Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Dokter Tyas Frimabona : Solusi Dan Alternatif Kesehatan Di Pulau Bawean

Dokter Tyas Frimabona : Solusi Dan Alternatif Kesehatan Di Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Jumat, 18 Juni 2010

Media Bawean, 18 Juni 2010

Bila sukses sebagai dokter ataupun lainnya, putra atau keturunan asal Bawean merasa enggan menetap di pulaunya, alasannya Pulau Bawean terlalu kecil, sulit berkembang lebih baik membangun dari luar saja.

Sebaliknya dr. Tyas Frimabona asli Manyar Gresik merasa kerasan mengabdikan diri sebagai dokter di Pulau Bawean. Sudah 1,5 tahun sebagai dokter pelaksana di BAKIS Aisyiyah Sangkapura Pulau Bawean.

Keluhan dr. Tyas Frimabona adalah terbatasnya kebutuhan listrik 24 jam di Pulau Bawean. "Menulis resep butuh secercah cahaya, apalagi ngeracik obat, nyuntik, dan pemeriksaan beserta alat-alat lainnya yang membutuhkan listrik," kata dokter Alumnus Universitas Hang Tuah Surabaya tahun 2001.

"Transportasi perlu dikembangkan sehingga harga obat, reagen-reagen medis, oksigen, dan sistem rujukan tidak membebani pasien dan keluarga," ujarnya.

"Bila kebutuhan tersebut terpenuhi, maka fasilitas kesehatan sederhana untuk pemeriksaan penunjang, seperti foto rogten, labotarium sederhana lengkap bisa terpenuhi, sehingga tenaga medis umum maupun profesional akan mau bertempat di Pulau Bawean, dan layak ada rumah sakit meski tipe D (Pratama), atau tipe C (Madya)," tandasnya.

"Semua orang ingin punya kehididupan yang sempurna, tapi di Pulau Bawean sulit untuk berkembang. Baik segi materi ataupun pendidikan pribadi, kedokteran bukan ilmu matematika 2+2 hasilnya 4, tapi perlu pengembangan seperti mengikuti seminar dan sebagainya,"paparnya.

"Banyak putra asli Pulau Bawean yang jadi dokter, perawat dan tenaga medis lainnya, tapi kenapa tidak ada yang mau mengabdi disini (Pulau Bawean), hanya 2 atau 3 orang saja yang bersedia mengabdikan diri . Saya salut sama mereka yang mau berkorban untuk wilayahnya,"pungkasnya

Bagaimana dengan kesadaran warga terhadap kesehatan? "Kesadaran kesehatan masyarakat Pulau Bawean semakin tinggi, dengan meningkatnya pendidikan masyarakat maka semakin tinggi pula kesadaran terhadap kesehatan dan lingkungannya,"jawabnya.

Dokter Tyas menjelaskan seputar dunia pendukunan di Bawean, "Penyakit di Bawean ada istilah dalam kedokteran untuk awamnya penyakit jadi-jadian. Saya pribadi mempercayai bahwa dukun juga berperan dalam dunia kesehatan, hanya perlu digaris bawahi yaitu setelah semua catatan medisnya baik, pembuktian medis tidak ada masalah tinggal menyelesaikan kondisi kejiwaannya, bila baik tapi kondisi pasien masih tidak wajar, baru dukun bertindak,"terangnya.

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean