Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Pakar Memperkirakan
Pulau Bawean adalah Pulau Atlantis

Pakar Memperkirakan
Pulau Bawean adalah Pulau Atlantis

Posted by Media Bawean on Minggu, 03 Mei 2015

Media Bawean, 3 Mei 2015

Ini menarik dicermati. Pakar hidrologi, Dhani Irwanto, memperkirakan Benua Atlantis terdapat di Laut Jawa, tepatnya pada kemiringan satu derajat turun dari Pulau Kalimantan.

Dalam konferensi persnya di Jakarta, belum lama ini, Dhani menceritakan hal itu sesuai dengan buku Plato yang berjudul Timaeus and Critias. "Plato menceritakan dataran Atlantis adalah dataran rata dan halus, serta turun menuju laut," ujar Dhani, usai peluncuran bukunya yang berjudul Atlantis The Lost City Is In Java Sea.

Plato menyebut Atlantis merupakan dataran yang dikeliling oleh pengunungan yang indah besar dan kecil. Dalam hal itu, Dhani mengatakan pegunungan itu adalah Pegunungan Muller Schwaner dan Meratus.

Atlantis menghadap ke selatan dan terlindung di sebelah utara serta berbentuk persegi dan lonjong, panjangnya sekitar 555 kilometer dan lebarnya 370 kilometer.

"Tanahnya subur, rakyatnya makmur, banyak sungai, kaya, dan banyak padang rumput,” katanya.

Dhani menambahkan saluran-saluran yang diceritakan oleh Plato merupakan sungai-sungai yang berasal dari Pegunungan Muller Schaner dan Meratus. Pada saat itu, Jawa, Sumatera dan Kalimantan masih bersatu.

"Sungai menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat," jelas dia.

Dia menerangkan Atlantis merupakan pulau yang terletak di atas Pulau Bawean, yang kemudian tenggelam oleh gempa dan tsunami.

"Plato menyebut Atlantis terletak dalam sebuah selat yang mempunyai pelabuhan. Itu berada di Laut Jawa," katanya.

Pulau Bawean adalah model dari Atlantis, yang memilki lingkungan, formasi geologi dan kegiatan tektonik yang sama.

Pulau Bawean dan Atlantis terletak pada busuk Bawean, terbentuk di masa Paleogen dan Neogen melalui proses tektoknik yang disebabkan oleh patahan ekstensional di Laut Jawa dan Kalimantan.

Pulau Bawean terdiri dari 85 persen batuan beku. Batuan berwarna putih (asam), hitam (basa), dam merah (oksida besi).

Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan Plato. Kota di Pulau Atlantis seperti dua cincin api, yang di tengah-tengahnya adalah kerajaan.

Beberapa jejak dari Atlantis yang masih tersisa yakni Pilar Herkules yang merupakan penanda batas Atlantis.

Herkules identik dengan Kala atau Batara Kala dalam Bahasa Jawa yang berarti kelahirannya tidak senonoh, dan selalu ingin memuaskan selera, kasar, brutal, dan hidup dalam kekerasan.

Wajah Kala banyak ditemukan di pintu masuk candi, gerbang, di Jawa dan Bali. Beberapa perahu, jamu, padi, fauna, kelapa, kopi hingga tapai.

Bahkan Dewa Poseidon yang berarti Dewa Laut, sama halnya dengan Dewa Baruna yang bermakna Dewa Air.

Meskipun demikian, Dhani belum bisa menunjukkan bukti otentik keberadaan pulau itu. Menurutnya pulau tersebut telah tertutup terumbu karang setinggi 60 meter.

"Perlu ada eksplorasi mendalam untuk mengetahui keberadaan Atlantis," katanya.

Atlantis merupakan pulau yang pertama kali disebut filosof Yunani Plato dalam bukunya. Namun, hingga sekarang keberadaan Atlantis masih dipertanyakan.

Sebelumnya, peneliti asal Brazil, Prof Arysio Nunes do Santos, yang menyebut Atlantis ada di Indonesia. Kemudian, Stephen Oppenheimer, dalam bukunya "Eden in The East" menyebut Atlantis berada di Asia Tenggara. (Antara)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean