Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Multazam (Mahasiswa UIN)
Terpilih Sebagai Ketum IPMABAYO

Multazam (Mahasiswa UIN)
Terpilih Sebagai Ketum IPMABAYO

Posted by Media Bawean on Rabu, 03 Juli 2013

Media Bawean, 3 Juli 2013

Dari Jogja untuk Bawean

Sabtu, 29 Mei 2013 lalu Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Bawean Yogyakarta (IPMABAYO) menghelat acara tahunan organisasi dalam rangka suksesi kepemimpinan dan evaluasi kepengurusan IPMABAYO periode 2011-2012. Selain dihadiri oleh para anggota aktif, acara yang bertempat di kompleks masjid Al-Ghifari Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta itu juga dihadiri oleh beberapa calon mahasiswa baru (calon anggota IPMABAYO), Alumni, warga Keluarga Bawean Yogyakarta (KBY), serta perwakilan pengurus Ikatan Mahasiswa Gresik (IMAGE).

Acara diawali dengan sesi serimonial, mulai dari sambutan ketua panitia, ketua IPMABAYO, hingga KBY. Dalam sambutannya Ir. Faishol—selaku perwakilan KBY banyak berharap kepada IPMABAYO sebagi organisasi mahasiswa dan pelajar satu-satunya di Yogyakarta bisa menghimpun dan menjadi media penempaan dan pembelajaran bagi anggota-anggotanya. Peria yang akrab dengan panggilan pak Faishol itu adalah sesepuh asal Bawean yang terbilang sukses di dunia usaha. “Kalau adik-adik IPMABAYO ingin mendapatkan penghasilan yang tidak terbatas, jadilah pengusaha. Saya siap mementori adik-adik” tandasnya saat memberikan sambutan dan membuka stadium general dan Suksesi IPMABAYO secara simbolis.


Sejalan dengan tajuk “Sambung Rasa Menuju Satu Bawean”, usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan acara sharing dan bincang-bincang santai ke-IPMABAYO-an. Mulai dari sejarah dan napak tilas IPMABAYO sampai pada tantangan-tantangan yang akan dihadapi IPMABAYO kedepan. “Refleksi Ke-IPMABAYO-an di forum ini sangatlah penting tidak hanya untuk merajut kembali persaudaraan dan kekeluargaan di negri rantau, namun juga untuk merevitalisasi nilai-nilai keorganisasian” tegas Abdul Khalid, salah satu senior di IPMABAYO.

Mantan Presiden Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga itu juga menegaskan bahwa IPMABAYO sebagai organisasi daerah, jangan sampai kehilangan spirit awalnya dimana tujuan utama organisasi adalah untuk ikut memikirkan dan memberikan sumbangan resolusi atas persoalan-persoalan krusial di tanah kelahiran, Bawean. “Jangan dikira perubahan-perubahan mendasar di Bawean saat ini kita rasakan, mulai dari persoalan transportasi, listrik, sampai jalan lingkar Bawean merupakan sesuatu yang geratis. Itu semua adalah hasil dari jerih payah perjuangan mahasiswa bersama masyarakat” tandasnya

Diskusi menjadi lebih hangat ketika Zamaahsari A. Ramzah, salah satu alumni IPMABAYO yang sudah berkarir di Jakarta, memberikan kesaksian saat masa-masa indah berorganisasi di disaat menempuh studi Yogyakarta dulu. Staff Ahli DPR RI itu menuturkan bahwa IPMABAYO saat ini patut bersyukur karena telah berhasil mempatkan kader-kader terbaiknya duduk di posisi-posisi stragis organisasi. “hampir semua organisasi kehamasiswaan telah pernah ditempati kader-kader terbaik IPMABAYO. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa Bawean tidak kalah saing dengandaerah lain” ungkapnya berapi-api disambut tepuk tangan peserta

Acara inti baru dimulai pada pukul 10:45. Meski terbilang cukup larut, tetap saja tak membuat semangat peserta sidang surut. Perdebatan yang cukup alot mulai tampak pada pembahasan tata tertib sidang. Masing-masing peserta mencoba berargumen berdasarkan rasionalisasinya masing-masing. Sidang semakin memanas saat pembahasan syarat-syarat pencalonan. Forum terbagi dua kubu. Kubu pertama menginginkan perubahan pasal yang menyatakan, “bakal calon ketua IPMABAYO tidak sedang menjabat pengurus harian di organisasi lain yang memiliki AD/ART” menjadi, “bakal calon ketua IPMABAYO tidak sedang menjabat ketua umum di organisasi lain yang memiliki AD/ART”. Perubahan dimaksudkan agar para kader IPMABAYO yang sebagian besar aktif dan menjabat posisi penting di berbagai organisasi baik intra kampus maupun di luar kampus, berkesempatan untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum IPMABAYO. Sedangkan kubu yang lain mengingikan tidak ada perubahan pada pasal tersebut dengan harapan ketua terpilih nantinya dapat berfokus pada IPMABAYO. Upaya musyawarah menuju mufakat tidak mencapai final. Pimpinan sidang berupaya melakukan voting. Sayangnya, satu pihak menolak upaya voting karena dianggap tidak fair. Jalur terakhir, sebagaimana tertera di dalam tata tertib sidang, lobying-pun dilakukan. Perwakilan masing-masing kubu dikumpulkan untuk melakukan negosiasi hingga akhirnya pilihan pergantian redaksi pasal disahkan.

Tepat pukul tiga dinihari, pemilihan ketua umum IPMABAYO dilakukan. Tiga nama diusulkan sebagai calon: 1. Multazam (mahasiswa UIN), 2. Nana (mahasiswi UIN), 3. Buchory (mahasiswa UGM). Pada saat penyampaian visi dan misi, Buchory menyatakan pengunduran diri sebagai calon karena berbagai alasan, khususnya alasan berbagai kesibukan di kampus. Akan tetapi, peserta sidang tidak menerima alasan tersebut sehingga tiga nama tetap maju sebagai kandidat.

Penghitungan suara menghantarkan Multazam sebagai ketua terpilih dengan perolehan suaru 45%. Sedangkan dua nama lainnya, Nana dan Buchory, masing-masing memperoleh suara 20% dan 35% suara.


Serah terima jabatan dari ketua demisioner kepada ketua terpilih mengahiri rangkaian acara suksesi IPMABAYO 2013. Terpilihnya Multazam sebagai ketua umum IPMABAYO diharapkan dapat membawa organisasi dengan penuh amanah dan bertanggung Jawab sebagaimana visi yang diungkapnya, yakni: “Terwujudnya kader IPMABAYO yang intelekt dan peka terhadap persoalan-persoalan sosial di Bawean. [boeboyan]



SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean