Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Pengusaha Selep Di Daun Buat Kesepakatan Bersama

Pengusaha Selep Di Daun Buat Kesepakatan Bersama

Posted by Media Bawean on Minggu, 25 September 2011

Media Bawean, 25 September 2011

Persaingan tidak sehat tentunya akan merugikan antar sesama pengusaha, berakibat timbulnya tuntutan membuat kesepakatan bersama.

Di desa Daun, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, tanggal 20 Septermber 2011 telah dirapatkan bersama antara pengusaha selep penggilingan padi oleh Pemerintahan Desa Daun.

Mulyo sebagai PJs. Kepala Desa Daun dihubungi Media Bawean (minggu, 25/9/2011) membenarkan adanya kesepakatan antar pengusaha selep penggilingan padi di desa Daun.

Menurut Mulyo, selama ini seringkali terjadi konflik antar pengusaha sehubungan tidak adanya kesepakan bersama, setelah kesepakatan disepakati maka pinggilingan padi dengan cara hellerr yaitu mobil keliling dilarang beroperasi.

"Penggilingan padi memakai mobil, terkadang masuk ke kampung-kampung mencari konsumen, sehingga merugikan pengusaha selep didaerah tersebut,"katanya.

"Kecenderungan harga tidak seragam, dan warga sendiri tentunya lebih memilih kepada yang didatangi. Tetapi dampaknya terjadi persaingan tidak sehat antar sesama pengusaha selep atau penggilingan padi,"paparnya.

Perlu diketahui menurut Mulyo, izin usaha selep adalah duduk ditempat bukan berjalan atau keliling kampung. Berdasarkan musyawarah mufakat maka diputuskan untuk beroperasi selep tetap ditempat tidak berjalan.
"Memang ada protes dari warga atas dilarangnya hellerr, tetapi setelah diberikan penjelasan ternyata memahaminya,"ujarnya.

Sementara  warga Daun yang tidak bersedia disebut identitasnya, menyatakan sangat menyayangkan keputusan melarang beroperasinya selep keliling. "Sudah saatnya pelayanan kepada masyarakat diutamakan, sehingga warga yang memiliki banyak kesibukan tidak tersita waktunya hanya untuk menyelep padi,"terangnya. (bst)

SHARE :

6 comments

Anonim 25 September 2011 pukul 22.37

yang untung pengusahanya, karena tidak perlu mengeluarkan biaya lg untuk ngangkut ke kampung-kampung. yang rugi warganya, karena tidak mendapat layanan yang baik. sudah tidak zamannya lg NYOON LAAS ke selep sendiri, itu sangat memberatkan warga.

Anonim 26 September 2011 pukul 11.09

jangan mau debodohi orang-orang tertentu ! karena kalah asaingan

Anonim 26 September 2011 pukul 22.41

yang terpenting pengusahanya atau warganya? itu pertanyaan dasarnya....jangan mmbuat warga bertambah sulit. persaingan dalam dunia bisnis itu biasa...dan saya pikir itu wajar2 saja...

Anonim 29 September 2011 pukul 22.53

ini sudah modern bung. siapa yang bisa memberikan pelayanan lebih itu yang bertahan. itu akal-akalannya orang yang tidak bisa bersaing.

Anonim 29 September 2011 pukul 22.55

pak Pjs jangan mau diatur-atur oleh pengusaha. anda adalah penguasa. kekuatan ada ditangan anda. buatlah keputusan yang berpihak kepada masyarakat bukan segelintir orang. maju terus.

Anonim 29 September 2011 pukul 23.01

Pak Pjs, Jangan mau diatur-atur pengusaha. anda penguasa daun, buatlah keputusan yang berpihak kepada kepentingan masyarakat. bukan segelintir orang yang menyengsarakan orang banyak.

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean