Media Bawean, 26 April 2012
Seandainya Almarhum Soeharto mantan Presiden RI masih berkuasa, tentunya merasa keberatan bila uang bergambarkan dirinya sebagai bapak pembangunam tidak diberlakukan peredarannya.
Tetapi ketentuan Bank Indonesia (BI) sudah tidak memberlakukannya, serta tidak menerima penukaran dengan alasan tidak memiliki nilai rupiah. Wujud uang bergambar presiden sebagai penguasah masa orde baru, sama seperti uang kertas mainan anak-anak.
Abdul Malik Anwar menemui petugas BI di dermaga Pulau Bawean (kamis, 26/4/2012), dengan niatan menukarkan banyak uang lama dengan nilai Rp.50.000, Rp.20.000 dan lain-lain.
Amal Abidin sebagai petugas Bank Indonesia (BI) dari Surabaya, menyatakan bahwa uang bergambar pak harto dengan nominal Rp.50 ribu sudah tidak laku alias tidak memiliki nilai rupiah.
Cuman ada sebagian saja, yang masih laku ditukar kepada BI dengan nilai nominal sangat rendah, sehingga Abdul Malik Anwar menyatakan tidak jadi menukarnya.
Lebih lanjut Amal Abidin menyatakan pernah beberapa kali menyelematkan uang orang Bawean yang dimakan rayap. "Seperti milik H. Minfari dengan jumlah uang Rp.5 juta, ternyata setelah diperiksa cuman Rp.3.5juta saja yang masih bernilai. Sedangkan Rp.1,5juta sudah tidak laku akibat habis dimakan rayap,"katanya.
Apakah banyak orang Bawean menukar uang melalui BI? "Oh, sangat banyak, biasanya orang Bawean mendatangi kantor BI di Surabaya dengan dihantar oleh saudara atau familinya yang berdomisili di Surabaya,"jawabnya. (bst)