Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » M. Riza Fahlevi (Pimred Batam Pos)
Open Mind Wisata Pulau Bawean

M. Riza Fahlevi (Pimred Batam Pos)
Open Mind Wisata Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Kamis, 06 Februari 2014

Media Bawean, 6 Februari 2014

Jalur transportasi udara termasuk sarana penunjang pengembangan pariwisata di Pulau Bawean. M. Riza Fahlevi (Pimpinan Redaksi Batam Pos) dihubungi Media Bawean (4/2/2014), mengatakan Pulau Bawean bisa berkembang maju dengan open mind (terbuka) terhadap wisatawan untuk berkunjung.

Pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan laju inflasi. Kita lihat proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014, nasional 5.82% - 6.2%. Sedangkan keseluruhan 2013 (tw 4-2013 nasional 5.7% )

Ekonomi Pulau Bawean tergantung pada faktor remitan, dimana nilai tukarnya selalu lebih tinggi dari rupiah. Berdasar itu, saya yakin ekonomi Pulau Bawean akan tumbuh. Pertumbuhan ini akan lebih baik lagi bila dipacu lancarnya transportasi laut ataupun udara. 

Sebab, ekonomi daerah akan maju bila arus manusia lancar. Kalau manusia-nya itu-itu saja, maka daya beli tidak akan tumbuh dan kecenderungan stagnan. Daerah-daerah lain bahkan negara, aktif memancing agar arus "pertukaran manusia" bisa deras. Ada saja triknya, misalnya dengan agenda wisata.

Untuk kemajuan Pulau Bawean, melalui sektor pengembangan pariwisata. Soal penerimaan masyarakat, perlu adanya pemikiran open mind. Budaya paling bahaya itu bukan yang dibawa orang-orang dari luar, tapi yang kini menyebar di internet dan televisi. Dengan handphone (hp) murah pun kita bisa akses ideologi kiri, paham-paham ekatrem hingga gambar porno. Itu sebenarnya yang lebih berbahaya.

Kalau soal pengembangan pariwisata, tidak akan terlalu terpengaruh. Apalagi turis-turis mancanegara itu sangat menjunjung kearifan lokal. Sekarang tergantung kita memberikan batasannya.

Apakah kita akan terus mengisolasi diri dari orang asing? Seperti Jepang era ke-shogunan?

Kita menolak pengaruh budaya asing, katanya merusak. Sementara apakah budaya kita sendiri sudah baik? Apakah saat ini di Pulau Bawean tidak ada kemerosotan moral?  Tanya pada nurani, jangan selalu kambing hitamkan budaya luar.

Perlu intropeksi diri dalam penerimaan budaya. Zaman sudah berubah, perlu pendekatan berbeda dalam menyikapi perubahan sosial saat ini.

Kenapa selalunya wisatawan yang disalahkan? Di Batam sangat terbuka pada pendatang, begitu juga  Bali. Lalu apakah budaya mereka hancur? Tidak, malah makin kuat. Di Batam sendiri kini malah mengarah pada one identity : melayu dengan Islamnya. Artinya, semakin deras pengaruh budaya asing, semakin kuat juga kesadaran kelompok. Nah, teori macam apa lagi yang mau dibantah? Justru yang mengisolasi itulah yang sulit untuk maju. 

Di Pulau Bawean sendiri belum pernah dicoba, sudah ketakutan duluan. Lihat saja Jepang sebelum restorasi meiji atau Korea Utara saat ini. Isolasi hanya akan menyuburkan fahan fasis, homophobic, itu bahaya. Tapi lucu aja, penduduk yang gemar merantau malah mengisolir diri.
   
Silakan open mind aja.......

M. Riza Falevi 
Pimpinan Redaksi Batam Pos
Asal Kotakusuma, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean