Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Membuka Jendela Bawean di Surabaya
Bersuara Untuk Kemajuan Bawean

Membuka Jendela Bawean di Surabaya
Bersuara Untuk Kemajuan Bawean

Posted by Media Bawean on Jumat, 22 November 2013

Media Bawean, 22 November 2013


Seminar "Bawean Dalam Perspektif Masyarakat" diselenggarakan di Hotel Halogen Surabaya (16/11/2013), oleh pelaksana PUKAD - HALI. Hadir tokoh dan mahasiswa Pulau Bawean di Surabaya, memberikan pendapat tentang persoalan dan kemajuan tanah kelahirannya.

Mazlan Mansur yang kini aktif sebagai Ketua Fraksi PKB di DPRD Kota Surabaya mengatakan pemerintah Kabupaten Gresik sudah melakukan kunjungan dan pertemuan dengan warga Bawean di Singapore dan Malaysia, namun hasilnya sampai sekarang belum satupun yang direalisasikan. "Apa hasilnya sampai sekarang belum ada yang teralisasi,"katanya.

Lebih lanjut tokoh Pulau Bawean di Surabaya mengajak kepada seluruh warga Pulau Bawean di dalam ataupun di luar, marilah bersatu dalam menghadapi persoalan termasuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. "Selama ini, persatuan dan kesatuan warga Pulau Bawean masih sangat kurang, kecenderungannya saling mengedepankan perbedaan bukan kebersamaan,"ujarnya.

Sebagai pengelolah pendidikan terbesar di Pulau Bawean, yaitu sebagai Ketua Yayasan Kyai Burhan Al Mansur meminta kepada guru besar IAIN Sunan Ampel Surabaya, untuk memberikan kemudahan kepada putra dan putri asal Pulau Bawean yang mendaftar masuk kuliah di IAIN Sunan Ampel. Alasannya, kasihan dong jauh-jauh dari Pulau Bawean, ternyata tidak diterima yang akhirnya pulang tanpa melanjutkan kuliah.

Sudarsono mantan Ketua PW. IPNU Jawa Timur berpendapat untuk membangun Pulau Bawean butuh kekompakan bersama seluruh warga dan keturunan Pulau Bawean. Menurut Caleg Partai Hanura untuk DPR RI Dapil Gresik dan Lamongan, untuk mengatasi problematika kapal akan teratasi bila warga Pulau Bawean kompak dan bersama untuk melakukan gerakan sumbangan bersama yang hasilnya untuk kemaslahatan bersama.

Menyikapi persoalan anak muda Pulau Bawean, Sudarsono menyatakan sudah sangat memprihatikan. Dibuktikan ketika pulang ke Pulau Bawean, ternyata waktu maghrib masih banyak anak-anak yang berkeliaran disekitar Alun-Alun Sangkapura. "Bila mengingat tempo dahulu ketika masih kecil di Pulau Bawean, anak-anak menjelang maghrib bersama-sama berjalan menuju mushollah untuk belajar mengaji,"paparnya.

Kesimpulannya menurut tokoh yang getol memperjuangkan Pulau Bawean di Surabaya, mengajak kepada anak muda untuk menghormati yang dituakan ataupun Kyai di Pulau Bawean.

Cak Awi memberikan statment yang keras dalam seminar, bahwa kondisi memprihatinkan akibat dampak kurang seriusnya pemerintah dalam membangun Pulau Bawean. "Bila ada keseriusan, dipastikan segala permasalahan akan teratasi. Adapun kondisi sekarang ini masih banyak warga Pulau Bawean yang merasa resah termasuk mendapat perhatian serius dari pemerintah,"ungkapanya.

"Marilah kita bersama untuk menuntaskan segala persoalan di Pulau Bawean, agar tidak menjadi persoalan yang berkepanjangan,"tututnya.

Mahasiswa Bawean di Surabaya unjuk bicara, bahwa persoalan anak muda di Pulau Bawean diakibatkan carut marutnya sistem pendidikan nasional. "Siswa lebih disunguhi soal-soal ujian nasional dibandingkan diajak untuk mengaji Al Qur'an,"tegasnya.

"Akibatnya sudah jelas, siswa lebih mementingkan mengikuti waktu belajar tambahan di sekolah, dibandingkan untuk mengaji kepada sang Kyai,"terangnya. (bst)

Habis.......

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean