Media Bawean, 24 Februari 2011
Dikker termasuk kesenian Bawean yang tergolong turun temurun dari nenek moyang. Diantara banyak kampung di Pulau Bawean, dikker masih eksis di desa Paromaan Tambak, Pulau Bawean, Gresik.
Ditemui ketika tampil dalam maulid keluarga besar H. Samsuddin (Almarhum) di Tambak, hari ini (kamis, 24/2/2011), H. Sumli (60 Th.) salah satu personel dikker mengatakan masih tetap eksis sampai sekarang dan seringkali tampil dalam acara-acara warga di Kecamatan Tambak.
Personel dikker asal desa Paromaan sebanyak tujuh orang, seringkali tampil dalam acara hajian, pernikahan warga dan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
Ditanyakan, sejak kapan terbang besar dibuat? H. Sumli bingung tidak bisa menjawabnya, yang jelas menurutnya terbang besar adalah turun temurun dari orang tua terdahulunya. "Tetapi seringkali diperbaiki bila rusak,"katanya.
Apakah bersedia diundang ke lain tempat? "Bersedia, soal pembiayaan tergantung jarak jauh dekatnya, termasuk ongkos transportasinya,"jawabnya.
Dalam peringatan maulid di desa Paromaan selalu tampil rutin setiap tahun, adapun undangan ke Kalompanggubuk dan Tambak. (bst)
Posting Komentar