Media Bawean, 30 Agustus 2012
(Guru SMANU Islamiyah Bawean )
Dalam sebuah acara peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang dihadiri oleh perwakilan beberapa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di sebuah kota kecamatan, saat itu cukup meriah karena beberapa celotehan anak ikut meramaikan susasana.
Seorang Ibu Guru mendengar seorang murid play group-nya sedang menasihati temannya:
“Kita itu ya, lebih baik 'memberi' daripada 'diberi'.”
Sang Ibu Guru tersentak kaget, mendengar anak umur
4 tahun bisa berbicara sebijak itu, dan dia bertanya:
"Kamu dari play group mana?
"Play Group Mario Teguh."
"Nak, siapa yang mengajarimu berbicara sebaik itu?"
"Bapak."
"Oh? Bapakmu apa pekerjaannya? Apakah dia tokoh agama?"
"Bukan."
"Guru?"
"Bukan."
"Motivator?"
"Bukan."
"Anggota Pengurus BAZIS?"
"Bukan."
Ibu Guru jadi tidak sabar, dan memperjelas pertanyaannya.
"Jadi, bapakmu itu pekerjaannya apa?"
"Petinju."
"Bapak bilang, kita lebih baik memberi daripada diberi."
**
Di samping anak tadi , ada murid Taman Kanak-kanak lain juga berteriak-teriak, " Lebih baik lewat 'pintu belakang' daripada lewat 'pintu depan'!"
Sang Ibu Guru merasa terheran-heran mengapa anak seumur itu sudah dapat menggunakan kata ungkapan seberat itu.
"Oh, ya, Nak! Kamu dari TK mana?"
"TK Buhari Fresh."
"Kamu tahu artinya 'lewat pintu belakang'?"
"Kata bapakku, artinya banyak. Tetapi, saya hanya diberitahu empat makna."
"Bisa kamu jelaskan? Apa saja makna 'lewat pintu belakang'?"
"Lawan dari 'lewat pintu depan', Bu. Itu makna yang pertama."
"Makna yang lain?"
"...tidak resmi, di luar kebiasaan."
"Makna yang lain?"
"Melanggar sistem!"
"Oh,ya,apa pekerjaan bapakmu? Apakah seorang hakim?"
"Bukan."
"Pegawai kantor SAMSAT?"
"Bukan."
"Pegawai imigrasi?"
"Bukan."
"Sipir Lembaga Pemasyarakatan?"
"Bukan."
Ibu Guru jadi tidak sabar, dan memperjelas pertanyaannya.
"Jadi, bapakmu itu pekerjaannya apa? Apakah bapakmu seorang pengacara ? Ataukah seorang pilot pesawat terbang? "
"Bukan itu.Bapakku bekerja sebagai Tukang Calo tiket, Bu."
"Kata bapakku,
walaupun samar-samar, sebenarnya 'pintu belakang' itu jumlahnya lebih banyak daripada 'pintu depan'. Peminatnya pun melebihi jumlah jari kedua tangan dan jari kedua kakiku. Membantu orang yang kesulitan itu termasuk perbuatan baik!"
"Oh,oh,oh,...? " gumam Ibu Guru.
***
Rupanya murid laki-laki ini yang menjadi ketua regunya. Kelihatannya lebih dewasa, lebih matang,dan perawakannya lebih kekar. Sambil berjalan mendekati Ibu Guru, ia pun berteriak lebih lantang.
"Kalau saya beda, Bu. Lebih baik 'mengumpulkan' daripada 'membagi-bagikan'!"
"Oh.begitu. Nak,kamu dari TK mana?
"TK Putera Bumi."
"Dari siapa kamu tahu bahwa lebih baik 'mengumpulkan' daripada 'membagi-bagikan'? Bukankah dalam bulan yang mulia ini kita dianjurkan agar lebih banyak bersedekah,membagi-bagikan sebagian hartanya kepada yang berhak?"
"Bapakku yang bilang begitu,Bu."
"Apa pekerjaan Bapakmu?"
"...bekerja sebagai anu... sebagai anu...."
" Sudahlah..., tidak usah malu.Semua pekerjaan yang halal itu bagus,kok! Apakah Bapakmu seorang petani?"
"Bukan."
"Pegawai Perhutani?"
"Bukan."
"Karyawan koperasi?"
"Bukan."
"Pegawai asuransi?"
