Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Liputan MTQ (1)
Kumandang Adzan di KMP. Gili Iyang

Liputan MTQ (1)
Kumandang Adzan di KMP. Gili Iyang

Posted by Media Bawean on Sabtu, 29 September 2018


Oleh: Sugriyanto

Kafilah MTQ asal Kecamatan Sangkapura terus merapatkan barisan dalam jalinan kekompakan dan kebersamaan. Pengarungan via lautan untuk mengikuti kejuaran berbagai cabang yang dilombakan di MTQ tahun ini diawali dengan acara seremonial berupa pelepasan kafilah oleh Bapak Camat Sangkapura di pendopo kecamatan. Detik-detik keberangkatan para kafilah mendapat asupan wejangan dari Bapak Camat Sangkapura yang notabene menjabat Camat Tambak (Plt.) agar kedua kafilah berangkat dalam satu bahtera satu jiwa. Pilihan jatuh ke KMP. Gili Iyang dengan berbagai pertimbangan, termasuk pertimbangan rasa kemanusiaan atas keikutsertaan orang tua peserta yang memang masih membutuhkan pendampingan sebagai kategori anak-anak. Sama sekali riak gelombang malam itu hampir tak terasa.

Waktu isya' terus beranjak hingga menuju saat akan diberangkatkannya KMP. Gili Iyang tepat pukul 21:00 WIB pada hari Selasa, 25 September 2018. Seluruh kafilah, baik duta dari Kecamatan Sangkapura dan Tambak bertemu bersama di ujung dermaga baru untuk menuju kamar VIP kapal roro (roll on roll of) dimaksud. Dalam penantian sejenak di ujung dermaga, Bapak Camat Abdul Adim, S.Pd. MM rupanya sudah mendahului tiba berada di depan kafilah asal Kecamatan Sangkapura dan Tambak. Panitia dari pihak kecamatan juga jauh-jauh waktu sebelum keberangkatan sudah mengkavling seluruh ruang tidur VIP KMP. Gili Iyang yang diperuntukkan bagi kedua kafilah atas nama kebesaran Pulau Bawean.

Kedua rombongan kafilah MTQ beranjak bersama menuju ruang VIP dengan wajah penuh semringah sedikit berbalut keringat saat menaiki tangga kapal. Perlahan pula para kafilah bergegas naik meniti tangga kapal dengan letupan suara injakan tapak kaki berirama silih berganti. Suara yang timbul benada penuh kekompakan. ABK KMP. Gili Iyang pun menyambut hangat hingga melepas butir senyum dalam memberikan pelayanan.

Sesampai di dalam ruang kamar VIP KMP. Gili Iyang yang sejuk dengan hembusan hawa berpendingin itu membuat keringat mengendap perlahan hingga memgering sempurna dibuatnya. Sepanjang tempat tidur penumpang di ruang VIP itu rupanya sudah diberi tanda bertuliskan rombongan kafilah MTQ Kecamatan Sangkapura dan Tambak. Seluruh tempat tidur di bagian bawah dan atas terisi penuh sesuai jumlah kedua rombongan. Selain dimanjakan dengan suasana kesejukan, para kafilah dapat menikmati persembahan acara siaran dari salah satu stasiun televisi yang penampakannya di layar kaca kerap kali mengikuti posisi kapal dan irama goyangan kapal yakni timbul tenggelam. Saat kapal melakukan cikar kanan dan cikar kiri atau putar haluan tayangan siaran televisi pun mengikutinya sambil berkerdip sejenak.

Beberapa saat, sebelum KMP. Gili Iyang nelakukan embarkasi dari dermaga "Cinta" Sangkapura, para kafilah sama-sama membuka "amok-amok" (baca, Indonesia: kudaban) beraneka rupa. Salah seorang pembina menyodorkan gorengan ubi jalar berlapis tepung rasa manis, kerupuk sangrai, koncok-koncok, posot-posot, ruti canay, keripik ubi kayu, keripik pisang, nasi gulung, dan segala kudapan buatan warga Pulau Bawean mencuat serentak tanpa reserve untuk dinikmati bersama.

Menjelang waktu keberangkatan, dari "loud speaker" kapal KMP. Gili Iyang mengalun nada peringatan atas rencana lepas tambat dari petugas. Seluruh penumpang mulai menyudahi santapan kudaban yang dibawa oleh masing-masingnya. Sesekali masih terdengar bunyi kunyahan kerupuk sangrai dari salah satu tempat tidur di tingkat bawah mengalun tanpa jedah. Irama "karokan" (bunyi gigitan kerupuk sangrai) itu memancing selera untuk menyertainya di saat pengarungan mulai menjauh dari dermaga Sangkapura Pulau Bawean Gresik Jawa Timur. Tiba-tiba saja ruang VIP KMP. Gili Iyang beranjak senyap karena para pengguna tempat tidur pasrah dan larut dengan rasa kantuk yang menderanya. Usikan ombak terus mengelus bulu mata untuk tidak berkedip. Sesekali saja bunyi pintu kamar di sebelah kanan dan kiri tempat tidur menderit dan menghempas keras akibat amukan ombak yang menampar dinding lambung kapal. Setelah itu tiada lagi bunyi yang menggoda pendengaran dan mata dalam kelelapan tidur. Tangis seorang bayi yang masih menetek dapat dihitung dengan jari dan suara mual akibat mabuk laut dari ibunya sang bayi terdengar sebiji dua biji, lalu berlalu.

Tanpa terasa perjalanan pengarungan memasuki waktu subuh. Adzan pun mengalun dengan nada yang mendayu di ruangan VIP KMP. Gili Iyang. Seruan untuk menunaikan ibadah salat subuh itu membuat para penumpang bergeliat hingga bergegas menuju musallah KMP. Gili Iyang yang terawat dan terjaga. Pancuran air kran tempat wudlu KMP. Gili Iyang bergemerincik silih berganti.Para jamaah salat subuh pun silih berganti memenuhi ruangan musallah untuk menunaikan salat subuh dengan berdiri seraya menjaga keseimbangan tubuh dari hempasam ombak yang menghantam lambung kapal. Hanya orang dungu saja yang tidak mau atau merasa riskan dengan suara adzan lewat pengeras atau pelantang suara. Tak lama kemudian dari arah timur berkas sinar mentari pagi pun mulai menabur di hamparan laut dermaga "Cinta" Paciran pertanda waktu pagi telah tiba. Seluruh kedua kafilah MTQ asal Kecamatan Sangkapura dan Tambak sama berkemas untuk turun. Kapal pun merapat tenang tenpa terasa benturan yang berarti. Saat kaki para kafilah MTQ asal Pulau Bawean itu menginjakkan bersama di dermaga "Cinta" Paciran, seruan adzan masih terus mengiang di telinga ini. "Kumandangkan adzan saat waktu masuk salat tanpa perlu dipersoalkan walau dengan pengeras suara sekalipun..!" Cetusan hati penuh lirih sebelum bergegas menaiki bus rombongan kafilah yang sudah lama menunggu.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean