Media Bawean, 10 Februari 2011
Oleh : Gus Ali Asyhar*
Dalam satu minggu terakhir ini kita disuguhi adegan anarki oleh sekelompok umat beragama. Dengan jargon atas nama membela Tuhan mereka menyerang saudara seiman yang berbeda tafsir dalam hal Nabi terakhir. Kelompok Ahmadiyah yang meyakini Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi menjadi sasaran amuk. Akibatnya 2 jemaat Ahamdiyah meninggal dan 5 luka-luka. Belum kering air mata mereka, terjadi lagi penyerangan Gereja dan sekolah Kristen di Temanggung. Lagi-lagi atas nama membela Tuhan.
Dunia ini mustahil tunggal. Begitupun pemahaman seseorang juga sangat beragama. Ibrahim 'alaihissalam pernah masygul dengan merintih kepada Allah " Ya Allah, mengapa tidak engkau ciptakan semua orang di dunia ini baik-baik semua?" . Allah menjawab dengan tamsil " Wahai Ibrahim, jika engkau menanam padi maka akan tumbuh pula rumput-rumput liar". Walhasil, keberagaman adalah sunatullah.
Memang benar, kita harus meyakini kebenaran agama kita. Tidak boleh ragu sedikitpun dengan semua dogmanya. Namun harus kita sadari, disaat yang sama umat lain juga punya hak yang sama untuk meyakini agamanya. Maka kerukunan antar umat se-agama dan antar umat beragama menjadi suatu kebutuhan. Kita boleh berdebat keras soal pendapat kita namun dalam bertindak kita tidak boleh anarkis. Anarkisme tidak pernah menyelesaikan persoalan bahkan sebaliknya menumbuhkan dendam berkepanjangan.
Terkait kasus Banten dan Temanggung, semoga kejadian ini tidak terulang lagi. Kepada pihak berwajib sudah saatnya kelompok yang selama ini selalu menggunakan anarki untuk dibubarkan karena mengancam kebhinekaan. Salut untuk sahabat-sahabat Anshor NU Temanggung yang sigap dengan membantu membersihkan Gereja dan berusaha membantu pembanguna kembali sekolah Kristen yang rusak. Do'a kami generasi muda NU Bawean untuk semua korban Banten dan Temanggung, semoga diberi ketabahan dan kepada kelompok anarki semoga mendapat hidayah-Nya.
* Ketua PC. Lakpesdam NU Cabang Bawean
Posting Komentar