Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Menunggu Datangnya “Nabi Yusuf”

Menunggu Datangnya “Nabi Yusuf”

Posted by Media Bawean on Selasa, 10 Januari 2012

Media Bawean, 10 Januari 2012

Oleh Abd. Rahman (Pemerhati Pulau Bawean)

Membaca berita di Media Bawean beberapa hari terakhir ini membuat saya bingung, saya merasa sedih ingin rasanya menangis, tapi tiba-tiba ingin tertawa. Baweanku merana, sejak beberapa hari yang lalu sulit mencari bensin, sehingga banyak yang terpaksa menuntun sepeda motornya karena kehabisan bensin di jalan, para siswa pun terancam tidak bisa sekolah, lalu ratusan warga Bawean tertahan di Gresik tidak bisa kembali karena tidak ada kapal sehingga yang masih bersatus siswa tidak bisa sekolah, yang guru tidak bisa mengajar, dan berbagai profesi lainnya tidak bisa melanjutkan kegiatannya karena tidak bisa pulang ke Bawean. Ada juga pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit di Gresik terpaksa tergeletak di BAKIS karena tidak ada kapal yang akan ditumpangi ke daratan gresik.

Lalu ibu-ibu kesulitan memasak karena tidak ada elpiji, mau memasak pakai kompor minyak, juga tidak ada minyak tanah, mau memasak pakai kayu bakar sangat sulit karena kayunya basah kena hujan. Ditambah lagi bahan sembako yang sudah mulai menipis dan sebagian sudah habis, yang ada pun harganya melonjak naik. Duuuh baweanku.

Tragisnya kondisi ini bukan yang pertama kali, tapi sudah berulang kali sejak beberapa tahun, bahkan sejak dahulu kala, dan terulang lagi dan terulang lagi setiap tahun, sampai kapan kondisi seperti ini akan terus berlanjut? Tidak adakah solusi? Apa bawean tidak punya pemimpin yang bisa mencarikan solusi?, apa bawean tidak punya wakil rakyat? Apa artinya hingar bingar pemilu dan pemilukada? Mana janji-janji calon pejabat dan calon wakil rakyat yang sekarang sudah duduk manis di singgasananya dan menerima gaji dari uang rakyat?

Saya jadi teringat pada suatu peristiwa di zaman Nabi Yusuf, yang mana pada waktu itu raja bermimpi ada tujuh ekor sapi kurus-kurus memakan tujuh ekor sapi yang gemuk-gemuk, yang kemudian mimpi tersebut ditafsirkan oleh nabi Yusuf bahwa akan terjadi krisis pangan selama tujuh tahun. Karena terdorong rasa tanggung jawab dan merasa punya kemampuan, maka majulah nabi yusuf kepada raja menawarkan diri agar diangkat menjadi menteri pangan, beliau pun menyampaikan alasannya: inni hafiizdun alimm (saya amanat dan professional). Dan nabi yusuf pun bisa membuktikan keamahan dan profesionalitasnya sehingga rakyat selamat dari bencana kelaparan.

Krisis yang selalu melanda bawean ini dan selalu terulang setiap tahun memberi kesan seakan bawean Negara tak bertuan, tidak ada yang peduli dan mengurusi, maka bawean perlu pemimpin seperti Nabi Yusuf atau paling tidak punya dua sifat yaitu amanat dan professional, amanat dalam arti jujur dan penuh tanggung jawab, siang malam waktunya habis digunakan memikirkan rakyat, tidak bisa tidur jika ada rakyatnya yang menderita, tidak kenyang jika masih ada rakyatnya yang kelaparan, dan tidak bisa tertawa jika rakyatnya bersedih. Terus, professional, dalam arti mampu mengemban tugas dan melaksanakan kewajibannya sebagai orang yang diserahi amanat oleh rakyat, mampu memakmurkan rakyatnya, dan mampu mencarikan solusi bagi setiap persoalan yang dialami oleh rakyat.

Siapakah orangnya? Dan di manakah dia? setiap kali ada pemilu dan pemilukada banyak orang-orang yang tampil dan mengatakan akulah orangnya, lalu ia mencalonkan diri menjadi pemangku amanat raykat dengan janji-janji manis: kalau saya terpilih akan begini*dan begitu, akan begini dan begitu, pokoknya di tanganku bawean dijamin gemah ripah loh jinawi. Tapi sekarang, mana buktinya? Nyatanya krisis terus berulang dan berulang lagi setiap tahun.

Tapi tunggu dulu, jangan hanya menyalahkan pejabat, sebab mereka tidak turun dari langit, mereka dipilih oleh rakyat, oleh warga Bawean sendiri, artinya kalau pejabat tidak bisa memberikan pelayanan yang semestinya kepada rakyat, bukan hanya salahnya dia sendiri, tapi salahnya yang memilih juga, kenapa dia dipilih? Untuk itu, masalah krisis ini perlu dijadikan pelajaran berharga bagi warga bawean, lain kali kalau memilih pemimpin atau wakil rakyat, pilihlah orang yang punya dua sifat, amanah dan professional, jangan lagi memilih orang yang hanya banyak mengumbar janji dan banyak bagi-bagi uang, setuju?.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean