Media Bawean, 21 Agustus 2012
Ngoleleng Pulau Bawean adalah tradisi nenek moyang sampai sekarang masih tetap eksis, kian tambah maju mengikuti perkembangan zaman.
Hampir setiap saat melintas kendaraan roda empat bermuatan anak muda sedang berjoget ria dilengkapi peralatan sound system dengan musik disco. Mereka bergoyang tanpa memperdulikan orang lain disekitarnya, serta merasa bangga bahwa dirinya tampil beda diatas kendaraan roda empat.
Adanya himbauan yang dikeluarkan oleh Muspika Sangkapura dan Tambak, terkesan hanya pengumuman saja tanpa adanya realisasi untuk menghapus tradisi asing melanda bumi Pulau Bawean. Ketegasan aparat berwajib seperti melemah, dibuktikan masih maraknya anak muda meliuk-liukkan badan seperti penari ular mencari mangsa. Semuanya terdiam dan membisu tanpa adanya tindakan tegas untuk menerapkan himbauan yang telah disepakati bersama tokoh.
Camat Sangkapura, H. Imam dihubungi Media Bawean menyatakan anak muda yang ngoleleng menggunakan sound system berasal dari kecamatan Tambak.
Menurutnya himbauan sudah disebarluaskan kepada seluruh kepala desa agar warga yang keliling Pulau Bawean dilarang menggunakan sound system dan berjoget ria diatas kendaraan didalam perjalanan.
Sebaliknya, Abd. Adim sebagai Sekcam Tambak mengatakan anak muda berkeliling menggunakan sound system berasal dari kecamatan Sangkapura, bukan dari kecamatan Tambak.
"Untuk kecamatan Tambak sudah tidak ada lagi menggunakan sound system ketika berkeliling Pulau Bawean, seluruhnya berasal dari arah selatan yaitu kecamatan Sangkapura,"paparnya.
Nur Hasyim sebagai Kepala Desa Pudakit Timur menanggapi persoalan maraknya anak muda menggunakan sound system ketika berkeliling Pulau Bawean berasal dari kecamatan Sangkapura dan Tambak.
"Lebih parah lagi tadi ketika akan menuju kecamatan Tambak, tepat di Dedawang ada tawuran antar pemuda yang diatas kendaraan roda empat ada sound system yang besar-besar,"ungkapnya.
Menurutnya, kecamatan Sangkapura dalam mengeluarkan surat jangan larangan sebab tidak ada sanksi hukumnya, tapi sifatnya himbauan saja. "Agar seluruhnya diperhatikan oleh warganya, kalau larangan bisa saja anak muda ingin melanggar untuk mengetahui konsekuwensi hukum atas pelanggaran yang dilakukan,"terangnya.
Ngoleleng Pulau Bawean pasca lebaran 3 hari (selasa, 21/8/2012), hasil pantauan Media Bawean terlihat ramai di jalan lingkar Bawean, dengan menggunakan roda dua dan kendaraan roda empat.
Diantara tempat tujuan ngoleleng Pulau Bawean, diantaranya obyek wisata di Penangkaran Rusa Bawean dan Jherat Lanjheng di Lebak Sangkapura. Diperkirakan sampai ribuan pengunjung dari berbagai daerah di Pulau Bawean. (bst)