Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Bawean Krisis Bahan Pokok

Bawean Krisis Bahan Pokok

Posted by Media Bawean on Rabu, 11 Januari 2012

Media Bawean, 11 Januaei 2012

Dishub janji pinjam kapal TNI AL untuk mengirim sembako ke Pulau Puteri jika gelombang laut masih besar

GRESIK - Sekitar 70 ribu warga di Pulau Bawean terancam mengalami krisis bahan pokok. Mereka kini sudah kesulitan untuk mendapatkan sembilan bahan kebutuhan pokok (Sembako). Bahkan, bahan bakar minyak (BBM) pun sulit diperoleh di kawasan Pulau Puteri tersebut.

Kondisi itu menyebabkan harga sembako dan BBM di kawasan tersebut 'melangit'. Premium harganya tembus Rp 17.000 per liter. Begitu juga dengan harga kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, sayur-sayuran dan lain sebagainya.

''Pokoknya semuanya harga naik. Warga sulit untuk memperoleh bensin, sembako, sayuran seperti kubis, tomat, wortel, lombok, gula minyak goreng, kopi dan lain sebagainya. Ya karena tidak ada pengiriman dari Jawa,'' tutur Titin pedagang sayur asal Kecamatan Sangkapura, Rabu (11/1) yang diamini Nyonya Arif.

Tidak adanya suplai sembako dan BBM itu penyebabnya karena cuaca di laut Jawa akhir-akhir ini terus memburuk. Gelombang laut besar dengan ketinggian mencapai 3 meter. Sementara, fasilitas transportasi seperti kapal besar sampai saat ini belum ada, sehingga kapal-kapal tidak berani menerobos gelombang laut pulau dengan sembilan gunung itu.

Jika dalam dua hari ke depan masih belum ada kapal yang menyeberang mengangkut sembako dari Jawa, praktis warga di Pulau Bawean bakal kehabisan stok pangan. Alasannya, karena stoknya saat ini sudah sangat menipis.

Sementara kelangkaan juga terjadi pada elpiji. Banyak ibu rumah tangga kelabakan. Meki masih tersedia, harganya cukup tinggi Untk kemasan 10 Kg dijual Rp 140 ribu . Sedangkan yang 3 Kg dijual Rp 40 ribu.

Tragisnya, kini sudah tiak ada yang menjual, karena stok habis. Padahal, kalau pakai kayu bakar juga ternganggu karena kena hujan. ‘’Susah benar,’’ kata Subaidi warga Desa Sukaoneng.

Taufiq Nufus warga Sangkapura penjual elpiji menyatakan, sebenarnya elpiji tinggal mengangkut, namun terkendala kapal. "Stok elpiji dari Gresik sudah siap diangkut ke Pulau Bawean, hanya kendalanya masih gelombang tinggi sehingga KLM belum berani berlayar," terangnya.

Bahan bakar premium juga mulai langka. Kelangkaan ini bisa mengganggu belajar mengajar di sekolah. "Jika tidak ada bensin, otomatis besok tidak pergi sekolah," kata Riyan, siswa SMA di Pulau Bawean Rabu (11/1).

Kepala SMAN I Sangkapura, Afandy mengatakan bila pembelajaran bagi siswa sementara masih kondusif. Krisis bensin masih beum berdampak. Namun, dia tidak menjamin bila stok bensin di Pulau Bawean habis. ‘’Siswa dipastikan tidak akan masuk sekolah. Bahkan, saat ini banyak siswa tidak sekolah. Mereka tak bisa pulang karena tidak ada kapal yang ke Bawean,’’ tuturnya.

Dampak lain dari terputusnya jalur transportasi laut Gresik- Bawean itu juga dirasakan pasien bernama Thaha asal Boom, Desa Sawahmulya, Sangkapura. Dia tidak bisa menjalani kontrol wajib setiap tiga bulan sekali. Padahal, setelah menjalani operasi ginjal beberapa bulan yang lalu dia harus kontrol.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Gresik Acham Nuruddin mengatakan, pihaknya belum bisa berbuat banyak dengan adanya gelombang laut besar itu. Alasannya, sampai saat ini belum ada kapal besar.

Dia pun belum bisa memastikan kapan kapal besar itu bisa didatangkan untuk mengatasi terputusnya transportasi Gresik-Bawean jika terjadi cuaca buruk dan gelombang besar. "Kita menunggu hingga beberapa hari kedepan. Jika kondisi tidak kunjung membaik akan kita sewakan kapal perang milik TNI-AL. Sebab tidak mungkin kapal biasa menembus geleombang diatas dua meter," terangnya. md6

Sumber : Surabaya Post

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean