Media Bawean, 7 Januari 2010
Media Bawean hari ini (7/1) menemui pelancong keturunan China yang berasal dari Kepong Kuala Lumpur Malaysia, bernama Queksa (59 th.) di hotel Intan Sangkapura.
Queksa menerima Media Bawean dengan senang hati saat diwawancarai dengan ketertarikannya sehingga datang ke Pulau Bawean. Menurutnya, "Saya tertarik datang ke Pulau Bawean setelah membuka internet, tidak melalui orang lain datang kesini (Bawean : Red.) sendirian tanpa keluarga," katanya.
Kedatangan Queksa, pensiunan pegawai negara di Malaysia menjadi perhatian banyak orang di Pulau Bawean. Sejak datang kemarin (6/1) dari Gresik ke Pulau Bawean, Queksa langsung akrab banyak orang yang ditemui. Rencananya di Pulau Bawean sampai hari minggu (10/1), sedangkan untuk mempermudah transportasi menyewa sepeda motor sehari Rp. 30ribu.
Menurut pernilaian Queksa untuk mencarai kedamaian hidup adalah Pulau Bawean, orang-orangnya patuh dan taat dalam mengadapi segala hal, contohnya disaat lampu listrik mati ditengah malam ternyata tidak ada protes.
"Ketertarikan dengan orang Bawean disegi persaudaraannya sangat tinggi, menghormati tamu yang datang. Saya setiap melewati jalan-jalan banyak orang menyapa dengan secara halus. sambil tersenyum. Kemarinpun ketika menuju obyek wisata, sepeda yang saya naiki tidak mampu melewati jalan berlumpur sebab hujan, langsung ditolong oleh empat orang." katanya dengan senyum-senyum.
"Orang Bawean dengan kondisi infrastruktur jalan bergelombang dan tidak rata ternyata sabar tetap melewatinya, bikin saya heran sendiri melihat para pengendarah yang ada," ujarnya dengan ketawa.
"Kesalutan terhadap orang Bawean dalam hal kejujurannya menghadapi pelancong seperti saya, tidak mengambil kesempatan saat orang luar datang kesini. Buktinya harga barang dimanapun saya membeli tetap sama tidak ada perbedaan harga, sebaliknya bila diluar Bawean kebanyakan mengambil kesempatan dengan menaikkan harga barang terhadap orang asing," jelasnya.
Queksa tadi pagi berkunjung ke Pasar Sangkapura, "Saya terkejut harga sayur mayur mahal, padahal potensi pertanian Pulau Bawean cukup bagus dengan banyak lahan yang belum dikelolah. Semestinya orang Bawean memanfaatkan lahan yang ada, sehingga harga disini tidak mahal. Tapi kelihatannya orang bekerja di sawah sebagai petani adalah orang tua, anak muda tidak kelihatan, kemungkinan merasa gengsi,"paparnya.
"Saya beli ikan dan makanan khas Bawean, makanan dibagi-bagikan sama orang-orang sedangkan ikannya disuruh masak sama orang di kedai makan disana," ucap Queksa.
"Tadi saya pijat sama orang tua Bawean, tarifnya sangat murah selama satu jam Rp. 30ribu," terangnya.
"Pesan saya sama orang-orang, mari melancong ke Pulau Bawean bila ingin menikmati hidup yang lebih damai didukung pemandangan obyek wisata yang bagus," tambah Queksa saat mengakhiri wawancara dengan Media Bawean. (bst)
Queksa menerima Media Bawean dengan senang hati saat diwawancarai dengan ketertarikannya sehingga datang ke Pulau Bawean. Menurutnya, "Saya tertarik datang ke Pulau Bawean setelah membuka internet, tidak melalui orang lain datang kesini (Bawean : Red.) sendirian tanpa keluarga," katanya.
Kedatangan Queksa, pensiunan pegawai negara di Malaysia menjadi perhatian banyak orang di Pulau Bawean. Sejak datang kemarin (6/1) dari Gresik ke Pulau Bawean, Queksa langsung akrab banyak orang yang ditemui. Rencananya di Pulau Bawean sampai hari minggu (10/1), sedangkan untuk mempermudah transportasi menyewa sepeda motor sehari Rp. 30ribu.
Menurut pernilaian Queksa untuk mencarai kedamaian hidup adalah Pulau Bawean, orang-orangnya patuh dan taat dalam mengadapi segala hal, contohnya disaat lampu listrik mati ditengah malam ternyata tidak ada protes.
"Ketertarikan dengan orang Bawean disegi persaudaraannya sangat tinggi, menghormati tamu yang datang. Saya setiap melewati jalan-jalan banyak orang menyapa dengan secara halus. sambil tersenyum. Kemarinpun ketika menuju obyek wisata, sepeda yang saya naiki tidak mampu melewati jalan berlumpur sebab hujan, langsung ditolong oleh empat orang." katanya dengan senyum-senyum.
"Orang Bawean dengan kondisi infrastruktur jalan bergelombang dan tidak rata ternyata sabar tetap melewatinya, bikin saya heran sendiri melihat para pengendarah yang ada," ujarnya dengan ketawa.
"Kesalutan terhadap orang Bawean dalam hal kejujurannya menghadapi pelancong seperti saya, tidak mengambil kesempatan saat orang luar datang kesini. Buktinya harga barang dimanapun saya membeli tetap sama tidak ada perbedaan harga, sebaliknya bila diluar Bawean kebanyakan mengambil kesempatan dengan menaikkan harga barang terhadap orang asing," jelasnya.
Queksa tadi pagi berkunjung ke Pasar Sangkapura, "Saya terkejut harga sayur mayur mahal, padahal potensi pertanian Pulau Bawean cukup bagus dengan banyak lahan yang belum dikelolah. Semestinya orang Bawean memanfaatkan lahan yang ada, sehingga harga disini tidak mahal. Tapi kelihatannya orang bekerja di sawah sebagai petani adalah orang tua, anak muda tidak kelihatan, kemungkinan merasa gengsi,"paparnya.
"Saya beli ikan dan makanan khas Bawean, makanan dibagi-bagikan sama orang-orang sedangkan ikannya disuruh masak sama orang di kedai makan disana," ucap Queksa.
"Tadi saya pijat sama orang tua Bawean, tarifnya sangat murah selama satu jam Rp. 30ribu," terangnya.
"Pesan saya sama orang-orang, mari melancong ke Pulau Bawean bila ingin menikmati hidup yang lebih damai didukung pemandangan obyek wisata yang bagus," tambah Queksa saat mengakhiri wawancara dengan Media Bawean. (bst)
Posting Komentar