Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Model Rumah di Pulau Bawean
Mengadopsi dari Budaya Luar

Model Rumah di Pulau Bawean
Mengadopsi dari Budaya Luar

Posted by Media Bawean on Kamis, 07 Maret 2013

Media Bawean, 7 Maret 2013 

Nama lengkap: Akhmad Fatah Yasin, ST (AFYS) 
Alamat: Perum Nadia Residence A17 Kota Batu 
Asal: Desa Tambak Tengah Bawean 
Orang Tua: H. Muallim - Hj. Syarifah 
Profesi Arsitek dan Bisnis 
Jabatan: Direktur CV. madrika Group 
(kontraktor dan Pengadaan) 
Owner IMAJINER ARCHITECT Malang 

Model rumah di Pulau Bawean kebanyakan hasil adopsi dari budaya luar. Mungkin karena orang Bawean banyak yang merantau. Modelnya campuran. Padahal rumah adalah gambaran karakter penghuninya. Disitulah citra diri dan budaya dilukiskan pada arsitektur rumah.


Perlu studi mendalam tentang rumah asli Pulau Bawean. Berbicara arsitektur tidaklah lepas dengan budaya masyarakat itu sendiri. Di Pulau Bawean ada 4 suku yang punya peranan penting terhadap kebudayaan yaitu Melayu, Jawa, Bugis dan Madura. Contoh Tanean pada rumah lama di Pulau Bawean adalah konsep arsitektur Madura, atap joglo adalah konsep rumah Jawa.

Oleh karenanya kita harus diskusi dengan budayawan asal Pulau Bawean terlebih dahulu untuk mencari atau menentukan rumah yang berkarakter Bawean. Tidak bisa serta merta karena usianya yang tua lgsung mengatakan itu rumah khas Pulau Bawean. 


Rumah kuno di Pulau Bawean sudah mulai berkurang, termasuk dhurung juga mulai punah, disebabkan orang-orangnya tidak paham esensi sebuah rumah. Padahal orang-orang dahulu membangun rumah penuh dengan perhitungan mendalam, bahkan ada ritual-ritual agama atau budaya. Oleh karenanya, saatnya kita sebagai generasi muda agar sadar akan hal itu. Media Bawean yang merupakan media terbesar di Pulau Bawean sangat dibutuhkan untuk lebih memberi pemahaman dan mengexpose isu-isu arsitektur di Bawean. Membangun tidak hanya gaya saja tapi membangun rumah adalah membangun diri dan kebudayaannya.

Sebagai warga atau kuturunan Bawean, kita harus bangga dengan budaya sendiri. Kenapa orang asing senang ke Pulau Bali? Selain alamnya yang indah, karena Bali mampu melestarikan Budayanya termasuk Arsitektur Balinya. Semua bangunan Baru di Bali hrs dicermin arsitektur Bali. Kenapa kita selalu ikut-ikutan budaya asing. Justru kalau mau menjaga budaya Bawean, orang asing pasti tertarik untuk datang ke Pulau Bawean.

Kalau mau lihat arsitektur modern buat apa jauh-jauh keluar Bawean. Dhurung, wah itu karya arsitektur yang indah. Jangan sampai suatu saat menjumpai dhurung dibongkar dan dipindah ke negeri orang. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean