Media Bawean, 27 Februari 2011
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, kembali menyerang warga desa Tambak, kecamatan Tambak Pulau Bawean Gresik.
Satu diantara dua pasien yang menderita demam berdarah yaitu Raudhatul Istiqomah (9 Th.) anak pasangan Muhab dengan Muzayayana asal Dusun Tambak Barat. desa Tambak, hari ini (minggu, 27/2/2011) dirujuk ke Gresik dengan naik Kapal Express Bahari 1C. Sedangkan satu pasien lainnya, informasi yang diterima Media Bawean sudah sembuh setelah mendapat perawatan di Puskesmas Sangkapura.
Kepala Desa Tambak, Sundusiyah dihubungi Media Bawean, membenarkan adanya dua warga yang diserang penyakit demam berdarah. "Selama 2011, sudah ada empat pasien yang positif terserang penyakit demam berdarah, yaitu awal bulan januari sebanyak 2 orang dan akhir bulan februari sebanyak 2 orang,"katanya.
"Satu bulan yang lalu sudah dikoordinasikan dengan pihak Puskesmas Kecamatan Tambak, bila jumlah pasien hanya dua orang tidak harus dilakukan fogging atau penyemprotan, cukup melaksanakan sosialisasi 3M, yaitu mengubur, menguras dan menutup kepada masyarakat,"paparnya.
"Sudah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, ternyata sekarang kembali ada dengan dua orang warga terserang penyakit demam berdarah. sedangkan satu orang belum positif,"ujarnya.
Untuk menindaklanjuti adanya wabah demam berdarah, menurut Sundusiyah, hari ini (minggu, 27/2/2011) diadakan kerja bhakti bersih-bersih lingkungan dengan melaksanakan 3M melibatkan semua warga desa Tambak.
Hasil rapat bersama tokoh masyarakat bersama pihak Puskesmas, kemarin membahas langkah fogging atau tidak hanya cukup melaksanakan 3M. Menurut Ibu Dokter disuruh melaksanakan 3M terlebih dahulu.
Fogging atau penyemprotan, menurut Kepala Desa Tambak, melihat pelaksanaan tahun 2008, ternyata banyak kendala dalam pelaksanaannya, diantaranya banyak warga tidak mau disemprot rumahnya dengan alasan bau.
"Bahkan ada petugas untuk melakukan penyemprotan, ternyata ditinggal pergi dengan kondisi rumah terkunci. Menurut dokter, jangankan 10 rumah, 1 rumah saja yang tidak bersedia dilakukan penyemprotan bisa memberikan peluang berlindung nyamuk. Padahal melakukan penyemprotan memerlukan pembiayaan sangat besar,"jelasnya.
"Kendalanya di Puskesmas Tambak tidak memiliki peralatan lengkap, seperti labotarium sehingga menyulitkan pihak medis dalam melakukan pemeriksaan pasien. Seharusnya Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik segera melengkapi fasilitas, sehubungan kejadian penyakit demam berdarah sudah berulang kali di Kecamatan Tambak,"harapan Sundusiyah sebangai Kepala Desa Tambak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, dr. Soegeng Widodo dihubungi Media Bawean membenarkan keterbatasan peralatan untuk pemeriksaan pasien demam berdarah di Puskesmas Tambak. "Usulan sudah diterima, Insya Allah tahun ini bisa direalisasikan untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan pasien demam berdarah di Puskesmas Kecamatan Tambak,"tuturnya.
dr. Soegeng Widodo berharap bila nantinya direalisasikan, tolong tenaga medis di Puskesmas Tambak betul-betul bekerja optimal, termasuk mengelolah rawat inap dengan baik. (bst)
Posting Komentar