Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Panorama Pantai Noko

Panorama Pantai Noko

Posted by Media Bawean on Minggu, 02 Juni 2013

Media Bawean, 2 Juni 2013 

Lomba Menulis Opini Dan Artikel 
Kategori Umum 


Nama Penulis: Mokhammad Khoiron
Pekerjaan : Guru di MTs Hasan Jufri,
Alamat : Bengkosobung, Kotakusuma, Sangkapura


Sejarah Pulau Bawean

Bila dicari dalam peta yang ukuranya kecil, Pulau Bawean tidak tampak, tetapi kalau ukuranya besar, maka akan tampak sangat kecil. Dari peta tersebut terlihat bahwa Pulau Bawean berada diantara pulau Jawa dan Kalimantan, tepatnya di tengah laut Jawa. Memang secara astronomis Pulau Bawean terletak antara 112◦ sd 45◦ BT dan 5◦ sd 45◦ LS. Sedangkan secara geografis dari seluruh arah berbatasan dengan laut Jawa.

Nama Bawean sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Sansakerta “BA” artinya sinar, “WE” yang berarti sinar matahari, dan “AN” ada. Jadi bawean berarti ada sinar matahari. Nama tersebut berasal dari kisah perjalanan tentara Majapahit. Dikisahkan suatu waktu ketika Kerajaan Majapahit mencapai puncak keemasan, sang Patih Gajah Mada dengan sumpah palapanya bermaksud menyatukan Nusantara dibawah panji-panjinya. Untuk maksud tersebut, dikirimlah pasukan-pasukan armada laut ke berbagai negeri seberang.

Dalam perjalanan, satu rombongan pasukan armada laut tersebut terkatung-katung dilaut Jawa. Angin kencang, goncangan badai kencang dan kabut tebal membuat mereka terkatung-katung selama berminggu-minggu. Sudah banyak dari mereka yang mati kelaparan kehausan dan karena kedinginan. Suatu pagi ketika angin reda dan kabut menghilang, terlihat secara samar-samar dari atas perahu yang mereka tumpangi sebuah gugusan gunung. Semakin lama gugusan gunung itu semakin jelas, karena ada sinar matahari yang menyembur dibaliknya. Akhirnya mereka mengarahkan perahu mereka mendekati gugusan gunung tersebut.

Setelah mereka semakin dekat, ternyata ada sebuah pulau kecil nan molek yang belum mereka kenal sebelumnya. Penduduk pulau tersebut menyambut mereka dengan suka cita, bahkan mereka diberi bantuan baik berupa makanan maupun pakaian. Para tentara Majapahit tersebut tampak bahagia, sebab selain terlepas dari bahaya maut, juga mendapat sambutan yang sangat luar biasa. Ditengah kebahagiaan itu, terlontarlah kata-kata indah: Ba-we-an. Sejak itulah pulau tersebut dikenal dengan Pulau Bawean. Legenda ini adalah satu dari sekian banyak legenda, dan masih banyak legenda-legenda lainya seputar Pulau Bawean. Walaupun legenda-legenda tersebut sudah tidak banyak diketahui oleh orang Bawean sendiri, terutama generasi-generasi yang sekarang.

Luas Pulau Bawean hanya 19.890 ha atau 19.627 km, terdiri dari dua kecamatan, Sangkapura dan Tambak. Bila dilihat dari struktur tanah, Pulau Bawean terbentuk dari sisa-sisa gunung berapi tua, yang sekitar 85% darui Pulau Bawean terdiri atas lapisan sedimen batuan tua yang terdiri dari batuan kapur, lapisan pasir, tanah liat dan batu. Secara administrasi Pulau Bawean berada di bawah pemerintahan Kabupaten Gresik Jawa Timur. Dari Ibu Kota Kabupaten jarak Pulau Bawean sekitar 80 Mil (120 Km). sampai saat ini transportasi dari dan ke Pulau Bawean hanya bisa di tempuh dengan perjalanan laut baik kapal maupun perahu. Sebenarnya transportasi udara juga memungkinkan, tapi sampai saat ini masih sebatas rencana dan pembangunan bandara juga belum rampung, entah kapan bisa terwujud menjadi kenyataan. Semoga nantinya jika pariwisata Pulau Bawean sudah di kembangkan dan dikenal banyak orang dari luar Pulau Bawean transportasi udara akan cepat terwujud.

Menggali Potensi Keindahan Pantai Noko

Berkunjung ke Pulau Bawean berarti wajib berkunjung ke pantai-pantai nan indah. Sangat banyak pantai di Pulau Bawean dan semuanya indah serta memilliki ciri khas tersendiri. Salah satu pantai yang sangat terkenal dikalangan warga Bawean yang menyimpan keindahan panorama yang luar biasa adalah pantai Noko, pantai yang memiliki hamparan pasir putih, serta air yang jernih merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dari daratan untuk sampai ke pulau ini, dan harus ditempuh dengan menggunakan perahu nelayan (kalotok). Dalam perjalanan ke pantai Noko, wisatawan akan disuguhi keindahan Pulau Selayar yang panoramanya sangat indah.

Pantai Noko adalah obyek wisata yang paling berpotensi untuk digarap dan dikembangkan. hal yang paling beralasan bagi penulis memilih pantai Noko adalah karena pantai ini sangat dekat dengan pusat keramaian Pulau Bawean, yaitu alun-alun Sangkapura. Jarak tempuh dari pusat pulau hanya kurang lebih 1 jam perjalanan darat dan laut. Kedua, jika potensi pantai Noko benar-benar digarap dan di kembangkan maka akan mengangkat taraf hidup nelayan sekitar, karena akses ke pantai Noko harus menggunakan perahu nelayan sekitar. Hal ini tentunya akan sangat menggembirakan bagi nelayan-nelayan sekitar pantai Noko karena akan menambah pendapatan para nelayan. Ketiga, tentu Karena keindahan pantai Noko ini tiada duanya, hamparan pasir putih dan air laut yang masih sangat jernih serta perjalanan yang sangat mempesona untuk menuju pantai Noko adalah hal yang tidak bisa di kesampingkan. Begitu indahnya pantai Noko sampai-sampai Wisatawan yang pernah mengunjungi Pantai ini niscaya akan berkeinginan untuk mengunjunginya lagi dan lagi, hal ini sesuai dengan apa yang pernah dialami penulis.

Semua orang tentu sepakat bahwa pulau bawean sangat kaya dengan potensi keindahan alamnya, namun sayang keindahan itu seakan jadi fatamorgana karena tidak ada action serius dari pemerintah. Selain itu, pemikiran sebagian orang masih terkonstruk bahwasanya pengembangan wisata akan menjadikan obyek obyek maksiat makin tak terkendali, mindset ini yang mungkin harus kita benahi terlebih dahulu. Hanya dengan wisata Pulau Bawean akan dikenal di mancanegara, dengan wisata taraf hidup warga pulau bawean akan meningkat, dan dengan mengembangkan wisatalah transportasi dari dan ke Pulau Bawean akan lancar dan tidak akan ada warga yang terdampar di daratan Gresik berhari-hari, atau kabar tentang warga Bawean yang meninggal karena keterlambatan transportasi ke pulau jawa ketika mereka mau berobat.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean