Media Bawean, 23 Desember 2013
Warga dusun Duku, desa Sungairujing, kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik terancam kehilangan rumah sehubungan longsor telah melanda sejak tadi siang (senin, 23/12/2013). Bencana longsor terjadi diakibatkan curah hujan yang tinggi, sehingga tanah ditebing bergerak akibat labil.
Tambrani Saofan, Kepala Desa Sungairujing ditemui Media Bawean di lokasi bencana mengatakan longsor terjadi untuk kedua kalinya selama tahun 2013. "Bencana longsor kedua lebih besar dibanding pertama, diantaranya masjid sudah miring dan tanahnya bergerak,"katanya.
Ada sekitar 3 rumah penduduk dibagian atas mengalami kerusakan, diantaranya dinding rumah pecah-pecah dan bagian lantai terlihat merekah akibat pergerakan tanah. Sedangkan dibagian bawah ada sekitar 6 sampai 9 rumah penduduk mengalami hal yang sama.
Anehnya ada salah satu warga yang rumahnya terkena longsor pertama menyatakan akan tetap bertahan di rumah sehubungan tidak memiliki tempat tinggal lainnya. "Malas pindah, menunggu bantuan dari pemerintah ternyata sampai sekarang belum ada,"paparnya.
Ironisnya orang tua yang tidak bersedia pindah dan bertahan di rumahnya, terlihat usia sudah lanjut usia dan satu keluarganya dalam kondisi sedang sakit.
Kades Sungairujing merespon harapan warganya, menyatakan sudah mengajukan permohonan bantuan, tapi sampai sekarang belum ada bantuan.
Abdul Adim, Camat Sangkapura dihubungi Media Bawean, memohon kepada seluruh warga Duku, desa Sungairujing yang rumahnya terancam terkena bencana longsor untuk pindah mencari tempat yang aman. "Seluruh warga wajib pindah ke lokasi yang aman dari bencana longsor,"ujarnya.
"Bencana longsor di Sungairujing sudah dilaporkan kepada Bupati dan Wakil Bupati Gresik, termasuk bagian penanggulangan bencana di Kabupaten Gresik,"tuturnya.
Kondisi di lokasi bencana terlihat kesibukan warga bergotong royong sedang menyelamatkan isi didalam rumah, serta mengamankan bagian rumah. Sementara hujan turun di Pulau Bawean, sudah 2 hari sampai sekarang. (bst)