Media Bawean, 14 Januari 2011
Warga Bawean yang memiliki hobi bermain kitiran atau dikenal di Pulau Bawean dengan nama enter-enteran, tentunya sangat bersyukur dengan datangnya angin kencang. Mereka beramai-ramai naik keatas bukit, dengan memegang kitiran yang siap dihadapkan ke arah angin, sehingga menimbulkan bunyi nyaring ditelinga.
Ada beberapa tempat dijadikan ajang bermain kitiran, yaitu Bukit Lambeng Kopeng di Songaiteros Deje, Gunung Rabet di Songaiteros Laok (Keduanya termasuk desa Balikterus), Gunung Kelatan di Balikbak Gunung desa Gunung Tenguh, dan Rojing di desa Kebuntelukdalam. Pantauan Media Bawean, hari ini (jum'at, 14/1/2011) terlihat banyak orang yang berdiri diatas bukit dengan memegang kitiran, bahkan ada sebagaian naik keatas bambu dengan pondasi yang kokoh.
Syamsiah warga Songaiteros Deje mengatakan setiap musim angin selalu banyak warga yang naik ke bukit untuk bermain kitiran. "Tradisi ini sejak dari dahulu sampai sekarang tidak pernah hilang, dari kalangan anak-anak sampai orang tua,"katanya.
Matwi (38 Th.) warga Songaiterus Deje, menyatakan, "Mereka datang dari berbagai daerah di Pulau Bawean, berasal dari Daun, Kebuntelukdalam, dan Balikterus dengan membawa perbekalan secukupnya menikmati asyiknya bermain kitiran,"ujarnya.
Nur Habib (26 Th.) yang mengaku memiliki hobi sejak kecil sampai dewasa, setiap saat pasti datang keatas bukit untuk bermain kitiran. "Keasyikannya saat kitiran yang terkena angin menimbulkan suara, termasuk mengenai badan saat kitiran berputar, sebab menggunakan penahan bagian tubuh,"paparnya.
Menurut Nur Habib yang paling nikmat bermain kitiran diwaktu malam hari sampai pagi.
Darimana mendapatkan kitiran? "Sudah ada yang berprofesi membuatnya dengan harga mahal sampai Rp.750ribu untuk satu kitiran yang bagus,"jawabnya.
Uniknya ketika warga Bawean sedang ketakutan dengan datangnya angin, ternyata warga yang memiliki hobi bermain kitiran justru menyambut gembira ria dengan datangnya musim angin kencang di Pulau Bawean. "Alhamdulillah, tahun ini bisa bermain kitiran dengan sempurna, sebab tahun lalu hanya sebentar saja,"jelas Nur Habib.
Menurut salah satu tokoh di Balikteros Laok mengatakan, "Isteri sholehah adalah membangunkan suaminya tengah malam saat ada angin kencang. Kemudian suaminya berangkat bermain kitiran keatas bukit,"terangnya. (bst)
1 comments:
bisa dimanfaatin buat listrik tuh....tinggal dikembangkan aja...
Posting Komentar