Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » HOAK Dari Masa ke Masa

HOAK Dari Masa ke Masa

Posted by Media Bawean on Rabu, 08 Maret 2017


Tulisan Ali Asyhar

Dalam setahun terakhir berita palsu atau hoak deras membanjir. Berita palsu tersebut mayoritas berisi kebencian dengan menunggangi sentimen agama dan ras. Mereka paham bahwa agama dan ras adalah obyek ampuh untuk mengobarkan amarah. Untungnya, maraknya hoak sudah dilawan oleh kewarasan akal pikiran semua elemen anak bangsa. Tak kurang dari jajaran Menkoinfo sampai relawan anti hoak aktif menyebarkan berita penyeimbang.

Sebenarnya, berita hoak sudah menyapa republik ini sejak masa orde lama. Presiden Soekarno pernah dikibuli oleh ratu Markonah dan Raja Idrus yang mengaku sebagai raja dan ratu dari suku Anak Dalam. Mereka mengaku mau menyumbang harta benda untuk kepentingan merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Media massa meliput besar-besaran. Mereka juga sempat diterima oleh Presiden Soekarno di istana negara. Ternyata, belakangan diketahui bahwa Idrus adalah tukang becak dan Markonah adalah perempuan malam dari Tegal Jawa Tengah. Beberapa tahun kemudian ( 9-8-1968) Idrus ditangkap warga di Kotabumi Lampung karena mengaku sebagai intel Kodam V Jaya dan jadi anak buah Mayor Simbolon. Dia memeras sejumlah pengusaha di Lampung. Beberapa hari kemudian (21-8-1968) Markonah ditangkap karena terlibat prostitusi di Pekalongan. Markonah juga pernah dibui karena penipuan.

Di era Soeharto hoak juga menghampiri. Di akhir tahun 1970-an, Indonesia dihebohkan dengan berita janin mengaji di kandungan. Bahkan janin ini juga bisa tertawa dan berbicara. Janin ajaib ini dikandung oleh Cut Zahara Fona (26 tahun), wanita asal Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh. Presiden Soeharto dan Wapres Adam Malik sempat tertarik dengan fenomena ini. Kasus ini tak hanya diliput oleh media massa nasional. Media asing seperti BBC juga memberitakannya. Aktifitas janin ajaib ini terhenti setelah polisi menemukan tape recorder yang dipasang di dalam pakian Cut Zahara. Polisi Komdak XIII Kalimantan Selatan memburunya di kampung Gambut, Banjarmasin.

Pada era reformasi, berita tipu-tipu juga mengemuka. Di masa Presiden Megawati terjadi penggalian harta karun Batutulis. Menteri agama Said Agiel al-Munawar mendapat informasi bahwa di situs Batutulis terdapat harta karun yang bisa digunakan untuk melunasi utang negara. Menteri agama bersikeras menggali meski sudah ditentang oleh banyak pihak. Sampai hari ini harta karun tersebut tak pernah terbukti.

Pada masa Presiden SBY juga demikian. Skandal banyu geni atau penggunaan air sebagai bahan bakar cukup menghebohkan. Lagi-lagi kabar tersebut tak terbukti. Sang aktor, Joko Suprapto akhirnya diperkarakan oleh Universitas Muhamadiyah Jogjakarta yang mengajaknya riset blue energy.

Paparan di atas sebaiknya menjadikan kita mawas diri terhadap desas desus. Apalagi menjelang pilkada, biasanya petualang berita hoak kebanjiran order. Mari merawat akal sehat.

Ali Asyhar, Ketua STAIHA dan Wakil Ketua PCNU Bawean

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean