Media Bawean, 14 Februari 2014
Adanya dugaan manipulasi data bagi honorer K2 yang mengikuti tes CPNS lalu diterima, direspon oleh BCW-LSM agar betul-betul diusut secara tuntas sampai ke akar permasalahan.
Dari Nazar, SH. Direktur Bawean Corruption Watch (BCW-LSM) ditemui Media Bawean (kamis, 13/2/2014) meminta agar permasalahan honorer K2 diusut tuntas oleh pihak berwenang, khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik bersama Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Gresik.
"Itupun pihak berwenang jangan hanya percaya kepada data yang ada. Khawatirnya oknum yang diduga manipulasi data melakukan rekayasa sehingga pihak terkait dikibulin,"katanya.
"Mengusut tuntas, artinya melakukan investigasi bila perlu membentuk tim khusus untuk mencari akar permasalahan, termasuk mencari data langsung ke sekolah ataupun menggali informasi melalui guru di tempat mengajar,"ujarnya.
"Adanya dugaan manipulasi data dalam dunia pendidikan termasuk ironis, guru sebagai pendidik tugasnya mengajarkan kebaikan kepada generasi penerus bangsa ternyata merekayasa diri agar bisa lolos untuk menjadi abdi negara,"papar Dari Nazar.
Mentik, Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pendidikan Gresik dihubungi via ponselnya mengatakan belum bisa menjawab persoalan adanya manipulasi data honorer K2 yang diterima CPNS. "Saya posisi mengikuti pertemuan di Surabaya, sampai saat ini belum mengetahui jumlah CPNS yang diterima. Soal manipulasi data bukan kewenangan di Dinas Pendidikan, sehubungan pendataan langsung ke BKD,"terangnya.
Salah satu peserta honorer K2 yang diterima CPNS berinisial AA menghubungi Media Bawean, mengklarifikasi bahwa dirinya ke Jakarta bukan kongkalikong tapi tujuannya membetulkan data yang salah.
Ditanya sejak kapan mengajar di SDN Patarselamat? AA menjawab saya mengajar sejak tahun 2002 tapi dibanyak sekolah, sedangkan mengajar di SDN Patarselamat mulai tahun 2008. (bst)
