Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Eksistensi Seni Korcak,
Potensi Destinasi Wisata Seni
Etnik Bawean Yang Terpinggirkan

Eksistensi Seni Korcak,
Potensi Destinasi Wisata Seni
Etnik Bawean Yang Terpinggirkan

Posted by Media Bawean on Minggu, 18 Agustus 2013

Media Bawean, 18 Agustus 2013 

JUARA III
Lomba Menulis Opini Dan Artikel 
Kategori : Pelajar  

Nama Penulis : Abdurrahman
Nama Sekolah : MA Hasan Jufri
Kelas : XII Program Kegamaan
Alamat Asal : Dusun Dayasungai - Desa Sungairujing
Alamat Tinggal : Ponpes Putra Hasan Jufri
Hobi seni : Vokalis Group Hadrah Al-Banjari MA Hasan Jufri 


Tidak disangsikan lagi jika Pulau Bawean sangat kaya akan potensi panorama dan keunikan alamnya berupa gunung, alam bahari, pulau, pantai, danau, hutan, flora-fauna, air terjun, air panas dan potensi alam lainnya. Potensi alam tersebut dapat dikelola menjadi destinasi wisata alam, wisata edukasi, wisata ekspedisi, karya wisata, dan ekowisata. Tidak hanya kekayaan alam saja yang dimiliki oleh Pulau Bawean, tetapi juga kaya potensi seni-budaya yang dapat mendukung prospek Bawean menjadi pulau wisata, seperti: kercengan, gelipang, mandailing, dungkah, dikker, korcak dan lain sebagainya. Potensi wisata seni budaya yang ada di Pulau Bawean berpeluang besar untuk dikelola juga, karena memiliki ragam budaya yang bernilai ekonomis. Penulis mencoba mengemukakan penilaian terhadap potensi wisata yang dimiliki Pulau Bawean dari sisi aset kesenian tradisional yang membudaya dalam masyarakat, diantaranya seperti Seni Korcak Bawean.

Pulau Bawean memiliki bermacam budaya karena dibangun oleh ras yang beragam dan dibangun atas hasil modifikasi dari budaya merantaunya, sehingga akhirnya Bawean memiliki seni budaya dengan ciri khas, yang pada akhirnya diakui sebagai etnik tersendiri. Etnik Bawean ini dinilai memiliki warisan budaya lokal yang menjanjikan. Jika optimalisasi pengembangan budaya diperhatikan secara serius, maka potensi terhadap beragam kebudayaan ini bisa dipromosikan sebagai wisata seni atau wisata budaya dan nilai ekonominya bisa berkontribusi terhadap pembangunan rakyat pulau Bawean. Terdapat sejumlah tempat di Pulau Bawean yang mampu mempertahankan seni tradisonal Bawean sebagai kebudayaan lokal yang diwariskan secara berkelanjutan kepada turunannya, dan mampu mempertahankan eksistensi seni tersebut dalam budaya hiburan masyarakat lokal setempat, misalkan dikker di Desa Gunungteguh konsisten diangkat masyarakat setempat dalam budaya memperingati maulid nabi, kercengan saat menghibur penganten ketika duduk di pelaminan umumnya dilaksanakan masyarakat kecamatan tambak, seni korcak konsisten diangkat oleh masyarakat Desa Patarselamat dalam tradisi mengantarkan rombongan penganten, dan masih banyak seni lainnya. Seni tradisional Korcak Bawean digolongkan dalam rumpun seni hadrah, yaitu seni yang disakralkan dalam kehidupan bermasyarakat karena mengandung pujian-pujian terhadap Rasulullah, manusia yang dianggap paling mulia, sebagai figur untuk diteladani dalam segala lini kehidupan, dan pembawa rahmat bagi alam semesta ini. Seni korcak memadukan antara alat rebbana, dungdung (red: Bawean), tari rampak kalangan pemuda dan diiringi lagu bersenandung pujian bagi Rasulillah (menendangkan sholawatan dalam kitab berzanji). Seni Korcak Bawean sampai saat ini tetap benuansa islami, dengan pelakunya tetap terdiri atas kaum adam, dengan berpakaian khas ala malayu, dengan tarian tampak rampak dengan mengedepankan kesopanan seiring dengan lantunan pujian-pujian yang mengikuti gemercak gemulainya musik perpaduan rabbana dan dungdung. Ada yang beranggapan bahwa Seni Korcak Bawean merupakan modifikasi hasil akumulasi anatara seni gelipang, kercengan, albanjari dan zamrah, yang yang diformulasikan untuk seni tradisional bagi kalangan kaum pria.

Seni Korcak Bawean tidak berkembang pesat seperti seni tradisional lainnya, barangkali karena pelakunya adalah laki-laki, dan tidak mudah membangun mental pemberani pada laki-laki untuk tampil dalam arena pertunjukan yang mayoritas penonton penikmatnya adalah dari kalangan kaum hawa, dan juga kemampuan membawakan bacaan berzanji, menyebabkan hanya Dusun-Dusun tertentu yang mampu mempertahankan Seni Korcak Bawean ini. Sampai saat ini Group Seni Korcak Bawean yang eksis bertahan hanya dua Desa saja, dan semuanya ada di Kecamatan Sangkapura, yaitu Desa Patarselamat (ada: di Dusun Gunungmalang, Dusun Bungaran, Dusun Kuduk-Kuduk, dan Dusun Sukela), dan Desa Gunungteguh (ada : di Dusun Menara dan Dusun Gunungsoka).

Menurut penuturan H.Hamsun selaku ketua Group Seni Korcak Menara, istilah Korcak mungkin diambil dari bentuk kreasi seninya, yaitu pembawa lagu terdiri atas sekelompok orang yang menendangkan bersama berupa nyanyian berisi puji-pujian terhadap kanjeng Rasulillah, yang dalam seni suara disebut ‘kor’, kemudian kumandang lagu tersebut diikuti rampaknya kercek yang ada pada rabbana mengiringi alunan musik dari detak-dentum dungdung, dan sangat tampak mempengaruhi gerakan pelakunya yang kelihatan ranccak, sehingga seni hadrah ini disebut korcak. Seni korcak asalnya berkembang di Desa Patarselamat, yaitu di Dusun Sukela, dan infonya digagas oleh Ahmad Qasidah seorang pendatang yang berasal dari Sumatera dan menetap di Dusun Sukela tersebut. Asal muasalnya seni tradisional korcak ini hanya diperuntukkan untuk mengiringi rombongan dalam mengantarkan penganten pulang ke tempat mempelai wanita, atau sebaliknya mengantarkan penganten bermain ke rumah orang tua mempelai pria. Dalam pekembangannya untuk menghibur rombongan setelah sampai di tempat pelaminan, dibuatlah kreasi tarian untuk mengiringi lantunan syahdu dari musik korcak tersebut, konon yang mempeloporinya adalah Group Korcak Menara. Seni hadrah etnik Bawean termasuk korcak hingga saat ini menjadi andalan dan menarik karena irama musiknya yang enak didengar dan terdapat gerakan tarian yang kompak dan rancak.

Keunikan Seni Korcak Bawean terletak pada kreasi gerakan tari yang terkesan santun. Setiap Dusun yang ada di Desa Patarselamat dan Gunungteguh memiliki corak tari tersendiri dengan nilai serta filosofi kreatifnya masing-masing, yang kemudian dipertahankan dari generasi ke generasi. Seiring dengan perkembangan zaman, Seni Korcak sudah mulai dipinggirkan, hampir sudah tidak pernah ditampilkan dalam efen Festival ataupun dalam pagelaran seni yang sering diselengggarakan setiap tahunnya, untunglah dalam adat budaya resepsi mantenan masih banyak yang mengangkat seni korcak sebagai hiburannya. Jika misal Pulau Bawean sudah akan dicanangkan menjadi tempat wisata, maka bagi insan pelaku seni dan budayawan sudah harus bisa mengemas seni korcak tersebut dalam bagian paket wisata seni Bawean, agar tambah mampu memberikan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Bawean. Seni Korcak Bawean sudah harus diberi kesempatan untuk ditampilkan dalam pagelaran seni etnik bawean setiap tahunnya, apalagi jika diikutsertakan dalam lomba, biar tidak terpinggirkan, agar lambat laun tidak mengalami kepunahan, bahkan jika perlu selalu ditampilkan pada saat ada rombongan wisatawan datang berkunjung ke Bawean. Hal ini menjadi semakin menarik apabila ditampilkan dalam paket seni etnik Bawean yang berisi berbagai bentuk kreasi seni tradisional Bawean lainnya, sehingga dapat dijadikan daya tarik wisatawan.

Sebenarnya perkembangan seni budaya di Bawean dalam beberapa tahun belakangan ini makin berkembang dengan baik. Namun, sangat disayangkan hingga kini belum banyak dukungan yang diberikan dari berbagai pihak terkait untuk memaksimalkan potensi tersebut. Perhatian serius terhadap penggalian potensi seni dan budaya Bawean telah dilakukan oleh para pemerhati dan relawan seni atau budayawan bawean yang bekerja sama dengan UPT Kebudayaan dan Pariwisata Bawean dengan mengadakan Festival Budaya dan Seni Etnik Bawean setiap tahun, tapi sayangnya hanya sebatas seni hadrah kercengan dan zamrah saja yang selalu diangkat ke permukaan, padahal masih banyak ragam seni lain yang potensial dan eksestensi bertahan dalam budaya kehidupan bermasyarakat, misal saja hadrah gelipang yang pemainnya dari kaum hawa dan hadrah korcak yang pemainnya dari kaum adam.

Festival Seni dan Budaya Etnik Bawean merupakan festival berbasis masyarakat dalam rangka meningkatkan citra daerah Bawean dengan tujuan menggali potensi pariwisata, sehingga turut serta mengembangkan kreatifitas masyarakat yang selama ini sudah mampu bertahan sebagai kebiasaan yang mentradisi. Karena itu, semua kreasi seni tradisional yang mampu eksis dan bertahan di tengah-tengah masyarakat perlu untuk diangkat semisal dalam ajang festival, karena setiap kekayaan seni budaya Bawean ini, prospek ke depannya akan menjadi ikon tersendiri bagi daerah ini sebagai daerah wisata telah didukung dengan potensi destinasi wisata seni dan budaya. Karena itu, promosi budaya melalui festival ini diharapkan akan memberikan dampak positif pada perdagangan, investasi, ekonomi kreatif, dan kesejahteraan masyarakat Pulau Bawean.

Strategi yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan seni budaya sehingga memiliki andil dalam meningkat perekonomian Bawean ialah dengan cara gencar mempromosikan beragam jenis kesenian yang dimiliki Bawean. Misalnya saja dengan selalu aktif mengadakan festival budaya dan seni tersebut, karena dengan secara tidak langsung industri seni dan budaya yang dimiliki bisa dikenal oleh masyarakat luar bawean. Cara lain yang bisa dilakukan ialah menjalin kerja sama. Dalam hal ini, para pelaku seni bisa menjalin kerja sama dengan pemerintah ataupun investor untuk bisa menampilkan pagelaran seni bawean yang secara rutin dan terjadwal, contohnya mengadakan festival seni etnik Bawean setiap tahunan. Langkah lain yang juga bisa dilakukan untuk menjadikan seni dan budaya Bawean memiliki nilai lebih ialah dengan turut andil dalam melestarikan kesenian tersebut. Salah satunya, rutinitas mengadakan berbagai acara kesenian potensial Bawean yang sudah ada dari dulu, seperti diperlombakan. Kendala eksestensi Seni Budaya Bawean seringkali masih menghadapi permasalahan dalam pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan kesenian. Berbagai pihak terutama para pelaku seni dan budayawan, sudah saatnya memikirkan untuk menggali bahkan mempertahankan potensi Seni Etnik Bawean sebagai daya tarik wisata di Pulau Bawean. Gagasan strategis tersebut diharapkan menjadi wahana efektif membangun citra positif dan mengembangkan daya tarik wisata, sekaligus mempromosikan destinasi wisata seni serta menggali potensi seni dan budaya lokal Bawean.

Seni Korcak Bawean merupakan warisan dan tradisi yang sudah turun temurun dari leluhur. Seni Korcak Bawean yang sudah ada dapat dilakukan pemeliharaan, dipertahankan dan dikembangkan. Bawean yang sudah diakui sebagai etnik memiliki potensi kesenian yang sangat beragam, dengan beragamnya kesenian yang dimiliki Bawean sesungguhnya dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. Banyak Seni tradisional Bawean yang mengedepankan seni tari, termasuk seni korcak bawean. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam seni tari tersebut. Seni tari yang dimiliki oleh suatu daerah di Bawean berbeda-beda, karena telah menjadi icon dari suatu daerah tersebut dan tentunya nanti bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Saat ini di beberapa Desa bahkan setiap Dusun sudah banyak yang mengangkat salah satu dari sekian seni hadrah (umumnya hadrah kercengan) dan mempertahankan keberadaannya, sehingga ke depan menjadikan kesenian sebagai salah satu daya tarik wisata dan mendapat respon yang positif dari wisatawan serta masyarakat. Maka berbagai pihak yang terkait dengan kepariwisataan dituntut keras untuk menggali potensi apa saja yang dimiliki oleh di daerahnya masing-masing.

Kepariwisataan merupakan sektor yang bersifat multiplier effect. Pengembangan sektor kepariwisataan mampu mendongkrak sektor perekonomian lainnya. Untuk membangun sektor kepariwisataan, dibutuhkan kesamaan visi dan misi serta sinergitas yang mantap di antara segenap stakeholders, yang tidak kalah pentingnya adalah kehadiran peta destinasi dan promosi wisata yang terintegrasi dan berbasis kompetensi, serta upaya pencitraan pariwisata Bawean melalui berbagai kegiatan, mulai skala lokal, regional, nasional, bahkan skala internasional. Kegiatan ini harus mampu menjadi bukti konkrit kokohnya sinergitas di antara segenap stakeholders pembangunan seni dan budaya daerah di Bawean, dalam rangka bahu membahu, silih asah, asih dan asuh, dalam membangun Bawean. Nantinya diharapkan seni dan budaya Bawean tersebut dapat tumbuh subur menjadi industri kreatif yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat Bawean. Sudah seharusnya pemerintah daerah, seniman, dan budayawan, serta pengelola objek wisata untuk terus berupaya mengoptimalkan setiap potensi yang ada, khususnya dalam rangka pembenahan sarana dan prasarana destinasi wisata. Jangan pernah lelah memelihara dan membina seni dan budaya lokal di wilayah masing-masing secara berkesinambungan. Tidak lupa juga untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan promosi yang lebih mengedepankan daya tarik wisata khas daerah masing-masing. Semoga potensi destinasi wisata seni yang ada di pulau Bawean mampu memberikan andil dalam rencana pembangunan bidang parawisata di Pulau Bawean. Buat para pelaku Seni Korcak Bawean, jangan pernah berhenti untuk terus berkreasi dan mempertahankan keberadaannya, masyarakat Bawean masih banyak yang cinta dan haus akan hiburan dari seni korcak ini, dan kita selaku pelajar yang cinta seni turut bangga dan mengucapkan apresiasi yang tinggi kepada teman-teman muda yang bermental tegar yang telah berpartisipasi dan menjadi bagian dari pelaku seni korcak, tanpa dirimu mungkin seni korcak ini hanya akan tinggal namanya saja. Jayalah Seni Korcak Bawean.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean