Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Abdul Khalid (Presiden BEM UIN SUKA)
Mahasiswa Bawean Ayo Berani & PeDe

Abdul Khalid (Presiden BEM UIN SUKA)
Mahasiswa Bawean Ayo Berani & PeDe

Posted by Media Bawean on Selasa, 26 Februari 2013

Media Bawean, 26 Februari 2013


Abdul Khalid Boyan asal Pulau Bawean menjabat sebagai Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta periode 2011- 2013.  

Nama dibelakangnya tertulis Boyan disandangnya sebagai nama pena, serta rasa bangga atas tanah kelahirannya di Pulau Bawean yang dikenal sebutan boyan.

Dihubungi Media Bawean, Abdul Khalid Boyan mengatakan menjabat sebagai Presiden BEM UIN Sunan Kalijaga merupakan tantangan berat untuk mengawal seluruh kebijakan di NKRI. "Selain belajar kepemimpinan, juga bisa bangun akses komunikasi dengan tokoh penting di Republik ini,"katanya.

Kiprah Abdul Khalid Boyan diantaranya telah berhasil menggelar pertemuan mahasiswa se-Indonesia dengan agenda konsolidasi nasional yaitu Konferensi Tingkat Tinggi Mahasiswa Indonesia (KTT-MI).

Menariknya Abdul Khalid Boyan pernah ditangkap kepolisian ketika memimpin negosiasi dalam demo BBM di Yogyakarta. Nama Boyan mencuat ramai diberitakan oleh media nasional.

Menurutnya, belajar kepemimpinan idealnya sejak dibangku sekolah, buktinya pengalaman menjabat sebagai Ketua OSIS di MTs. Himayatul Islam, Kebuntelukdalam, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, telah berhasil dan mampu mendidik siswanya meraih kesuksesan.

"Terusterang banyak belajar kepemimpinan kepada KH. Anwari Faqih sebagai pengasuh Pondok Pesantren Umi Rotiah, Kebuntelukdalam. Beliau adalah idolaku, "ujar lulusan MTs. Himayatul Islam tahun 2004.

"Selanjutnya belajar berorganisasi ketika menjabat sebagai ketua OSIS di MA Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo,"paparnya.

Resep jitu sehingga terpilih sebagai Presiden BEM UIN Sunan Kalijaga, menurut Khalid (panggilan akrabnya) menyatakan harus punya keberanian dan percaya diri tapi tidak merasa superior.

"Selama ini mental inferior seringkali menghinggap pada anak-anak Bawean, nah ini menjadi kendala bagi mahasiswa rantau dengan memiliki perasaan rendah diri,"ujarnya.

"Akibatnya menjadi penghambat untuk penempaan dan aktualisasi diri bagi mahasiswa Bawean di berbagai daerah.  Padahal mereka punya tanggung jawab besar untuk mengawal perubahan-perubahan besar setelah nantinya menetap di Bawean,"terangnya.

"Gagasan dari kontribusi mahasiswa Bawean sangat ditunggu demi kemajuan Pulau Bawean, walaupun berjalan lamban harus dibaca bukan hal yang mustahil kemajuan akan sudah di depan mata. Ini masih menunggu keterpanggilan kita untuk berkiprah didaerah asalnya,"pungkasnya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean