Media Bawean, 20 Agustus 2012
Fuad Mahsuni sebagai anggota DPRD Propinsi Jawa Timur mengaku kesal atas sikap Pemerintah Kabupaten Gresik dalam menyelesaikan persoalan lapangan terbang Pulau Bawean.
Ungkapan kekesalan putra asli Pulau Bawean sebagai anggota DPRD Propinsi Jawa Timur dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) melalui Dapil Tuban dan Bojonogero diungkapkan ketika berkunjung ke lapangan terbang Pulau Bawean di desa Tanjungori, kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik (20/8/2012).
Menurutnya, sejak kapan lapangan terbang mulai dibangun? ternyata sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan terselesaikan walaupuan menurut opini di media segera terselesaikan. "Buktinya masih ada 6 pemilik lahan belum dibebaskan dengan alasan menunggu anggaran di tahun selanjutnya,"katanya.
"Sebagai putra asal Pulau Bawean turut prihatin atas kondisi lapangan terbang Pulau Bawean sampai sekarang belum terselesaikan pembangunannya,"paparnya.
Fuad Mahsuni mengungkapkan bahwa setiap tahun APBD Propinsi Jawa Timur sebesar Rp.25 Miliyar selalu dianggarkan tapi dikembalikan lagi dikarenakan tidak terserap atau tidak terpakai.
"Membaca dari kemauan warga sebagai pemilik lahan sebenarnya sudah siap untuk menerima ganti rugi, tapi persoalannya Pemerintah Kabupaten Gresik kurang serius menyelesaikannya sehingga pembangunan sampai sekarang belum terselesaikan,"ungkapnya.
"Ayolah serius untuk membangun Pulau Bawean, apalagi lapangan terbang Pulau Bawean memiliki keistimewaan luar biasa dibanding bandara lainnya di Indonesia. Keistimewaannya terletak diatas 20 meter dari permukaan air laut dan pemandangan dengan view yang sangat indah,"terangnya.
"Mengingat kebutuhan masyarakat sudah mencapai klimaks, sudah saatnya pemerintah daerah Kabupaten Gresik untuk menyelesaikan pembebasan lahan milik warga. Agar pemerintah Propinsi Jawa Timur segera melanjutkan pembangunan lapangan terbang Pulau Bawean sampai selesai,"pungkasnya.
Merespon pernyataan Fuad Mahsuni, Suropadi sebagai Camat Tambak ditemui Media Bawean (senin, 20/8/2012) menyatakan akan cross check dahulu apa benar masih ada 6 pemilik lahan sampai sekarang belum terselesaikan. (bst)