Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Jhukok Semur dari Pulau Bawean

Jhukok Semur dari Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Jumat, 01 November 2013

Media Bawean, 1 November 2013

Pada umumnya orang mengenal nama lauk semur, adalah daging yang berkuah berwarna cokelat kecap dan seringkali lauk tersebut dihidangkan dengan campuran kentang atau tahu goreng.

Tapi masakan khas dari sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa, sekitar 80 mil atau 120 kilometer sebelah utara Gresik, itu terbuat dari ikan tongkol.

Tidak salah kalau masyarakat Bawean lebih ahli mengolah menu ikan laut, karena sebagian besar penduduk Bawean bermata pencaharian sebagai nelayan.

"Para nelayan seringkali harus mecari ikan ke laut dalam waktu cukup lama, sehingga keluarga memberi bekal nasi bungkus daun pisang dengan lauk yang bisa tahan lama, salah satunya adalah semur tongkol," kata Lilies, salah seorang warga Bawean yang gemar mengolah masakan tradisional setempat.

Menurut Lilies, masakan khas bawean itu sulit ditemukan di daerah lain, bahkan di Bawean sendiri jarang dijumpai pedagang yang khusus menjual masakan legit ini, kecuali ada kerabat yang bersedia membuatkan.

Sebenarya, ragam masakan khas Bawean itu cukup banyak, seperti gulai nangka muda, sambal goreng teri kacang, serundeng ikan tongkol, sedangkan jajanan khasnya lainnya ketan salak gula merah dan krupuk ikan.

Ia menuturkan cara memasak semur tongkol Bawean ini cukup mudah. "Salah satu syaratnya, ikan tongkol harus segar, krena ikan segar akan menghasilkan rasa gurih dan masakan tahan lebih lama, sekalipun tanpa bahan pengawet," kata Lilies yang mempunyai enam bersaudara itu.

Ia memperagakan cara masak semur tongkol, yakni pertama-tama tongkol segar itu dibersihkan dulu, kemudian dipotong-potong dengan ukuran sesuai selera dan direndam dengan air asam dan garam untuk menghilangkan bau amis.

Sesudah itu, ikan digoreng hingga kering dan warnanya agak kecokelatan. Sisa minyak tidak perlu dibuang tapi sebagian dibuat mengolah bumbu atau rempah-rempah yang telah dihaluskan, seperti merica, kayu, manis, garam dan gula, ditambahkan bunga cengkih dan kecap manis.

Setelah bumbu-bumbu itu ditumis dalam minyak tadi, tongkol yang sudah digoreng dimasukkan dengan ditambahkan sedikit air. Masakan dibiarkan sampai mengental dan terakhir, saat menghidangkan, lauk tersebut ditaburi bawang putih dan brambang atau bawang goreng untuk membuat masakan itu terasa harum dan lezat.

"Lauk ini bisa dihdangkan dipadu padankan dengan masakan sayur urap dan tahu goreng," kata Lilies yang tutur bahasanya mirip dengan tutur Bahasa Madura itu.

Ia mengaku pernah ingin menggerakkan warga Bawean, khususnya para perempuan di daerah itu-- karena selain sebagai nelayan dan petani, sebagian warga Bawean juga menjadi TKI di Malaysia dan Singapura-- untuk mempopulerkan beragam masakan khas Bawean itu.

"Sebenarnya masakan khas Bawean berpeluang dipromosikan ke luar daerah, bahkan luar negeri mengingat sebagian besar di antara mereka telah mempunyai status penduduk tetap, baik di Singapura, Malaysia, Australia dan Vietnam," ungkap Lilies yang dikenal orang sebagai Boyan, maksudnya orang Bawean. (*) 

Sumber : Antara Jatim

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean