Media Bawean, 1 Februari 2010
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Dugaan penyunatan alokasi dana desa (ADD) terus mencuat. Kali ini, dugaan penyunatan ADD muncul di Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak. Dana ADD 2009 diduga diselewengkan petinggi desa.
Beberapa warga desa mengirimkan laporan kepada LSM Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Gresik. Menurut mereka, di antara total Rp 109,09 juta yang diterima desa itu, Rp 44,2 juta diduga disalahgunakan. "Kami sedang mengkaji itu. Jika ada indikasi, kami akan bawa masalah itu ke pihak berwajib," kata Bupati Lira Gresik Khoirul Anam kemarin (31/1).
Anam menjelaskan, setidaknya 12 item anggaran yang didanai ADD itu diduga fiktif. Salah satunya, rekening listrik. "Menurut warga, anggaran rekening listrik sudah ditanggung," katanya. Anggaran lain yang diduga fiktif adalah pemeliharaan sarana air bersih (Rp 3,5 juta) dan fogging (Rp 1,5 juta).
Laporan tersebut memperkuat dugaan bahwa ADD sering jadi bancakan aparat desa. Sebelumnya, warga Desa Boteng, Menganti, melaporkan kasus serupa. Warga bahkan sudah membawa masalah itu ke Kejaksaan Negeri Gresik.
Para wakil rakyat di DPRD Gresik pun menyatakan sudah menerima beberapa laporan serupa. Saat ini mereka sedang menyusun agenda untuk menindaklanjuti masalah tersebut. "Setidaknya, ada empat laporan soal dugaan penyalahgunaan dana ADD. Tapi, untuk sementara kami tidak sebut dulu di desa mana saja. Sebab, kan baru laporan," kata Wakil Ketua DPRD Gresik Nur Hamim. (ris/soe)
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Dugaan penyunatan alokasi dana desa (ADD) terus mencuat. Kali ini, dugaan penyunatan ADD muncul di Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak. Dana ADD 2009 diduga diselewengkan petinggi desa.
Beberapa warga desa mengirimkan laporan kepada LSM Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Gresik. Menurut mereka, di antara total Rp 109,09 juta yang diterima desa itu, Rp 44,2 juta diduga disalahgunakan. "Kami sedang mengkaji itu. Jika ada indikasi, kami akan bawa masalah itu ke pihak berwajib," kata Bupati Lira Gresik Khoirul Anam kemarin (31/1).
Anam menjelaskan, setidaknya 12 item anggaran yang didanai ADD itu diduga fiktif. Salah satunya, rekening listrik. "Menurut warga, anggaran rekening listrik sudah ditanggung," katanya. Anggaran lain yang diduga fiktif adalah pemeliharaan sarana air bersih (Rp 3,5 juta) dan fogging (Rp 1,5 juta).
Laporan tersebut memperkuat dugaan bahwa ADD sering jadi bancakan aparat desa. Sebelumnya, warga Desa Boteng, Menganti, melaporkan kasus serupa. Warga bahkan sudah membawa masalah itu ke Kejaksaan Negeri Gresik.
Para wakil rakyat di DPRD Gresik pun menyatakan sudah menerima beberapa laporan serupa. Saat ini mereka sedang menyusun agenda untuk menindaklanjuti masalah tersebut. "Setidaknya, ada empat laporan soal dugaan penyalahgunaan dana ADD. Tapi, untuk sementara kami tidak sebut dulu di desa mana saja. Sebab, kan baru laporan," kata Wakil Ketua DPRD Gresik Nur Hamim. (ris/soe)
Posting Komentar