Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Miswaki Mundur Jadi Khotib
Kesandung Kasus Asusila

Miswaki Mundur Jadi Khotib
Kesandung Kasus Asusila

Posted by Media Bawean on Senin, 16 Februari 2015

Media Bawean, 16 Februari 2015

Memasuki bulan kedua, gonjang-ganjing kasus penggelapan dana proyek fiktif Proyek Jalan Raya Rabat (PJRB) di Desa Kepuhteluk, Pulau Bawean, Gresik tak kunjung usai. Bahkan, terkesan melebar pada seseorang yang dikenal orang dekatnya Miswaki.

Hal ini terungkap saat tokoh masyarakat yang juga mantan guru ngaji Kepala Desa Kepuh Teluk TamyiZ, Ustadz Jazuli saat datang berkunjung ke rumah Tamyiz.

Jazuli mengaku, dirinya sangat berkepentingan untuk meminta keterangan langsung dari Tamyiz. "Karena Tamyiz pernah jadi murid saya, maka bisa dikatakan saya termasuk orang yang paling malu atas kasus korupsi ini (proyek fiktif PJRB)," kata Jazuli kepada wartawan, pekan lalu.

"Kemarin waktu ramai-ramainya kasus ini, saya langsung menemui Tamyiz dan bertanya tentang kejadian sebenarnya," katanya. Menurut pengakuan Tamyiz, lanjut Jazuli, proyek itu sudah ada sejak periode kepala desa sebelumnya, yaitu Amar.

Namun, waktu proses pencairan dana oleh masing-masing ketua Pokmas, Tamyiz mengaku tidak diberi tahu. "Singkatnya, uang tersebut diterima oleh salah satu orang kepercayaannya Miswaki, yang bernama Musnadi. Setelah uang itu diterima oleh Musnadi, kemudian Miswaki meminta agar uang tersebut di transfer ke rekening pribadinya, dengan dalih karena uang itu masih bermasalah," cerita Jazuli.

"Yang membuat saya tidak mengerti, kok bisa uang negara dilempar sana-sini semacam tidak jelas pertanggung jawabannya. Kok bisa begitu," kata jazuli dengan nada setengah heran.

Menurut Jazuli, dalam kasus ini keterlibatan Musnadi tidak bisa diabaikan begitu saja. Karena dia sebagai orang kedua yang menerima uang dari pihak pertama.

"Yang mencairkan uang itu namanya Pak Amir selaku ketua Kopmas Ninir, tetapi pengakuan dari pak Amir uang langsung diserahkan kepada Musnadi. Tetapi, lucunya pengakuan Musnadi uang itu langsung ia diserahkan semuanya kepada Miswaki," papar Jazuli dengan tertawa.

Jazuli juga menyayangkan, jika uang proyek itu menjadi mainan (korupsi) aparat desa. Sebab kata Jazuli, mereka (aparat desa) setiap bulan sudah menerima gaji yang layak. Bahkan, karena penasaran, Jazuli juga sempat menanyakan langsung kasus tersebut kepada salah satu panitia Pokmas. "Mereka mengaku dapat bagian cuma dapat sekedar uang rokok," kata Jazuli menirukan.

Meski begitu, Jazuli mengaku sangat menyesal terhadap kasus yang menjerat Desa Kepuh Teluk ini. Tetapi masyarakat tidak bisa berbuat banyak, karena masyarakat merasa ini urusan pemerintah. Dan masyarakat hanya berharap agar masalah yang sangat memalukan ini cepat selesai.

Jazuli juga mempertanyakan, terhadap aparat penegak hukum Polsek Tambak yang tidak segera bertindak. "Masalah ini kan berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, apalagi disertai pemalsuan stempel dan surat pertanggungjawaban (SPJ). Mestinya polisi langsung saja menindak mencari pelaku korupsi yang memakan uang negara," tegas Jazuli.

"Tempo hari, ada kabar bahwa intel/penyidik dari Polres Gresik datang langsung ke Bawean, namanya Pak Irfan, tapi hingga kini tidak ada tindak lanjutnya," ungkapnya. Yang jelas, tambah Jazuli, dirinya sudah sejak lama mendengar dan mengetahui, Miswaki ini selalu menjadi pergunjingan masyarakat. Dia juga sering melakukan perbuatan tercela.

"Di antaranya, dia pernah juga diduga melakukan tindak asusila terhadap murid-muridnya di sekolah. Sebelumnya, dia kan khotib di masjid, kemudian karena ada kasus itu, dia memundurkan diri. Bukan hanya itu, di Desa Kepuh dia sudah dikenal penuh kasus," paparnya.

"Kemaren saja, waktu awal kasus ini ramai, Tamyiz langsung menghampiri Misawaki dan memaki-maki dia. Bahkan Tamyiz di depan Miswaki bilang kamu kurang ajar, uang desa Kepuh Teluk dibawa lari," kata Jazuli.

Meski begitu, Miswaki menepis tuduhan tersebut. Dia mengaku uang itu tidak pernah mampir ke tangannya," kata Jazuli menirukan Tamyiz. "Semoga ini menjadi perhatian dan pelajaran bagi desa-desa yang lain di Bawean," tutur Jazuli. fik

Sumber : Relita.Co

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean