sampai kapan pesawat terbang terselesaikan atau dioperasikan.
Menurut pendapat penulis, daripada Pemerintah Kabupaten Gresik membentuk BUMD PT. Gresik Samudera untuk menangani transportasi laut, lebih baik menancapkan gasnya untuk segera menyelesaikan persoalan pembebasan lahan, selanjutnya mengawal pembangunan sampai selesai, lalu dioperasikan untuk melayani penerbangan Bawean - Surabaya.
Melihat kondisi lapangan terbang (lapter) sekarang ini, sepertinya pelaksanaan pembangunan dilaksanakan seperti mainan, diputar-putar seperti bermain gasing tak kunjung selesai. Sementara peminatnya masih menunggu-nunggu sampai kapan lapangan terbang akan dioperasikan untuk segera terbang ke Pulau Bawean.
Ironisnya, meneropong langsung ke lapangan terbang di Tanjungori, ternyata sekarang dimanfaatkan warga sekitar untuk mengembala sapi sehubungan banyak rumput yang tumbuh subur di area bandara. Sepertinya beralih fungsi bandara sebagai tempat mangkalnya pesawat menjadi tempat mengembala hewan ternak.
Warga Pulau Bawean secara umum menunggu keseriusan Pemerintah Kabupaten Gresik, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Republik Indonesia untuk segera menuntaskan pembangunan lapangan terbang untuk segera dioperasikan demi kelancaran transportasi menuju atau dari Pulau Bawean.