Media Bawean, 11 Agustus 2014
Sekolah sudah masuk efektif, pondok pesantren sudah mulai jadwal kembali, termasuk masuk kerja sudah efektif, tapi masalahnya banyak warga yang pulang mudik lebaran ke Pulau Bawean mengalami kendala akibat putusnya jalur transportasi laut dan terbatasnya kapasitas kapal.
Solusinya, para pelajar, santri, mahasiwa, dan pekerja meminta surat keterangan dari Syabandar Pulau Bawean, sebagai penghantar atas keterlambatan masuk sekolah atau kerja akibat putusnya jalur transportasi laut.
Ilal, petugas Syahbandar Bawean membenarkan adanya pelajar, santri dan mahasiswa termasuk para pekerja di luar Pulau Bawean meminta surat keterangan tentang putusnya jalur transportasi akibat cuaca buruk.
Sehubungan kondisinya disebabkan cuaca buruk, pihak memberikan surat keterangan bagi pelajar atau santri termasuk pekerja untuk surat keterangan.
Diperkirakan ribuan santri dan pelajar mengalami keterlambatan masuk sekolah dan kembali ke Pondok Pesantren sehubungan kondisi putusnya jalur transportasi laut yang menghubungan Pulau Bawean dengan Gresik.
KH.Umar Faruq asal Duku, Sungairujing mengatakan surat keterangan dari Syahbandar sebagai tanda bukti kepada pengurus di pondok pesantren. "Kalau untuk pondok pesantrean hanya meminta satu surat saja, sedangkan nama santri dilampirkan sesuai data yang ada,"katanya.
Hal senada disampaikan oleh Gamal asal Lebak, anaknya ingin masuk sekolah mengalami keterlambatan akibat tidak ada kapal. "Sebagai tanda bukti diperlukan surat keterangan dari Syahbandar Bawean,"ujarnya. (bst)