Media Bawean, 25 November 2010
Sumber : KOMPAS
Penulis : Jibril Abdillah
Gresik - Ikan hasil tangkapan nelayan tradisional Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dijual kepada tengkulak di tengah laut, sehingga harganya rendah.
"Nelayan di Bawean butuh bantuan untuk manajemen penjualan hasil tangkapan ikan. Karena meskipun hasil tangkapan melimpah tapi tidak mampu menjual dengan harga yang wajar," kata Syakir Djamhuri, tokoh nelayan Kecamatan Tambak Bawean, Kamis.
Ia berharap kepada pemerintah bisa membuatkan koperasi nelayan untuk menampung hasil tangkapan dan menggairahkan perekonomian warga yang mata pencaharianya sebagai nelayan tersebut.
"Kalau di tambak mungkin butuh tempat pelelangan ikan (TPI), kemudian koperasi nelayan untuk menggairahkan transaksi penjualan ikan nelayan," tandasnya.
Menurut Syakir, TPI yang berada di kecamatan Sangkapura juga tidak dimaksimalkan karena kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
"TPI Sangkapura tidak bergeliat karena kurang sarana dan pengelolaannya masih sangat tradisional, sehingga tengkulak semakin leluasa beroperasi sekalipun merugikan nelayan," ujarnya.
Salah satu nelayan asal Desa Sukaoneng Kecamatan Tambak Abdul Malik mengatakan, selama ini para nelayan langsung menjual ikannya di tengah laut sehingga tidak mempunyai nilai tawar kepada tengkulak.
"Selama ini kita bertransaksi dengan tengkulak di tengah laut dengan harga yang sangat murah. Karena sesampai didaratpun lakunya juga masih di bawahnya," kata Abdul Malik.
Masyarakat nelayan tradisional di Pulau Bawean mengaku kesulitan beranjak dari kemiskinan karena tidak mampu mengelola penjualan hasil tangkapa mereka.
"Hasil tangkapan kami hanya untuk tengkulak saja, karena kita sudah tidak bisa meninggalkan mereka karena hanya itu jalan bagi nelayan untuk memperolah penghasilan," ujarnya.
Posting Komentar