Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Sekelumit Kisah Hidup
Jenazah & Kain Kafan Utuh di Bawean

Sekelumit Kisah Hidup
Jenazah & Kain Kafan Utuh di Bawean

Posted by Media Bawean on Rabu, 24 April 2013

Media Bawean, 24 April 2013


Proses relokasi pertama, salah satu kuburan di area Lapangan Terbang (Lapter) Pulau Bawean telah dilaksanakan kemarin hari senin (22/4/2013).

Setelah kuburan dibongkar, ternyata jenazah Apsin bin Dulpari (maaf, kemarin tertulis Asbin bin Muhammad) masih terbungkus dengan kain kafan yang masih utuh.

Media Bawean melalui Hatman (Pegawai Kecamatan Tambak) melalukan penelusuran terhadap kisah hidup mayat yang masih utuh di areal Lapter Pulau Bawean. Berikut hasilnya :

Almarhum adalah anak ketiga dari 9 bersaudara, yang merupakan keturunan "Rama" dari percampuran Sumenep dan Sulawesi. Almarhum mempunyai 14 orang anak dan meninggalkan seorang istri yang masih hidup bernama Junaimah beralamatkan di Dusun Pejinggahan, desa Tanjungori, kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik.

Kisah hidupnya dalam kehidupan sehari-hari, Almarhum bekerja (profesi) sebagai petani dan nelayan, disamping pernah merantau selama 3 tahun ke Kalimantan dan Malaysia. Selain itu, Almarhum juga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan sebagai Linmas dan selalu mengikuti kegiatan di masjid.

Sesuai pengakuan kakak tertua Almarhum dan Husaini sebagai anak kelima Almarhum, menurutnya Almarhum termasuk orang yang ikhlas, sederhana dan suka membantu.

Sedangkan menurut penuturan salah satu anaknya yang baru datang dari Malaysia, menyatakan semasa hidupnya, pada setiap hari jum'at, Almarhum dengan ikhlasnya menggendong Kyai Sawadi dari Desa Diponggo untuk menjalankan shalat jum'at di masjid Pajinggahan, serta menggendong orang tua "ereng" yang panca indera penglihatannya buta juga untuk menunaikan shalat jum'at ke masjid. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean