Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Menggali Potensi Wisata Ekspedisi
Di Kepulauan Bawean

Menggali Potensi Wisata Ekspedisi
Di Kepulauan Bawean

Posted by Media Bawean on Minggu, 18 Agustus 2013

Media Bawean, 19 Mei 2013 

Juara III

Lomba Menulis Opini Dan Artikel
Kategori Umum




Nama Penulis : Patsun, S.Pd.I 


Pekerjaan : Karyawan MA Hasan Jufri 
Alamat Asal : Dusun Dedawang – Desa Telukjati 
Alamat Tinggal : Ponpes Hasan Jufri - Lebak 

Bawean lebih tepat disebut sebagai kepulauan Bawean, karena terdiri beberapa pulau dan bukan hanya Pulau Bawean saja yang berpenghuni. Kepulauan Bawean banyak menyimpan ragam pesona wisata bahari, memiliki kekayaan ekologi bawah laut yang luar biasa mempesona, berupa gugusan pulau yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Jika dipertanyakan bagaimana dengan pesisirnya, tentu saja daya tarik setiap pulau berbeda-beda, tapi sebagian besar merupakan pantai berpasir yang beraneka ragam warna tipe pesisir tropis yang hangat. Ada tiga pulau yang berpenghuni dan delapan pulau yang tidak berpenghuni. Sunguh asyik dan indah jika dilakukan petualangan menjelajah (ekspedisi) di Kepulauan Bawean, selain panorama alamnya yang indah, pulau-pulau yang ada relatif berdekatan dan mudah dijangkau, tidak terkesan angker, dan masih alamiah. Tidak heran jika Pulau Bawean disebut Pulau Perawan, karena memang alamnya masih sangat alamiah dalam segala lini. Diperlukan banyak waktu untuk menikmati indahnya wisata di Kepulauan Bawean, setidaknya perlu dua minggu lebih untuk habis menelusuri dan melakukan edukasi terhadap potensi alamnya. Bagi orang yang punya waktu libur panjang, sangatlah tepat untuk refreshing (menyegarkan diri) untuk menghilangkan semua kepenatan dan kejumudan beban pekerjaan, Kepulauan Bawean tempatnya untuk melakukan terapi pemulihan dari kesetresan problematika kehidupan.

Terinspirasi dari istilah ekspedisi, yang salah satu artinya adalah melakukan perjalanan dengan tujuan-tujuan tertentu atau tapak tilas dari sebuah rangkaian perjalanan atas orang terdahulu yang telah melakukan perjalanan tersebut, maka penulis mencoba mendiskripsikan pengalaman sebagai anak nelayan majeng (red: Bawean) hasil petualangan menjelajah kawasan Kepulauan Bawean. Salah satu kegiatan asyik saat menjelajahi beberapa Pulau Bawean adalah banyak ditemukan panorama laut yang menarik sekaligus tantangan yang sangat mengesankan. Meskipun minim informasi, tak sedikit para pelancong (terutama tim ekspedisi perguruan tinggi) yang berpetualang ke pulau-pulau tersebut, informasinya banyak keunikan yang dapat dilihat, mulai pantai yang masih perawan sampai kepada keajaiban alam lainnya yang luar biasa mengagumkan. Karena itu, dalam tulisan artikel ini diberi judul: “Menggali Potensi Wisata Ekspedisi Pulau di Kepulaun Bawean”. Semoga tulisan ini memberikan inspirasi juga kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (UPT Budpar) Bawean untuk menambah wahana bank data dan dokumentasi destinasi wisata di Kepulaun Bawean, sehingga ke depan dapat dijadikan acuan dalam pembangunan dan pengembangan wisata di kepulauan Bawean, khususnya dalam melakukan pemetaan letak-letak startegis yang perlu dimantapkan dalam pengembangan sentral wisata bahari di kepulauan Bawean.

Pulau-pulau yang dapat dikunjungi di Kepulauan Bawean diantarnya; untuk tiga pulau yang berpenghuni adalah Pulau Bawean, Pulau Gili-Timur dan Gili-Barat. Sedangkan pulau-pulau yang tidak berpenghuni antara lain Pulau Mauri (selayar), Pulau Deci (anak selayar), Pulau Noko-Selayar, Pulau Noko-Gilitimur, Pulau Gusong, Pulau pacinan (China), Pulau Karangbille dan Pulau Nusa. Jika tujuan datang ke Pulau Bawean untuk refreshing menikmati semua potensi destinasi wisata Pulau Bawean termasuk kepingin berpetualangan wisata ekspedisi ke pulau-pulau yang ada di sekitar Pulau Bawean, maka harus mempertimbangkan bulan-bulan kunjungannya, karena Pulau Bawean adalah pulau lepas yang sangat terpengaruh terhadap cuaca dan iklim global, sebaiknya tidak berkunjung pada bulan Desember sampai dengan Pebruari, yang biasanya merupakan bulan rephut (red. Bawean), puncak musim badai dan penghujan. Bulan-bulan yang sangat bersahabat untuk berkunjung ke Pulau Bawean adalah bulan Maret sampai dengan Oktober, gelombang laut begitu tenang seakan mengerti jika bulan-bulan itu adalah moment baik untuk bersantai menikmati kesempatan liburan (terutama bagi pelajar). Berikut deskripsi wisata ekspedisi pulau-pulau di Kepulauan Bawean jika ingin berpetualangan mengarungi keindahan panorama alam Kepulauan Bawean :

1. Pulau Bawean
Pulau Bawean adalah pulau sentral yang dihuni oleh banyak penduduk dan sebagai pusat pemerintahan di Kepulauan Bawean, terdiri atas dua kecamatan yang terbagi menjadi 30 Desa, memiliki potensi wisata yang luar biasa. Jika diklasifikasi wisata di Pulau Bawean meliputi destinasi wisata alam (pantai, kolam air panas, danau), destinasi ekowisata (menjelajah gunung, flora-fauna, hutan mangrove, nipah, habitat atau penagkaran rusa, dan potensi alam lainnya), destinasi wisata seni-budaya, destinasi wisata ziarah, desitinasi wisata kuliner dan lain sebagainya. Jika ingin menjelajah untuk menikmati potensi wisata yang dimiliki Pulau Bawean, sebaiknya datang dulu ke Kantor Dinas Kebudayan dan Pariwisata Bawean yang terletak di Dusun Sawahlaut Desa Sawahmulya, mintalah informasi selengkap mungkin dan jika perlu meminta pendampingan pelayanan, biar hemat waktu dan biaya, termasuk jika ingin melanjutkan wisata ekspedisi pegunungan dan pulau-pulau di Bawean lainnya.

2. Pulau Gili-Timur
Pulau Gili-Timur merupakan pulau terbesar kedua Kepulauan Bawean, berupa bukit dengan lereng datar yang lebih luas, mengitari pulau ini dengan berjalan kaki perlu waktu sekitar 2 jam, berpenghuni sekitar 217 kepala keluarga (735 orang), termasuk salah satu Dusun dari kawasan Desa Sidogedungbatu Kecamatan Sangkapura. Dari Pulau Bawean dapat ditempuh dari berbagai pantai dengan menaiki sampan atau kalotok (perahu mini bermotor terbuat dari kayu), tergantung keinginan wisatawan untuk menempuhnya. Jika ingin menempuh 1-2 jam maka dapat naik sampan dari pantai wilayah Desa Sungaiteluk (Dusun Sungaitopo), Desa Sawahmulya (Dusun Bom) dan Desa Sungairujing (Dusun Taubat). Jika hanya ingin menempuhnya 20 menit saja sebaiknya naik sampan dari Desa Daun (Dusun Alas Timur) dan Desa Sidogedungbatu (Dusun Pamona).

Untuk memudahkan berkomunikasi, menggali informasi dan pelayanan di Pulau ini, sebaiknya wisatawan dapat mengajak salah satu perangkat desa Sidogedungbatu. Karena untuk kesempurnaan ada di pulau ini adalah jika diagendakan bermalam dan acara bakar-bakar ikan. Pulau ini dikelilingi pasir putih dan habitat terumbu karang yang alamiah, akan terasa menyenangkan jika mandi dan berjemur. Seharusnya datang ke Pulau ini, tidak melupakan membawa alat selam, karena akan terasa mengesankan jika menyelam untuk menikmati taman laut sekeliling dari pulau ini, atau setidaknya membawa alat pancing, sambil melihat-lihat terumbu karang, tambah mantap jika sekalian mancing aneka ragam ikan yang hidup pada habitat terumbu karangnya. Bagi yang senang camping (berkemah), amatlah indah jika mau berkemah dan bermalam di pulau ini, selain tersedia air tawar bersih secara alamiah juga terdapat fasilitas memadai seperti tersedianya lapangan sepakbola, sepak takraw dan bola voli. Apalagi ada suguhan alamiah karuniah ilahi berupa keindahan sunrise dan sunset di Pulau Gili-Timur ini.

3. Pulau Gili Barat
Pulau Gili-Barat adalah kawasan bukit (gunung) dan merupakan pulau terbesar ketiga kepulauan Bawean, berpenghuni sekitar 33 Kepala Keluarga, termasuk kawasan Dusun Bangsal Desa Dekatagung Kecamatan Sangkapura. Dari Pulau Bawean berjarak sekitar 1,5 Km, dapat ditempuh dengan jalan kaki lewat jalan semi tol yang belum selesai digarap, atau ditempuh sekitar 10 menit dengan menaiki sampan dari pantai kawasan Desa Dekatagung. Untuk mengitari keliling pulau ini memerlukan waktu sekitar 2 jam, ada berbagai tipe pantai sekeliling pulau ini karena berkorelasi dengan lereng dari pulau ini.

Untuk memudahkan berkomunikasi, menggali informasi dan pelayanan saat berada di Pulau ini, sebaiknya wisatawan dapat mengajak salah satu perangkat desa Dekatagung, karena untuk kepuasan pelayanan ada di pulau ini adalah akan lebih mantap jika diagendakan acara bakar-bakar ikan. Ada beberapa pantai yang asyik untuk digunakan bersantai apalagi membawa alat jarring, terasa asyiknya jika mandi sambil memasang jaring untuk menangkap ikan-ikan pinggir pantai. Jika membawa alat selam, sebaiknya melakukan penyelaman sebelah barat dan selatan dari kawasan laut pulau ini agar merasakan keindahan panorama taman laut, atau jika membawa alat pancing, akan tambah mantap ketika akan melihat-lihat terumbu karang, sekalian mancing aneka ragam ikan yang hidup pada habitat terumbu karang di pulau ini. Bagi yang senang camping (berkemah), amatlah syahdu menikmati udara dan hembusan gemercik ombak malam jika mau berkemah bermalam di pulau ini, karena teredia kolam mini tempat pemandian air tawar.

4. Pulau Noko-Gili
Pulau ini ada disebelah selatan pulau Gili-Timur dan sangat berdekatan jaraknya, berjarak sekitar 130 meter saja, berupa hamparan pasir putih kasar, luasnya sekitar 2500 m2. Saat air surut bisa dilalui dengan jalan kaki, tapi saat air pasang, maka harus dijangkau memakai sampan atau jukong (perahu kecil tradisional bisanya tidak bermesin). Bagi yang senang berjemur di sinilah tempatnya, pasir putih yang bersih ditambah dengan panorama deraian gemercik ombak yang indah. Jika membawa alat selam, sangat asyik dan indah jika ingin menikmati taman laut sekeliling dari pulau ini atau membawa alat pancing, sambil melihat-lihat terumbu karang, tambah mantap jika sekalian mancing aneka ragam ikan yang hidup pada habitat terumbu karang di sekitar pulau ini.

5. Pulau Gusong
Pulau ini ada di sebelah Timur Pulau Gili-Timur dan hanya kelihatan dari Pulau ini, berjarak sekitar 600 m, dapat ditempuh sekitar 30 menit, tidak berpenghuni dan belum ada kehidupan, berupa batu karang berhampar pasir putih, luas sekita 25 m2, saat air pasang tidak kelihatan karena tenggelam dengan air laut, sekitar pulau ini di kelilingi terumbu karang yang sangat mengagumkan, dan biasanya banyak nelayan yang mancing dan menjaring ke Kawasan Pulau ini. Saat air surut sungguh menawan jika berrekreasi sambil bakar-bakar ikan ke Pulau ini.

6. Pulau Mauri (Selayar)
Orang Bawean menyebut Pulau Mauri dengan sebutan Pulau Selayar, Pulau ini ada di sebelah timur laut wilayah Dusun Taubat Desa Sungairujing Kecamatan Sangkapura, dengan Pulau Bawean hanya berjarak sekiat 120 meter saja, berupa kawasan perbukitan (gunung) dengan luas sekitar 95 Ha, lerengnya berupa beraneka tipe pantai, saat air laut surut tampak sangat indah panorama pulau ini, dapat dijangkau hanya dengan jalan kaki, termasuk mengitari sekeliling alam pulaunya. Sebelah selatan, pandangan akan dimanjakan dengan bebatuan cadas yang terjal berseling dengan pasir putih. Di sebelah timur, terdapat dua cerukan yang menyerupai gua. Tidak hanya panorama yang menakjubkan, pulau ini juga memiliki keunikan berupa mata air tawar yang berada di sebelah timur. Biasanya pengunjung menghabiskan waktu untuk mandi.

Saat air laut surut dan apalagi saat musim liburan sekolah, biasanya pulau ini sangat ramai pengunjung, berwisata sambil mencari kerang. Bagi dunia pendidikan, sangatlah tepat jika ingin mempelajari berbagai bentuk tipe ekosistem pantai, sambil belajar taksonomi atau morfologi hewan invertebrata pantai. Hutan pulau ini masih sangat hijau walau tidak rindang karena pengaruh bebatuan penyusun areanya, terlihat dan terdengar keramain populasi kera hutan, baik yang lagi bermain di bebatuan pantai maupun yang bergantungan di atas pohon, seakan menyapa hormat kepada para pengunjung. Untuk mengelilingi pulau Selayar, memakan waktu sekitar 1,5 jam. Namun dipastikan, waktu selama itu terpuaskan dengan panorama dan kesejukan alamnya.

7. Pulau Deci (Anak Selayar)
Pulau ini ada di sebelah timur laut dan berdekatan dengan Pulau Mauri berjarak sekitar 40 meter saja, tergolong pulau kecil berbukit tidak berpenghuni, luas sekitar 650 m2. Baik saat air laut pasang maupun surut, pulau ini dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Mandi disekitar Pulau ini sangatlah mengasyikkan karena air lautnya yang sangat jernih karena sekelilingnya dan dasar alas pantainya yang berupa batuan beku. Sepertinya Pulau Mauri dan Pulau Deci merupakan satu kesatuan pulau. Jika senang berpetualangan dengan dengan air laut, memang akan lebih mengesankan jika menjelejahi berkeliling pulau ini dengan menaiki sampan. Bagi yang suka menyelam dan mancing, dapat dilakukan disebelah selatan dan timur dari Pulau ini, karena taman laut berupa terumbu karang masih sangat alamiah.

8. Pulau Noko-Selayar
Pulau ini ada disebelah timur Pulau Mauri (kawasan Desa Sungairujing Kecamatan Sangkapura), naik sampan dari Dusun Taubat dapat ditempuh sekiat 30 menit, berupa hamparan pasir putih kasar, dengan luas sekitar 1 Ha. Biasanya banyak wisatawan yang menaiki sampan dari Dusun Bom (Desa Sawahmulya) menuju pulau ini dengan tujuan ingin menikmati penjelajahan arung laut Bawean. Bagi yang senang berjemur di sinilah tempatnya, pasir putih yang bersih ditambah dengan panorama deraian gemercik ombak yang indah. Jika membawa alat selam, sangat asyik dan indah jika ingin menikmati taman laut sekeliling dari pulau ini atau membawa alat pancing, sambil melihat-lihat terumbu karang, tambah mantap jika sekalian mancing aneka ragam ikan yang hidup pada habitat terumbu karang. Ada dua tipe suasana mandi di Pulau Noko-Selayar ini, jika ingin mandi dengan deruan ombak maka sebaiknya mandi sebelah selatan, tapi yang menginginkan ketenangan air atau bagi pemula yang tidak bisa berenang, maka di sebelah utara tempat yang paling nyaman untuk mandi berenang.

9. Pulau China
Jika air lagi surut, pulau ini dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Pulau ini berada di kawasan barat Pulau Bawean, tepatnya masuk wilayah Desa Telukjati Kecamatan Tambak, dengan pantai Dusun Dedawang hanya berjarak sekitar 0,7 Km saja, berupa kawasan perbukitan (gunung) dengan luas sekitar 95 Ha dan termasuk pulau tidak berpenghuni, lerengnya berupa beraneka tipe pantai, saat air laut surut tampak sangat indah panorama pulau ini, dan dapat mengitari sekeliling alamnya dengan berjalan kaki. Hutan pulau ini sangat hijau dan alamiah, terlihat dan terdengar keramain populasi kera hutan endemik pulau ini, yang bergantungan di atas pohon atau lagi mengintip di balik bebatuan. Dalam hutan Pulau ini, masih diduga sebagai salah satu habitat Rusa Bawean. Sebelah selatan Pulau ini terhampar luas pantai berkerikil dengan batu-batu beku kecil beraneka bentuk hasil modifikasi deraian ombak. Melakukan penyelaman atau mandi akan menambah suasana menawan ada di Pulau ini, karena air lautnya bersih belum terkontaminasi polutan.

10. Pulau Karang Bile
Pulau ini termasuk kawasan tidak berpenghuni, ada di sebelah barat kawasan Kecamatan Tambak, tepatnya Desa Tambak, berjarak sekitar 2 Km atau ditempuh hampir satu jam dari pantai Tambak, berupa gunung, dengan lereng bebatuan, luas sekitar 1 Ha, terasa sunyi senyap karena terkesan tidak ada tanda-tanda kehidupan, terkadang hanya terdengar suara burung yang mampu bertahan berada di Pulau ini.

Naik sampan menuju pulau ini jelas akan merasakan kesan yang menakjubkan, disamping dapat menyaksikan kealamiahan taman laut di sekitar pulau ini, dapat juga memandang indahnya panorama alam Pulau Bawean dari Pulau ini. Sekeliling pulau ini berupa pantai kerikil, yang secara alamiah hasil pemecahan ombak tehadap pondasi bongkahan batu. Mengitari pulau ini hanya bisa dilakukan dengan mutar-mutar naik sampan saja, tidak bisa dilalui dengan berjalan kaki, karena letaknya yang berada di tengah laut lepas. Jika menyempatkan untuk mandi dan menyelam di sekitar pantai pulau ini, jelas dapat menyenangkan karena air lautnya sangat jernih dan dasar pantainya berupa bebatuan beku.

11. Pulau Nusa
Pulau ini ada di sebelah selatan Pulau China, berjarak sekitar 3 Km, dapat ditempuh sekitar 1,5 Jam, pulau tidak berpenghuni, berupa bebatuan karang yang menjulang, luas sekita 25 m2, pulau ini seringkali dijadikan tempat peristirahatan nelayan sambil bakar-bakar ikan, terkadang dimanfaatkan untuk menuai sarang burung wallet, karena di selah-selah batu karang yang menjulang menjadikan habitat burung wallet. 

Sumbang saran pemikiran :

Sebenarnya wisata ekspedisi pulau di Kepulauan Bawean telah lama menjadi incaran para wisatawan terutama wisatawan asing. Namun biaya operasinonal yang harus dikeluarkan untuk menjelajah ke pulau-pulau di Bawean masih tergolong mahal, karena kealamiahannya menjadi alamiah juga untuk biaya yang harus dikeluarkannya. Belum ada sentuhan dari program dinas pariwisata Kabupaten Gresik untuk mengekspolitasi wisata ekspedisi pulau ini (misal menyediakan speedboat untuk pelayanan wisata ekspedisi pulau ini). Wajarlah jika terkesan mahal, karena harus menyewa sampan/kalotok bermotor yang notabene milik nelayan yang digunakan untuk menangkap ikan yang merupakan profesi utama untuk biaya kehidupannya, yang secara kalkulasi ekonomi, telah dirugikan waktu dan tenaga untuk melayani perjalanan para wisatawan petualangan tersebut.

Misalkan pemerintah atau investor sudah mau peduli dan menyediakan fasilitas untuk petualangan wisata ekspedisi pulau-pulau di Bawean ini, maka lengkaplah sudah potensi destinasi objek wisata di Kepulauan Bawean. Setidaknya harus menyediakan beberapa speedboat, alat-alat selam (Snorkeling) dan glass bottom boat (perahu yang dibawahnya terbuat dari kaca yang bening, agar dapat melihat alam bawah laut melalui dalam perahu) untuk memfasilitasi wisata ekspedisi jika ingin melihat sempurna keindahan alam taman laut Kepulaun Bawean yang masih alamiah. Banyak potensi wisata bahari yang dapat dikembangkan di Kepulauan Bawean, terutama wisata permainan olah raga bahari, dapat disentralkan di kawasan tertentu, seperti: kawasan Pulau Selayar, Pulau Gili-Timur, Pulau Gili-Barat, Pulau China dan Pulau Karang Bille, maka akan lengkap pesona wisata bahari Bawean jika kawasan pulau-pulau ini dilengkapi dengan fasilitas permainan olahraga laut seperti: parasailing (bermain payung parasut yang ditarik oleh speedboat), banana boat (perahu karet tunggal berbentuk pisang yang ditarik oleh speedboat), Rolling Donut (perahu karet berbentuk kue donat yang ditarik oleh speedboat), flying fish (perahu karet berbentuk ikan yang ditarik oleh speed boat), water ski/ wake board (papan ski/ perahu luncur yang ditarik oleh speedboat), dan jet ski (sepeda motor di atas air laut), dan lain-lain.

Disamping perlu dilengkapi dengan fasilitas permainan wisata bahari yang modern seperti di atas, yang biasanya pengkonsumsinya adalah orang dewasa, juga perlu untuk memperhatikan kebutuhan wisata lokal berupa ketersediaan fasilitas permainan anak-anak, karena pada perinsipnya tarkadang kebanyakan orang melakukan rekreasi atau wisata karena tuntutan untuk menghibur dan mensantairiakan aktivitas anak-anak. Sebenarnya bisa saja kealamiahan potensi wisata ekspedisi pulau di Kepulauan Bawean berjalan secara alamiah juga dengan memberdayakan sampan, kalotok dan jokung, tetapi harus ada konsistenitas kometmen tentang penarikan harga yang seragam dan manusiawi, yang disesuaikan dengan jarak tempuh, dan tentunya perlu kejujuran dan integritas kedisiplinan bagi pemilik sampan/kalotok. UPT Budpar Bawean harus mengakomodir dan mengatur harga jasa sampan/kalotok yang sesuai dengan jarak tempuh, dan disosialisasikan kepada masyarakat, agar masyarakat bisa memberikan kontrol-jawaban terhadap pertanyaan jasa penggunaan sampan/kalotok tersebut. Pulau Bawean memilki banyak asset destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan dan dieksploitasi terutama potensi alam baharinya. Bangitlah warga Kepulauan Bawean dengan menjadi warga yang sadar dan mengerti. Mari kita jaga dan lestarikan pesona alam Bawean dan mari kembangkan menjadi objek wisata yang potensial.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean