Media Bawean, 20 September 2010
ORSIKA (Orentasi Studi Dan Introduksi Kampus) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Raden Santri Gresik Kampus II Bawean, bertempat di SMP Umar Mas'ud Sangkapura, minggu(19/7) menghadirkan Musyayanah sebagai Pembicara Gerakan Mahasiswa.
Musyayanah membedah gerakan mahasiswa mulai tahun 1908 (Budi Utomo), tahun 1928 (Sumpah Pemuda), tahun 1945 (Kemerdekaan RI), tahun 1966 (Gerakan 66) dan tahun 1989 (Gerakan Reformasi).
Menurutnya, melalui gerakan mahasiswa tercipta perubahan di Indonesia, terbukti nyata hasilnya setiap pergerakan membuahkan suatu tujuan yang kongkret. "Tanpa adanya pergerakan, mustahil tercipta perubahan disebuah negara," katanya.
"Kesempatan melakukan pergerakan mahasiswa hanya waktu berstatus mahasiswa, gunakan kesempatan baik untuk melakukan perubahan lebih baik daripada sebelumnya,"ujarnya.
Merespon pertanyaan peserta tentang adanya gerakan mahasiswa di Pulau Bawean ataupun diluar melalui mahasiswa asal Pulau Bawean, Musyayanah menyatakan sebagai aset untuk melakukan pergerakan perubahan di Pulau Bawean. "Terbentukanya organisasi atau perhimpunan mahasiswa di berbagai daerah merupakan kontribusi besar untuk menyumbangkan pemikiran ataupun aksi dalam menata Pulau Bawean kedepan," paparnya.
"Persoalan perbedaan pendapat ataupun pemikiran adalah hal yang biasa, mahasiswa adalah kelompok kritis dengan pemikiran cemerlangnya tentu memiliki ide terbaiknya untuk bersatu membangun Pulau Bawean," terangnya.
Soal aktivis mahasiswa lebih banyak masuk ranah politik praktis, menurut Musyayanah adalah bagian penyaluran aspirasi yang paling tepat sehingga panggung politik di Indonesia hampir dikuasi oleh mantan aktivis mahasiswa. (bst)
Posting Komentar