Media Bawean, 27 Agustus 2013
Putusnya jalur transportasi laut yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bawean, berakibat terancam krisis sembako.
Pantauan Media Bawean di Pasar Sangkapura (selasa, 27/8/2013), hampir seluruh pedagang mengaku sudah kehabisan stok barang untuk di jual kepada pembeli. Diantara stok yang habis terjual, seperti sayur mayur, telur dan lain-lain.
Datul Arif sebagai penjual sayur mayur mengaku sudah beberapa hari yang lalu sudah kehabisan stok barang untuk dijual. "Akibat kapal tidak beroperasi, sehingga barang dagangan tidak kunjung datang sampai sekarang,"katanya.
"Kelangkaan barang secara otomatis menaikkan harga jual kepada pembeli di pasar,"paparnya.
Ironisnya, menurutnya barang yang mau dijual sudah habis semuanya terjual. "Lalu mau jual apalagi sekarang ini,"ungkapnya.
Hal senada dinyatakan Lilis, sambil menunjuk ke butiran telur yang dijualnya, "Telur dijual perbutir seharga Rp. 1.500, tidak menjual kiloan sehubungan stok sudah hampir habis terjual,"ujarnya.
Salimah menyatakan sudah beberapa hari yang lalu barang di toko sudah habis terjual. "Sekarang masih menunggu barang dagangan yang sudah termuat di perahu, hanya menunggu datang di Pulau Bawean,"terangnya.
Dampak lainnya, makanan asli Pulau Bawean seperti kerupuk juga mengalami kenaikan. Asma Purwanti mengatakan kenaikan diakibatkan tidak ada kapal, seperti krupuk harga Rp. 10 ribu naik Rp. 13 ribu.
Sementara pedagang ayam menyatakan stoknya masih aman untuk seminggu kedepan. "Harganya masih stabil tidak ada kenaikan, walaupun tidak ada kapal yang menghubungkan Gresik - Pulau Bawean,"jelasnya.
Pantauan Media Bawean, melihat ke beberapa kios penjual bensin di Sangkapura, terlihat sudah mulai tidak ada yang dipajang di tempat. (bst)
