Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Tiga Jam Menerobos Laut
Menuju Pulau Bawean Naneksotik

Tiga Jam Menerobos Laut
Menuju Pulau Bawean Naneksotik

Posted by Media Bawean on Jumat, 07 Juni 2013

Media Bawean, 7 Juni 2013 

Pulau Bawean yang berada di wilayah Kabupaten Gresik, Jatim, diakui memiliki pemandangan eksotik karena "keperawanan" alamnya yang masih terjaga.

Potensi wisatanya pun tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan beberapa daerah lain di Indonesia, bahkan bila dikelola secara profesional, bukan tidak mungkin pulau yang juga disebut dengan Pulau Putri ini akan menjadi objek wisata andalan yang mendunia.

Masih terjaganya keaslian alam pulau ini karena secara geografis letaknya yang sangat jauh dari daratan Pulau Jawa, yakni mencapai 80 mil laut atau sekitar 120 km sebelah utara Kabupaten Gresik.

Sehingga untuk ke sana, wisatawan harus menerobos gelombang Laut Jawa yang dikenal memiliki gelombang cukup tinggi mencapai 3 meter dengan menggunakan kapal fiber yang tersedia di wilayah itu.

Sementara bila menggunakan pesawat terbang, keberadaan lapangan terbang di pulau yang berpenduduk sekitar 250 ribu jiwa ini masih belum siap, sehingga mau tidak mau harus tetap menggunakan transportasi laut.

Tentunya akan menjadi tantangan menarik, sebab jauhnya jarak tempuh akan membuat wisatawan berlama-lama berada di tengah Laut Jawa, yakni sekitar tiga jam.

Belum lagi, bila ada ancaman gelombang setinggi tiga meter di laut yang bisa mengempaskan dan menenggelamkan kapal berbahan fiber.

Di sinilah tantangan yang akan didapatkan, karena dalam setiap detik perjalanan akan diliputi perasaan khawatir, sekaligus bisa menikmati pemandangan laut dan lalu-lalang kapal besar.

Menurut salah satu penumpang kapal, Driatmiko perjalanan laut menuju Pulau Bawean dibagi beberapa fase pengalaman yang akan didapat penumpang atau wisatawan.

Fase satu jam pertama, penumpang akan disuguhi pemandangan kapal-kapal besar pengangkut ratusan peti kemas yang lalu-lalang datang dan keluar dari Pelabuhan Gresik.

Fase dua jam berikutnya, ketika kapal sudah melewati ramainya Pelabuhan Gresik merupakan fase yang mengkhawatirkan, sebab kapal berada di tengah laut lepas dan sisi kiri serta kanannya hanya dijumpai laut.

Disinilah kerawanan gelombang tinggi yang biasa terjadi, sebab arus serta anginnya sangat kencang, bahkan beberapa waktu lalu lambung kapal pernah pecah karena ganasnya arus dan gelombang laut.

Untunglah dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, karena penumpang dapat ditolong nelayan pencari ikan yang kebetulan lewat di tengah laut.

Usai melewati fase kedua, barulah fase aman karena gelombang tidak lagi tinggi, dan dari kejauhan laut dataran Pulau Bawean sudah nampak.

Kemudian satu jam sebelum mendekati Bawean, wisatawan akan disuguhi birunya air laut serta hamparan pulau-pulau kecil yang terlihat "melambai-lambai" dan berucap selamat datang.

Di sinilah keindahan pulau yang memiliki beragam obyek wisata alami itu akan terlihat, bak perawan yang belum terjamah oleh dunia luar dan polosnya beberapa penduduk lokal menambah daya alami pulau ini.

Setengah jam sebelum merapat ke Bawean, nampak pula beberapa anak kecil dan penduduk yang berdiri dan siap menyambut untuk membantu menurunkan barang wisatawan dari kapal.

"Inilah Pulau Bawean, pulau yang tidak bisa semena-mena kita datangi dan langsung pergi, karena transportasi ke sini tidak bisa dilakukan setiap hari," kata penumpang lain yang berujar kepada temannya sambil menunjukan beberapa lokasi wisata yang nampak dari pelabuhan.

Obyek Wisata Bawean
Setelah singgah di Pulau Bawean, ada beberapa obyek wisata yang bisa dikunjungi dan patut menjadi catatan bila anda berkunjung kesana.

Namun sebelumnya, anda perlu mengenali terlebih dahulu lokasi Pulau Bawean yang secara administratif terbagi menjadi 2 kecamatan, yakni Kecamatan Tambak dan Sangkapura.

Salah satu obyek wisata pertama kali yang bisa dijumpai adalah pesisir pantai Labuhan dan Mayangkara yang terletak di lapangan terbang Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak.

Selain itu, Bawean yang dikelilingi pegunungan juga melahirkan air terjun indah di kawasan Tambak dan Sangkapura, masing-masing bernama Grujukan Kuduk-Kuduk dan Air Terjun Talomon.

Dan bagi pecinta tracking, bisa mencoba perbukitan indah di Dusun Panyal Pangan dengan keindahan topografi alamnya yang dikelilingi hutan tropis yang cukup lebat dan rimbunan pepohonan tua.

Belum lagi Pesona Danau Kastoba yang dapat digunakan melepas lelah karena tenangnya lokasi danau yang terletak di Tanjungori ini.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Kadisbudparpora) Gresik, Tarso Sagito kekayaan dan potensi wisata di Pulau Bawean sangatlah beragam.

Meski demikian, pihaknya mengakui bila banyak kekurangan terutama masalah transportasi dan infrstruktur jalan, sehingga sangat sulit dijangkau.

Untuk itu, Pemkab Gresik berencana menggandeng sejumlah investor untuk menggarap Bawean menjadi obyek wisata handal dan mengalahkan pamor Pulau Bali.

"Apalagi disana dikelilingi laut dengan pantai berpasir putih. Dan kami yakin Palau Bawean bakal sejajar dengan Bali atau Lombok," ucapnya.

Salah satu solusinya adalah menyelesaikan penggarapan lapangan terbang Bawean yang ditarget akhir tahun ini selesai, dan memperbaiki jalan sepanjang 53 km di jalur lingkar Bawean.

"Selain itu, kita juga akan mendatangkan kapal baru yang akan memperlancar pelayaran Gresik-Bawean tanpa adanya rasa khawatir, sebab kapal yang berbahan aluminium ini dijamin aman selama perjalanan menembus Laut Jawa," tukasnya.(*)

Sumber : Antara Jatim

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean