Media Bawean, 15 April 2015
Bagaimana persatuan warga Pulau Bawean di Malaysia? Ahmad Usama asal Gunungteguh, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik ditemui Media Bawean (selasa, 14/4/2015) didampingi Ismail Jakfar bersama Meme, menyatakan secara tegas bahwa sampai sekarang masih belum bersatu.
Menurutnya persatuan warga Bawean di Malaysia sampai sekarang masih belum bisa disatukan sehubungan tidak memiliki publik figur yang bisa ditokohkan.
Banyak hal penyebab tidak bisa disatukan, diantaranya kelemahan dari organisasi yang ada tidak bisa menyatukan seluruh warganya yang diperkirakan berjumlah sekitar 1 juta orang. Termasuk organisasi yang ada sepertinya pohon yang tidak mengakar ke bawah dan tidak berdaun.
Selain itu menurut Usama, adanya perbedaan antara warga keturunan Bawean yang asli diakui dan warga asal yang pendatang. Dampaknya tidak bisa disatukan, terkecuali aturan AD/ART dalam persatuan dirubahnya.
"Saya optimis jika warga Pulau Bawean bisa disatukan, dengan kompak 1 RM setiap warganya akan memperoleh sekitar 1.000.000 RM,"tuturnya.
"Lucu sekali dengan jumlah warga Bawean diperkirakan mencapai 1.000.000 orang, ternyata yang daftar sebagai anggota hanya 200 orang,"paparnya
"Sedikitnya keanggotaan yang terdaftar disebabkan adanya organisasi yang ada sepertinya tidak mendapatkan pengakuan dari warganya, ataupun dari pengurus itu sendiri tidak melakukan pendataan secara terperinci sehingga membuat malas warganya untuk mendaftarkan diri,"terangnya.
Diakui menurut Usama, jika persatuan secara menyeluruh warga Bawean memang sulit disarukan, tapi kekuatannya ada di kelompok perdusun yang kuat dan kokoh,"ungkapnya.
Solusi terbaiknya untuk menyatukan warga seluruhnya bisa melalui Kepala Desa di Pulau Bawean. (bst)