Resort
Konservasi Wilayah (RKW)
Bawean memastikan telah
mengetahui pelaku penebangan akar pohon disekeliling Danau Kastoba. Dia
seorang kyai bersama santrinya berasal dari Malang.
“Kyai tersebut melakukan
ritual selama seminggu di
danau Kastoba,” kata Kepala RKW BKSDA Bawean, Nur Syamsi.
Syamsi mengaku belum
mengetahui motif dari pengambilan akar pohon tersebut. Hal inilah yang masih didalami sebelum dilaporkan.
Menurutnya sangat disayangkan sekali adanya pemotongan akar pohon di
danau Kastoba, selain merusak pemandangan alam
yang ada, termasuk butuh
waktu lama untuk tumbuh
seperti waktu sebelum ditebang. “Kenapa tidak membaca undang-undang, padahal sudah dipublikasikan
bahwa dilarang melakukan
perubahan bentuk di daerah konservasi,”jelasnya.
Kapolsek Tambak Iptu
Winaraji menyatakan masih menunggu laporan dari RKW BKSD Bawean terkait adanya pemotongan
akar di danau Kastoba.
“Jika ada laporan pihaknya
siap untuk menindaklanjutinya,”tegasnya.
Sementara Camat Tambak, Narto menyayangkan
adanya pemotongan akar di
danau Kastoba yang merupakan destinasi wisata
ternama di wilayahnya. “Jelas ini pengrusakan karena
memotong di area konservasi. Jangankan pohon ditebangi, masuk kawasan itu
saja semestinya dilengkapi
surat izin masuk kawasan
konservasi (Simaksi),”terangnya. (bst)