Media Bawean, 23 Januari 2011
Merespon terjangkitnya wabah penyakit aids terhadap satu satu warga Pulau Bawean, Ketua MUI Sangkapura dihubungi Media Bawean, (22/1/2011) menyatakan sejak lama sudah punya rasa kekhawatiran, dengan alasan sebagaian besar warga Bawean bekerja di luar negeri.
"Tapi masih punya keyakinan akan terhindar bila nur agama masih bersarang di jantung hati, namun kini sudah luntur dihapus oleh kenyataan yang ada untuk,"katanya.
"Tiada jalan lain untuk segera berbenah diri mengembalikan jati diri asli Bawean yang identik dengan Islam, menegakkan amar ma'ruf nahil mungkar dan mensosialisasikan tentang adab berzina, dilihat dari hukum Allah SWT. dan unsur kesehatan untuk melakukan hudud. Negara kita bukan negara Islam, mari bersama kita mulai dengan diri kita sesuai perintah Allah, Quu Anfusakum Wa Ahliikum Naaraa, "ujarnya.
Ali Asyhar Ketua Lakpesdam NU Cabang Bawean menyatakan simpati kepada pasien dan keluarganya. "Siapapun dia kita harus memberi motivasi supaya tabah dan tetap semangat melanjutkan kehidupan,"tuturnya.
"Kepada semua masyarakat, bahwa ini adalah warning kepada kita untuk tidak melenceng dari agama. Apa yang diperintahkan agama pasti bermanfaat dan yang dilarang pasti membawa madlarat,"paparnya.
"Belum tahu penyebab penyakit AIDS yang diderita saudara kita ini, apakah karena sex bebas, jarum suntik ataukah tertular dari pasangan resminya. Semoga tidak karena melanggar aturan agama, bila melanggar semoga diampuni Allah,"pungkasnya
Khusus untuk orang tua, "mari mawas diri. Anak kita mengahadapi zaman yang tidak sama dengan zaman dulu. Jangan puas hanya dengan disekolahkan tetapi di rumah juga harus dibimbing 24 jam. Pastikan siapa dan dimana bergaulnya. Jangan diajari atau dibiarkan melanggar aturan agama. Jangan cuek bebek dan menganggap sepele pergaulan bebas. Khusus untuk bapak ibu guru bahwa kurikulum yang kita praktekkan selama ini ternyata tidak berhasil. Akhlaq siswa-siswi kita tidak semakin baik karena tidak ada ketauladanan. Mari memberi tauladan dengan tingkah laku bukan hanya ucapan. Dalam psikologi pendidikan dinyatakan bahwa guru harus lebih pandai dan berakhlaq daripada orang biasa. Sudahkan kita demikian?,"terangnya. (bst)
Posting Komentar