"Bukan."
"Sutradara?"
"Bukan."
Ibu Guru jadi tidak sabar, dan memperjelas pertanyaannya.
"Jadi,apa pekerjaan Bapakmu? Apakah manajer persatuan sepakbola? Atau seorang tukang pos? "
"Pemulung, Bu."
"Kata bapakku, di samping dapat membantu pekerjaan 'tukang pembersih sampah', pemulung itu adalah salah seorang yang pandai bersyukur. Mendapatkan yang sedikit,tetapi menganggapnya lebih banyak. Beda dengan koruptor yang selalu ingin mendapatkan 'lebih banyak' tetapi ia menganggapnya 'lebih sedikit'."
****
Posisi berbarbarisnya berada di paling belakang. Sambil mengayunkan telapak tangannya ke kiri -- ke kanan di atas kepalanya,dia berteriak lebih lantang lagi.
"Bu, saya berbeda dengan ketiga teman tadi. Kalau saya lebih baik 'menolak' daripada 'menerima'!"
"Oh,ya, berbeda? Berbeda pendapat itu boleh,Nak! Yang tidak boleh itu membeda-bedakan perlakuan yang menimbulkan ketidakadilan bagi sesama.
Oh,si Cantik kecil siapa namamu? Kamu dari TK mana?"
"Namaku Siti Izzatul Istiqamah. Utusan dari TK Batusendi,Sangkapura."
"Siapa yang memberitahumu bahwa lebih baik 'menolak' daripada 'menerima'? Bukankah sifat mudah menerima apa adanya menunjukkan suatu ketulusan, kepatutan, dan kepatuhan?"
"Bapakku,yang bilang begitu,Bu."
"Oh? Bapakmu apa pekerjaannya? Apakah dia pegawai BNN?"
"Bukan."
"Anggota Densus 88?"
"Bukan."
"Anggota KPK?"
"Bukan."
Ibu Guru jadi tidak sabar, dan memperjelas pertanyaannya.
"Jadi,apa pekerjaan Bapakmu? Apakah seorang nelayan atau peternak ayam pedaging?"
"Bukan,bukan itu.Pekerjaan bapakku adalah wartawan Media Bawean!"
"Oh...! Bapakmu pasti orang hebat. Pasti ia dapat memegang prinsip yang kuat. Ada apa dengannya? Bisakah kamu jelaskan lebih rinci?"
"Maaf,ya, Bu! Matahari sudah tinggi,acara pembukaan rangkaian acara Hari Anak Nasional sebentar lagi akan dimulai. Penjelasan tentang itu,butuh waktu agak lama. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Ibu, mohon baca alamat website ini: http://www.bawean.net/2012/07/pengelolah-media-bawean-menolak-kado.html.
*****
Bahasa anak tentu berbeda dengan bahasa orang dewasa. Secara verbal anak pandai "mengoceh" dengan mereproduksi kosakata yang menjadi memori dalam pikirannya. Sementara orang dewasa, tidak saja dapat "mengoceh" dengan bahasanya tetapi juga dapat "mengecoh" lawan bicaranya.
Anak berbahasa sesuai dengan apa yang pernah didengarnya atau yang dibacanya. Bahasanya polos. Pembiasaan anak dengan kosakata yang diterimanya akan memengaruhi pikirannya,memolakan tindakannya, menentukan karakternya, bahkan akan menakdirkan masa depan anak selanjutnya.
Untuk itulah, petuah orang bijak berikut ini dapat kita jadikan bahan renungan!
"Jagalah pikiran Anda,mereka akan menjadi kata-kata.
Jagalah kata-kata Anda, mereka akan menjadi tindakan.
Jagalah tindakan Anda,mereka akan menjadi kebiasaan.
Jagalah kebiasaan Anda,mereka akan menjadi menjadi karakter.
Jagalah karakter Anda,ia akan menjadi takdir Anda!"
(Awanama)
Bagaimana menurut Anda? Pilih yang mana:Lebih Baik Memberi ataukah Lebih Baik Menolak?
_____________________________
Sumber:
1)Facebook Mario Teguh
2)http://www.bawean.net/2012/07/pengelolah-media-bawean-menolak-kado.html.
3)Kamus Besar Bahasa Indonesia
4)
Levine,Barbara Heberman.2006. "Sehat Berawal dari Pikiran".Jakarta.PT Buana Ilmu Populer.