Media Bawean, 4 April 2010
Ketika menyusuri jalan setapak yang licin di pergunungan desa Kalompanggubuk Tambak, hari ini (3/4), sampai di Kampung Baru melihat anak sedang menjemur buku pelajaran di dhurung.
Kemudian disapa, bernama M. Nasir berusia 10 tahun, kelas tiga SDN Kalompanggubuk I Kecamatan Tambak. Ditanya kedua orangtuanya, terlihat M. Nasir menundukkan kepala, berkata, "Huppak ben emmak la mate, eson norok toa, (Bapak dan Ibu sudah meninggal dunia, saya ikut nenek)," katanya lemas.
Kenapa bukunya dijemur? "Eson deteng a sekolah, napak e jelan toron ojen raje. Tak andik ettas, buku besse kabbih (Saya datang sekolah, sampai di jalan turun hujan. Tidak punya tas, sehingga buku basah semua)," jawabnya.
Kemudian disapa, bernama M. Nasir berusia 10 tahun, kelas tiga SDN Kalompanggubuk I Kecamatan Tambak. Ditanya kedua orangtuanya, terlihat M. Nasir menundukkan kepala, berkata, "Huppak ben emmak la mate, eson norok toa, (Bapak dan Ibu sudah meninggal dunia, saya ikut nenek)," katanya lemas.
Kenapa bukunya dijemur? "Eson deteng a sekolah, napak e jelan toron ojen raje. Tak andik ettas, buku besse kabbih (Saya datang sekolah, sampai di jalan turun hujan. Tidak punya tas, sehingga buku basah semua)," jawabnya.
Rasmuni (70 th.) sebagai neneknya ditanya sejak kapan ayah dan bundanya M. Nasir, "Bik kennek laedinah mate huppak ben emmakna, (Sejak kecil sudah ditinggal meninggal dunia bapak dan ibunya)," jelasnya.
Media Bawean berpesan khusus kepada M. Nasir agar rajin belajar, dan Insya Allah kapan-kapan akan berkunjung kembali untuk melihat perkembangannya. (bst)
Posting Komentar