Media Bawean, 14 Januari 2012
Pulau Bawean memiliki potensi pertanian untuk dikembangan, tetapi potensi yang dimiliki jarang dimanfaatkan oleh warga sendiri. Kondisi alam dengan lahan luas tampak tak terurus dan terkesan mubazir.
H. Achmad Dimyati Rachmad Suhur, SH, MH. sebagai putra terbaik asal Pulau Bawean, sekarang menjabat sebagai hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dihubungi Media Bawean (jum'at, 13/1/2012) mengatakan potensi Pulau Bawean sangat berpotensi untuk dikembangkan , khususnya bidang pertanian dan perikanan.
"Entah kenapa sekarang kok terdengar Pulau Bawean mengalami krisis sembako atau bahan pangan, padahal waktu dahulu tidak pernah terdengar adanya kekurangan sembako. Tahun 1970, Pulau Bawean pernah dimuat dalam koran Kompas sebagai daerah kepulauan yang kelebihan makanan dan tidak kekurangan seperti sekarang,"katanya.
Menurut Dimyati, situasi dan kondisi sekarang sepertinya tidak jelas, sedangkan tempo dahulu sangat jelas pelaku bisnis di Pulau Bawean. "Misalnya, penjual hasil pertanian diketahui siapa nama penjualnya ataupun darimana asalnya, yaitu dari hulu ke hilir. Demikian juga penjual ikan dikenal siapa orangnya dan darimana asalnya ikan dijualnya,"paparnya.
"Sepertinya sekarang tidak diketahui siapa penjualnya dan darimana asal barang yang dijual. Transparansi yang semestinya diterapkan sudah tidak ada keterbukaan antara pelaku pasar di Pulau Bawean. Sebaliknya, orang terdahulu tidak mengenal istilah transpransi tetapi keterbukaan sangat terjamin tidak seperti sekarang,"terangnya.
"Orang sekarang suka instan mengikuti kemajuan dunia informasi dan komunikasi. Mereka cenderung meniru perilaku infotainment, padahal ditinjau dari kehidupan sehari-harinya sepertinya lebih bahagia saudara-saudara kita di Pulau Bawean,"ujarnya.
"Dahulu ketika Pulau Bawean mengalami masa laep (paceklik : bahasa Indonesia), warga masih punya persediaan bahan pangan berupa padi yang disimpan didalam lumbung yang letaknya ada diatas dhurung,"ungkapnya sambil mengenang masa lalu. (bst)
"Dahulu ketika Pulau Bawean mengalami masa laep (paceklik : bahasa Indonesia), warga masih punya persediaan bahan pangan berupa padi yang disimpan didalam lumbung yang letaknya ada diatas dhurung,"ungkapnya sambil mengenang masa lalu. (bst)