Media Bawean, 22 Juli 2009
Sumber : SURYA
GRESIK - SURYA- Para guru SMAN 1 Sangkapura Bawean mogok mengajar, Selasa (21/7). Mereka menolak kehadiran Kepala Sekolah Zairosi yang pernah dituntut mundur. Akibat aksi mogok ini, ratusan siswa telantar. Guru mengancam akan melanjutkan aksi jika Zairosi tidak dimutasi.
Semula kegiatan belajar di SMAN 1 Sangkapura normal. Sekitar pukul 11.00 WIB, tiba-tiba sejumlah guru melihat kehadiran Zairosi, masuk ruangan kepala sekolah. Entah siapa yang memberi komando, sejumlah guru yang semula mengajar di kelas masing-masing, keluar menuju ruang perpustakaan serta musala sekolah.
”Berdasarkan kesepakatan guru SMAN 1 Sangkapura dan tim Dinas Pendidikan Nasional Gresik,14 Maret 2009, Zairosi diminta tidak ke sekolah sampai persoalan selesai,” kata Afandi, guru Sosiologi, dihubungi melalui ponsel kemarin pukul 11.20 WIB.
Kesepakatan itu dibuat setelah para guru menggelar aksi demo pada 10 Maret 2009. Para guru mendesak Zairosi diganti karena dituding kerap bersikap arogan. “Kami mogok karena ternyata kesepakatan itu tidak berjalan,” kata Afandi.
Zairosi tidak berhasil dikonfirmasi. Beberapa kali ponselnya dihubungi, meski terdengar nada masuk, tidak diangkat.
Kepala Diknas Gresik, Chusaini Mustaz, menyesalkan aksi mogok guru karena jelas merugikan kepentingan siswa. Semestinya sikap para guru itu bisa diwujudkan dalam bentuk lain tanpa mengganggu kepentingan siswa.Chusaini mengatakan, pihaknya sudah merespons tuntutan guru yang menolak kepemimpinan Zairosi. Namun mekanisme mutasi pegawai butuh waktu. “Karena belum ada keputusan final, tentu saja Pak Zairosi tetap bertanggung jawab sebagai Kepala SMAN 1 Sangkapura,” kata Chusaini.
Chusaini mengancam akan mengevaluasi tindakan para guru yang mogok mengajar. Sebagai guru yang tercatat sebagai PNS, tentu saja mereka harus menaati sejumlah aturan yang berlaku. Soal bentuk sanksinya, Chusaini menyatakan menunggu hasil evaluasi. “Tunggu saja nanti, apa sanksinya,“ tegas Chusaini. st3
Sumber : SURYA
GRESIK - SURYA- Para guru SMAN 1 Sangkapura Bawean mogok mengajar, Selasa (21/7). Mereka menolak kehadiran Kepala Sekolah Zairosi yang pernah dituntut mundur. Akibat aksi mogok ini, ratusan siswa telantar. Guru mengancam akan melanjutkan aksi jika Zairosi tidak dimutasi.
Semula kegiatan belajar di SMAN 1 Sangkapura normal. Sekitar pukul 11.00 WIB, tiba-tiba sejumlah guru melihat kehadiran Zairosi, masuk ruangan kepala sekolah. Entah siapa yang memberi komando, sejumlah guru yang semula mengajar di kelas masing-masing, keluar menuju ruang perpustakaan serta musala sekolah.
”Berdasarkan kesepakatan guru SMAN 1 Sangkapura dan tim Dinas Pendidikan Nasional Gresik,14 Maret 2009, Zairosi diminta tidak ke sekolah sampai persoalan selesai,” kata Afandi, guru Sosiologi, dihubungi melalui ponsel kemarin pukul 11.20 WIB.
Kesepakatan itu dibuat setelah para guru menggelar aksi demo pada 10 Maret 2009. Para guru mendesak Zairosi diganti karena dituding kerap bersikap arogan. “Kami mogok karena ternyata kesepakatan itu tidak berjalan,” kata Afandi.
Zairosi tidak berhasil dikonfirmasi. Beberapa kali ponselnya dihubungi, meski terdengar nada masuk, tidak diangkat.
Kepala Diknas Gresik, Chusaini Mustaz, menyesalkan aksi mogok guru karena jelas merugikan kepentingan siswa. Semestinya sikap para guru itu bisa diwujudkan dalam bentuk lain tanpa mengganggu kepentingan siswa.Chusaini mengatakan, pihaknya sudah merespons tuntutan guru yang menolak kepemimpinan Zairosi. Namun mekanisme mutasi pegawai butuh waktu. “Karena belum ada keputusan final, tentu saja Pak Zairosi tetap bertanggung jawab sebagai Kepala SMAN 1 Sangkapura,” kata Chusaini.
Chusaini mengancam akan mengevaluasi tindakan para guru yang mogok mengajar. Sebagai guru yang tercatat sebagai PNS, tentu saja mereka harus menaati sejumlah aturan yang berlaku. Soal bentuk sanksinya, Chusaini menyatakan menunggu hasil evaluasi. “Tunggu saja nanti, apa sanksinya,“ tegas Chusaini. st3
Posting Komentar