Media Bawean, 13 Januari 2010
Sumber : KOMPAS
Gresik, Kompas - Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, meminta PT Dharma Lautan Utama mengoperasikan kapal lebih besar untuk mengatasi lumpuhnya pelayaran Gresik-Bawean akibat gelombang tinggi. Selama ini, rute itu dilayani kapal cepat Expres Bahari 8B berkapasitas 343 penumpang dengan waktu tempuh tiga jam.
Satu kapal lain yang melayani rute itu adalah KM Dharma Kartika dengan kapasitas penumpang 200 orang dan 200 ton barang, dengan waktu tempuh delapan jam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak, Surabaya, memprakirakan, tinggi gelombang pada 13-18 Januari 2010 mencapai 4-5 meter. Dua kapal itu pun berhenti beroperasi karena hanya mampu melintasi perairan Gresik-Bawean dengan ketinggian gelombang di bawah 3 meter. Bahkan, Express Bahari 8B sedang rusak di bagian lambung depan setelah diterjang gelombang setinggi 4 meter pada Sabtu (9/1) lalu.
Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kabupaten Gresik Harris Irianto menyebutkan, surat permintaan ke PT Dharma Lautan Utama untuk mengadakan kapal besar akan dikirimkan Rabu ini. Konsekuensi mengoperasikan kapal besar dengan bobot 800 DWT (dead weight tonage) harus ada penambahan penumpang dari kapasitas yang tersedia untuk 300 orang.
”Kami tidak mau berisiko atas keselamatan penumpang karena bobot mati kapal Dharma Kartika hanya 200 DWT. Kapal yang melintasi gelombang setinggi 4-5 meter minimal punya bobot mati 800 DWT,” kata Harris.
Kepala Dinas Perhubungan Gresik Agus Muljono menyatakan, selama ini jumlah penumpang ke Bawean fluktuatif. Express Bahari 8B berkapasitas penumpang 343 orang biasanya terisi separuh pada hari-hari biasa. Adapun KM Dharma Kartika dengan kapasitas 200 orang sering juga tidak penuh. ”PT Dharma Lautan selaku pengelola KM Dharma Kartika akan mengirim kapal dengan bobot mati 1.000 DWT jika dibutuhkan,” katanya.
Larangan berlayar
Kantor Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik menetapkan larangan berlayar pada 14-16 Januari karena cuaca di sekitar Laut Jawa, khususnya di perairan antara Gresik dan Bawean, diperkirakan memburuk. Larangan berlayar berlaku untuk kapal penumpang dan kapal barang.
Kepala Adpel Gresik Ali Ibrahim menjelaskan, ketinggian gelombang 4-5 meter membahayakan pelayaran.
Prakirawan cuaca BMKG Stasiun Bandung, Deni Septiadi, Selasa (12/1), mengingatkan, nelayan di wilayah selatan dan utara Jawa masih harus mewaspadai naiknya ketinggian gelombang di laut sepanjang minggu ini. Namun, keadaan itu diperkirakan akan menurun memasuki minggu ketiga Januari. (CHE/ANG/WIE/ACI)
Sumber : KOMPAS
Gresik, Kompas - Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, meminta PT Dharma Lautan Utama mengoperasikan kapal lebih besar untuk mengatasi lumpuhnya pelayaran Gresik-Bawean akibat gelombang tinggi. Selama ini, rute itu dilayani kapal cepat Expres Bahari 8B berkapasitas 343 penumpang dengan waktu tempuh tiga jam.
Satu kapal lain yang melayani rute itu adalah KM Dharma Kartika dengan kapasitas penumpang 200 orang dan 200 ton barang, dengan waktu tempuh delapan jam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak, Surabaya, memprakirakan, tinggi gelombang pada 13-18 Januari 2010 mencapai 4-5 meter. Dua kapal itu pun berhenti beroperasi karena hanya mampu melintasi perairan Gresik-Bawean dengan ketinggian gelombang di bawah 3 meter. Bahkan, Express Bahari 8B sedang rusak di bagian lambung depan setelah diterjang gelombang setinggi 4 meter pada Sabtu (9/1) lalu.
Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kabupaten Gresik Harris Irianto menyebutkan, surat permintaan ke PT Dharma Lautan Utama untuk mengadakan kapal besar akan dikirimkan Rabu ini. Konsekuensi mengoperasikan kapal besar dengan bobot 800 DWT (dead weight tonage) harus ada penambahan penumpang dari kapasitas yang tersedia untuk 300 orang.
”Kami tidak mau berisiko atas keselamatan penumpang karena bobot mati kapal Dharma Kartika hanya 200 DWT. Kapal yang melintasi gelombang setinggi 4-5 meter minimal punya bobot mati 800 DWT,” kata Harris.
Kepala Dinas Perhubungan Gresik Agus Muljono menyatakan, selama ini jumlah penumpang ke Bawean fluktuatif. Express Bahari 8B berkapasitas penumpang 343 orang biasanya terisi separuh pada hari-hari biasa. Adapun KM Dharma Kartika dengan kapasitas 200 orang sering juga tidak penuh. ”PT Dharma Lautan selaku pengelola KM Dharma Kartika akan mengirim kapal dengan bobot mati 1.000 DWT jika dibutuhkan,” katanya.
Larangan berlayar
Kantor Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik menetapkan larangan berlayar pada 14-16 Januari karena cuaca di sekitar Laut Jawa, khususnya di perairan antara Gresik dan Bawean, diperkirakan memburuk. Larangan berlayar berlaku untuk kapal penumpang dan kapal barang.
Kepala Adpel Gresik Ali Ibrahim menjelaskan, ketinggian gelombang 4-5 meter membahayakan pelayaran.
Prakirawan cuaca BMKG Stasiun Bandung, Deni Septiadi, Selasa (12/1), mengingatkan, nelayan di wilayah selatan dan utara Jawa masih harus mewaspadai naiknya ketinggian gelombang di laut sepanjang minggu ini. Namun, keadaan itu diperkirakan akan menurun memasuki minggu ketiga Januari. (CHE/ANG/WIE/ACI)
Posting Komentar