Media Bawean, 7 Oktober 2014
Proyek Pembangunan Rabat Beton di Dusun Kumalabaru, desa Kumalasa, kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik sudah diperbaiki oleh Pelaksana PNPM di desa Kumalasa.
Ternyata perbaikan tidak sesuai pernyataan Yusuf selaku UPK PNPM kecamatan Sangkapura yang mengatakan proyek pembangunan jalan akan diperbaiki dengan menambah ketebalan jalan setinggi 3 cm. Tapi kenyataannya perbaikan hanya sekedar menabur semen saja di atas jalan.
Affan, S.Pdi, selaku Ketua Pelaksana PNPM di desa Kumalasa (jum'at, 3/10/2014) ditemui Media Bawean dirumahnya mengatakan proyek pembangunan sudah dilaksanakan sesuai prosedur dan petunjuk teknis dari PNPM.
Adanya pernyataan bahwa 1, 6, 8 menurutnya salah besar, sebab kenyataan dipergunakan 1, 4,5 dan 6,5.
Kenapa terjadi kerusakan sehingga perlu perbaikan? "Kerusakan jalan bukan disebabkan material bangunan, tapi kecenderungan disebabkan keteledoran pekerja,"jawabnya.
Menurutnya keteledoran pekerja disebabkan air terlalu banyak, akhirnya semen mengendap ke bawah dan air mengapung diatas.
Persoalan bangunan yang dikritisi oleh warga, menurut Affan tidaklah semua orang tidak setuju hanya segelintir orang saja disebabkan ada rasa hasut dan dengki atau sentimen. "Sebagai manusia kita hadapi dengan baik, apalagi pekerjaan sudah dilakukan sesuai aturan mengikuti petunjuk atasan,"paparnya.
"Terusterang mengerjakan proyek sudah melalui prosedur yang benar, adapun terjadi kerusakan disebabkan faktor keteledoran pekerja yang manusiawi,"paparnya.
Affan mengaku bersyukur atas dibangunnya jalan masuk ke desa Kumalasa melalui PNPM. "Sudah bertahun-tahun jalan rusak, akhirnya terkabulkan melalui pembangunan proyek PNPM, seharusnya masyarakat bersyukur dan menerimanya,"tuturnya.
Dalam pelaksanaan proyek, Affan menyatakan sudah bisa membedakan antara benar dan salah. "Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai ketentuan atau aturan yang ada, tidak ada manipulasi dalam pembangunan proyek PNPM di desa Kumalasa,"terangnya. (bst)
Kenapa terjadi kerusakan sehingga perlu perbaikan? "Kerusakan jalan bukan disebabkan material bangunan, tapi kecenderungan disebabkan keteledoran pekerja,"jawabnya.
Menurutnya keteledoran pekerja disebabkan air terlalu banyak, akhirnya semen mengendap ke bawah dan air mengapung diatas.
Persoalan bangunan yang dikritisi oleh warga, menurut Affan tidaklah semua orang tidak setuju hanya segelintir orang saja disebabkan ada rasa hasut dan dengki atau sentimen. "Sebagai manusia kita hadapi dengan baik, apalagi pekerjaan sudah dilakukan sesuai aturan mengikuti petunjuk atasan,"paparnya.
"Terusterang mengerjakan proyek sudah melalui prosedur yang benar, adapun terjadi kerusakan disebabkan faktor keteledoran pekerja yang manusiawi,"paparnya.
Affan mengaku bersyukur atas dibangunnya jalan masuk ke desa Kumalasa melalui PNPM. "Sudah bertahun-tahun jalan rusak, akhirnya terkabulkan melalui pembangunan proyek PNPM, seharusnya masyarakat bersyukur dan menerimanya,"tuturnya.
Dalam pelaksanaan proyek, Affan menyatakan sudah bisa membedakan antara benar dan salah. "Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai ketentuan atau aturan yang ada, tidak ada manipulasi dalam pembangunan proyek PNPM di desa Kumalasa,"terangnya. (bst)