Media Bawean, 2 Agustus 2015
Menurut cerita sang nenek pula, Fatima mengetahui keturunan Bawean di Vietnam sempat sulit mengurus identitas kewarganegaraan mereka.
“Pas mereka bikin kartu (KTP) itu ga boleh karena tidak jelas asalnya dari mana, tetapi karena sudah lama di sini akhirnya diakui oleh pemerintah,” jelas Fatima.
Hampir seluruh keturunan Bawean yang tinggal di Vietnam tidak memiliki identitas sebagai WNI karena mereka tiba negara tersebut ketika Indonesia belum merdeka.
Masalah kewarganegaraan ini muncul setelah Vietnam Selatan yang didukung Amerika Serikat dikalahkan oleh Vietnam Utara pada 1975.
Perubahan situasi politik dan keamanan di Vietnam membuat keturunan Bawean di Ho Chi Minh merasa khawatir, apalagi banyak juga dari mereka yang bekerja dengan AS.
Malte Stockhof mengatakan sejumlah keturunan Bawean di Vietnam berupaya untuk pulang, tetapi terkendala dokumen dan terputusnya kontak dengan keluarga di kampung halaman.
"Sebagian besar dari mereka tidak memiliki dokumen dan tidak bisa pulang ke Indonesia. Yang berhasil mengontak kerabatnya dapat pulang ke Bawean, tetapi jumlahnya sangat sedikit karena alat komunikasi yang sangat terbatas pada masa itu," jelas Stockhof.
Stockhof mengatakan bagi orang-orang Bawean yang memilki dokumen yang dikeluarkan pemerintah kolonial Prancis pun mengalami kesulitan.
"Dalam dokumen itu mereka disebut sebagai etnis Melayu. Lalu kantor Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan mereka itu Ma'alay yang artinya warga Malaysia. Selanjutnya mereka pun mendatangi perwakilan pemerintah Malaysia, tetapi ditolak karena mereka juga bukan warga negara di sana," jelas Stockhof.
Akhirnya mereka pun kembali ke kantor Kementerian Luar Negeri Vietnam dan akhirnya ditawarkan untuk menjadi warga negara Vietnam.
Akan tetapi masalah kembali muncul ketika akan mencantumkan etnisitas.
"Ketika mereka sebut berasal dari suku Bawean, tidak dikenal di Vietnam lalu ditawarkan dicantumkan sebagai etnis Cham karena sama-sama Muslim. Tetapi karena bukan orang Cham maka mereka pun menolak, akhirnya setelah pembahasan yang panjang dalam kolom suku di kartu identitas orang Bawean disebut Indonesia, padahal kan itu bukan suku tapi nama negara asal," kata Stockhof.
Sumber : BBC