Media Bawean, 10 Desember 2014
Mahasiswa Bawean menggelar unjuk rasa lanjutan ke kantor PT. PLN Rayon Bawean, Gresik menuntut penerangan listrik selama 24 jam normal. Demontrasi melibatkan mahasiswa Bawean yang diikuti masyarakat digelar hari ini (rabu, 10/12/2014), dimulai dari Alun-Alun kota Sangkapura menuju dan terpusat di kantor PT. PLN yang letaknya di jalan Pendidikan Sangkapura.
Kemarahan mahasiswa ditunjukkan ketika terjadi aksi mendorong pintu pagar masuk ke kantor PT. PLN Bawean. Himbauan korlap aksi tanpa dihiraukan membuat suasana aksi semakin memanas.
Dalam orasinya, Bambang Hermanto mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan PT. PLN Bawean, yang menurutnya sudah 2 kali purnama mengalami ganguan listrik di Pulau Bawean.
Akibat seringnya terjadi gangguan telah ,membawa kerugian besar kepada warga Pulau Bawean, diantaranya rusaknya alat elekronik serta membawa korban jiwa sebab akibat pemadaman listrik oleh PT. PLN Bawean.
Menurutnya terjadinya pemadaman listrik di Pulau Bawean terjadi diskriminatif, terbukti di kota Sangkapura jarang terjadi pemadaman, sementara di daerah lainya hampir setiap malam dipastikan adanya pemadaman.
Musbaha sebagai koordinator aksi menuntut kepada PT. PLN Bawean untuk menyala selama 24 jam, adili oknum PT. PLN dan ganti rugi terhadap kerugian masyarakat.
Lebih lanjut mewarning kepada PT. PLN untuk perbaikan selama seminggu, bila tidak ada realisasinya maka mahasiswa Bawean bersama warga akan menggelar aksi yang lebih besar lagi.
Kepala PT. PLN Rayon Bawean, Djoni Aswinarno ketika menerima mahasiswa yang unjuk rasa menerangkan bahwa terjadinya gangguan listrik disebabkan oleh kalong. "Untuk menormalisasi pihaknya telah berusaha, termasuk pemasangan pipa di jaringan listrik,"terangnya.
Sehubungan kondisi memanas, mahasiswa Bawean tidak menerima alasan kalong sebagai penyabab terjadinya gangguan listrik di Pulau Bawean. (bst)
