Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Pondok Pesantren Nurul TaqwaMendirikan Ponpes Bermodal Uang Rp. 150ribu

Pondok Pesantren Nurul TaqwaMendirikan Ponpes Bermodal Uang Rp. 150ribu

Posted by Media Bawean on Kamis, 08 Juli 2010

Media Bawean, 8 Juli 2010

KH. Muhammad Fuad Faruq, SHi.
Pengasuh Dan Pendiri Pondok Pesantren Nurul Taqwa

Aktivitas Pengajian Di Pondok Pesantren Nurul Taqwa

KH. Muhammad Fuad Faruq, S.Hi. dilahirkan di Belitung tanggal 20 Juni 1976. Menginjak usia satu tahun oleh orang tuanya dibawa pulang ke Pulau Bawean. Kemudian diasuh oleh neneknya di Menara Gunung Teguh Sangkapura. Usia 7 tahun mengaji dilanggar Kyai Mas'adi, dilanjutkan mengaji kepada Kyai Sahmawi pada usia 10 tahun, setelahnya mengaji kepada KH. Moch. Ridwan di Menara Gunung Teguh.

Lulus Madrasah Ibtidaiyah mondok di Pondok Pesantren Hasan Jufri Lebak selama 1 tahun, selanjutnya mondok di Ponpes Darullughah Wad Da'wah Bangil di Bangil Pasuruan dari tahun 1989 sampai 1995. Tahun 1996 melanjutkan studi ke Yaman di Timur Tengah sampai tahun 2000, setelahnya pulang ke Indonesia langsung mengajar di Bangil sampai tahun 2005. Tahun 2006 kembali ke Pulau Bawean sampai sekarang. Perlu diketahui nama Mohammad Fardi, setelah mondok di Bangil dirubah nama menjadi Muhammad Fuad Faruq, S.Hi.


Menurut KH. Mohammad Fardi sapaan akrab di Pulau Bawean, awal merintis Pondok Pesantren Nurul Taqwa yang letaknya di Dukuh, desa Sungairujing Sangkapura Pulau Bawean adalah merealisasikan cita-cita mertua Al Marhum H. Bazzi yang punya niatan pertama kali. "Saya hanya sebagai penyambung niatan beliau," katanya.

"Sebenarnya saya pulang ke Pulau Bawean tidak ada niatan mendirikan Pondok Pesantren, awalnya bermimpi Sang Guru didalam lokal ini sudah berdiri dua tingkatan. Waktu itu bila diundang orang berceramah selalu susah, setiap diundang orang harus menghafal muqaddimah. Tanggal 17 ramadhan 2006 diundang ceramah di Majid Baitul Muttaqin Daun Barat dapat uang Rp.150ribu. Besoknya langsung dibelikan batu karang sebagai tahapan awal pembangunan Mushallah. Alhamdulillah mendapat dukungan dari masyarakat setempat dan sekitarnya,"ujarnya.

Diawal berdirinya Pondok Pesantren Nurul Taqwa menurut KH. Muhammad Fuad Faruq, S.Hi. menerima santri menetap sebanyak 7 orang berasal dari berbagai daerah di Pulau Bawean, sedangkan santri langgaran sebanyak 41 orang.

Kegiatan di Pondok Pesantren Nurul Taqwa mulai dari pagi hingga malam sangat padat, yaitu membaca Al Qur'an, membaca Kitab, membaca dzikir, serta menghafal kitab-kitab yang sudah ditentukan sebagai program hafalan di pesantren. KH. Muhammad Fuad Faruq, S.Hi.dengan didukung dua orang tenaga pengajar dari Bangil, seluruh kegiatan Ponpes Nurul Taqwa berjalan lancar dan sukses.

Apakah ada niatan mendirikan sekolah formal? "Kita hidup di dunia ini wajib mempelajari ilmu agama sebagai bekal di dunia sekarang dan kelak di akherat, kesempurnaan hidup di dunia perlu penunjang yang dikenal sekolah formal. Insya Allah, saya ada cita-cita untuk membentengi agar santri diterima di masyarakat dan pemerintahan," jawabnya.

"Kenapa saya harus mendirikan sekolah formal? karena santri yang mondok merasa kesulitan bila bersekolah ke luar. Satu sisi santri mengikuti peraturan Pondok Pesantren, sementara di sekolah harus mengikuti peraturan sekolah. Santri sendiri merasa bingung, di Pesantren dituntut dengan pelajarannya, sementara disana juga dituntut mengikuti peraturan sekolah. Untuk lebih mudah mengatur santri, maka kedepan ada rencana mendirikan sekolah formal," terang KH. Muhammad Fuad Faruq, S.Hi..(bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean