Media Bawean, 10 Januari 2013
Nasib Ratusan Calon Penumpang Semakin Memprihatinkan
Lumpuhnya transportasi laut Gresik - Bawean pulang pergi (PP) berdampak serius terhadap calon penumpang. Mulai batal nikah hingga kehabisan bekal karena harus menginap berhari-hari mengunggu kepastian kapal. Toh, hingga kemarin (9/1) pihak kapal Express Bahari (EB) dan pemkab belum mampu menemukan solusi.
"Kami sudah berusaha membantu untuk mencarikan armada bantuan. Namun, hampir semua pengelola kapal tidak berani berlayar,"kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkab Gresik Achmad Nuruddin.
Sejak pekan lalu, ratusan calon penumpang tertahan di Gresik dan Bawean. Di Gresik banyak warga yang terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk akomodasi dan konsumsi. Tempat-tempat penginapan di dekat pelabuhan pun penuh. "Banyak yang terpaksa utang. Sampai kapan ketidakpastian seperti ini?"keluh seorang calon penumpang.
Ada juga cerita lain dari calon penumpang yang rencana pernikahannya tertunda. Yakni, pasangan Komaruddin asal Selangor, Malaysia dan Elimah warga Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura, Bawean. Kabarnya, pasangan itu berencana menikah pada 9 Januari (9/1). Namun, rencana yang sebetulnya sudah tersusun matang jauh-jauh hari itu menjadi berantakan.
Kapal EB, satu-satunya kapal yang melayani rute Gresik - Bawean PP, mandek berlayar. Sebab, cuaca perairan Gresik tidak bersahabat. Ombak cukup tinggi, antara 2-3 meter. Karena berukuran relatif kecil dan berbahan fiber, kapal EB tidak direkomendasikan untuk berlayar. Sebelumnya, pemkab pernah meminta bantuan kapal milik PT. Dharma Lautan Utama (DLU).
Sementara itu, meski sudah beroperasi kembali sejak November lalu, ternyata kapal EB belum mengantongi sejumlah izin. Ada dua izin yang belum dikantongi. Yakni, izin usaha dan izin operasi. Kabarnya, sampai sekarang izin tersebut baru proses pengajuan. Ya, dua izin itu sedang diproses,"jelas Kabid Angkutan Laut Dishub Agus Hari.
Sejauh ini, pengoperasian kapal EB hanya memakai izin berlayar yang dikeluarkan Administrator Pelabuhan (Adpel) Gresik. Namun, dishub memilih diplomatis. Instansi itu tidak mempermasalahkan operasional kapal tersebut. Dalilnya, sudah ada MoU dengan pemkab.
Faktanya itu mengherankan. Sebab, sebelumnya pemkab mengklaim bahwa pengelola kapal EB bakal mendapat izin operasional jika sudah sepakat dengan MoU yang ditawarkan. Namun, pihak EB belum bisa dikonformasi soal dua izin tersebut.
Disisi lain, informasi terakhir menyebutkan bahwa pelayaran Gresik - Bawean diperkirakan lumpuh hingga 11 Januari. Hal itu mengacu kepada keterangan BMKG. Dalam rentang tersebut, cuaca masih kurang bersahabat. (ris/8/hud)
Sumber : Jawa Pos